42

16.6K 2.2K 991
                                    

vote komen and subrets, yang masih bangun baca dulu abis itu bobok ya syg :)

###










🎵location unknown

Jimin menatap punggung itu dari belakang, berjalan setapak setelah keluar dari kantor polisi untuk memberikan kesaksian

Tidak peduli dengan motor yang ia bawa, terlalu khawatir dengan gadis yang masih memakai almamaternya untuk menghangatkan tubuh

Jimin tahu, Hana pasti akan menolaknya untuk pulang bersama, akhirnya jimin memilih untuk mengikuti gadis itu dari belakang, memastikan dia baik baik saja dari jauh, seperti tadi ketika hana naik kendaraan online

kupluk itu menutupi kepalanya, kini jimin sudah memakai hoodie hitam yang ia simpan di tas agar hana tidak menyadarinya,

jimin memerhatikan gadis itu, sesekali melihat nya terdiam, sambil mengusap matanya, tanpa perlu melihat jimin pasti tahu bahwa hana menangis

hana belum pernah seperti ini sebelumnya

gadis itu lebih sering menangis di hadapannya, jujur saja, jimin sangat menyukai dimana gadis itu rapuh hanya padanya

itu seperti.. hana telah mempercayai nya untuk memperlihatkan diri nya yang asli

tapi lama kelamaan dia benci tangisan hana

jimin merasa bersalah, walaupun bukan kesalahannya atau orang lain, tapi hatinya terasa sakit

sempat berpikir hana yang sekuat baja ini ternyata cengeng, tapi pemikiran itu terdengar sangat tidak mungkin, gadis itu hanya terlalu lama memendam lukanya...

sendirian.

Sementara itu, hana berkedip, membuat air mata yang menggenang mulai berjatuhan,

sesekali memandangi jalanan lengang di sampingnya, matanya berkaca kaca, membuat penglihatannya memburam

'kenapa nyesek banget ya'

'astaga, harusnya gua gak kaget sama sifat brengsek jimin, tapi tetep aja sakit banget'

'dia lebih mentingin jira? terus mana omongan manis dia waktu itu? mana buktinya dia suka gua?'

'hana lu bodoh banget sih, mana mungkin dia suka sama lu bego, sadar diri anjing'

'udah muka jelek, item, keset welkam, alas sepatu, bikin muntah, siapa yang mau suka sama lu? enggak ada!'

hana menghentikan langkahnya, dia menoleh ke belakangnya, memerhatikan trotoar yang hanya ada tukang batagor dan beberapa pelanggannya, berharap apa hana? berharap jimin maksa dia pulang? mustahil, paling cowok itu pergi kerumah sakit demi jira

pemikiran negatif membuat hatinya nyeri, telapak tangan itu merambat, merasakan detakan jantungnya yang teratur, namun tidak dengan hatinya

"YA TUHAN SAKIT BANGET"

gadis itu lanjut berjalan, lebih banyak menunduk dan menghapus air matanya kasar

"gapapa Han, keluarga sama kisah cinta lu buruk, siapa tau lulus sekolah Tuhan kasih lu rezeki jadi ibu kos 30 pintu" - seru hana dengan semangat, tidak peduli dengan pejalan kaki yang memerhatikannya

Miris, memang miris rasanya jika menyemangati diri sendiri yang bahkan masih ragu dengan kebahagiaan yang dia tunggu

Bagaimanapun, dia harus punya kekuatan untuk hidup, bukan?

Melewati lampu demi lampu jalan, jimin memasukkan kedua tangannya ke dalam hoodie, berusaha keras untuk tidak membuat  perempuan yang memaki nya sedari tadi menyadari keberadaannya 

KENTANG ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang