55

16.2K 2.3K 1.7K
                                    

boleh kakak--vote komennya kakak..

boleh kakak--vote komennya kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

####





Pandangan hana kosong, melihat ke depan dengan memeluk tubuhnya sendiri, lelah rasanya.. terlalu lelah bahkan untuk menangis

"bisa, lu bisa Han"- jimin menatap hana penuh keyakinan, tersenyum lalu mengusap kepala gadis itu,

hana menatap netra teduh milik jimin, tak ada sedikitpun keraguan disana---dia mengatakan dengan yakin bahwa hana bisa, padahal.. hana tak yakin dengan dirinya sendiri

"lu tau gak sih, kenapa temen temen lu pada ngerendahin lu kayak gitu?"- suara jimin terdengar lebih berat

hana menggeleng pelan,

"karna mereka mau ngancurin kepercayaan diri lu, biar lu jadi males belajar, padahal, mereka takut banget kalo lu nyoba belajar, takut bakal tersaingi"-

jimin melihat ke sekeliling kamar hana, pandangannya jatuh pada sebuah rak kaca yang di tutup kain abu abu yang berdebu

seperti telah ditutup bertahun tahun lamanya

membuka kain itu hingga memperlihatkan seluruh isi dari rak kaca usang, beberapa penghargaan dan sertifikat, medali yang dibiarkan berserakan, jimin menghela nafas

membuka pintu kaca lalu mengelap debu yang menempel di piala piala itu, ada sepuluh---- dan sisanya berupa medali

jimin melihat tulisan yang terukir disana

'olimpiade sains juara 1'

jimin tersenyum tipis, sedikit terkejut karna hana sepintar ini dulu..

ada empat penghargaan dari olimpiade, semuanya juara satu kecuali salah satunya, juara tiga tingkat kabupaten

yang lainnya ada lomba mengarang dan hal hal berbau kesenian

dan juga...

"anjir Han, lu siswi ter-Sholehah dulu????"- jimin menatap terkejut salah satu medali hana, mulutnya menganga tak percaya

hana yang masih bersedih menatap jimin horor, berdecak kesal kemudian beranjak, merampas medali itu dari tangan jimin

"iya!! kenapa?! masalah buat lo?!"

jimin membola, "KALO SHOLEHAH NYA KAYAK LU, TEMEN TEMEN LU GIMANA ANJIR"

"Ck, ya dulu gua ini kalem, rajin, suka piket, shodaqohnya lancar"

"terus kenapa..."

"DI BULLY! GUA DULU DIBULLY LU GAUSAH SOK GATAU DEH"- hana melempar medali itu ke dalam lemari kaca hingga menimbulkan suara keras

Jimin menahan tangannya, hana berdecih sinis, "lepas!"

namun jimin tak mengindahkan perkataannya, malah mendekatkan tubuhnya pada hana, memeluk gadis itu dalam dekapan hangat

KENTANG ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang