Happy Reading
●Gatra duduk di tepi kasur. Menyuapkan bubur kepada Aletta. Aletta sangat malas rasanya untuk makan. Apalagi sekarang, gatra tengah marah kepadanya.
orang sakit malah di marahin..
Mengunyah, walaupun rasanya sedikit sakit. Untung saja, rasa sakit saat ia menelan makanan tidak seperti saat radangnya kambuh sebelum-sebelumnya. Tetapi, tetap saja ini sakit.
"Udah ya, sakit." ujar Aletta
Gatra hanya menatapnya datar. Menaruh mangkok berisikan bubur keatas meja dan memberikan segelas air putih kepada Aletta.
Hanya berdua didalam ruangan tersebut. Mila mamanya sudah balik kerumah untuk mengurus Alaka. Untung saja Tata tidak ada jam kuliah hari ini, jadi Alaka ada yang menjaga saat mama nya menghampiri dirinya yang pingsan disekolah. Ada-ada saja, dasar alay.!
"Siapa suruh ngeyel? Kan aku udah bilang, jangan minum es, jangan minum soda. Apalagi yang manis-manis. Leher kamu itu sensitif, masih aja. Capek aku ngasih tau kamu kalau kamunya tetap keras kepala gini." ocehnya
Alett hanya menunduk "Iya maaf. Janji gak lagi." ucapnya dengan suara yang begitu pelan
"Gak lagi? Udah gini baru kamu bilang gak ulang lagi. Nanti-nanti kamu khilaf terus lakuin hal yang sama ta. Kamu tuh buat apasih nyakitin diri kamu sendiri? Udah tau kan sakitnya gara-gara itu, masih aja dilanggar. Kenapa sih, aku ngasih tau kamu gak mau nurut? Kamu bosen aku kasih tau? atau.."
"Enggak!" potongnya cepat "Aku gak bosen kamu kasih tau. Jangan bilang gitu, aku sama sekali gak bosen. Akunya aja yang keras kepala." potongnya. Matanya sudah terasa terisi air yang ingin jatuh. Namun, ia berusaha untuk menahannya.
"Kamu tuh kurang minum air putih. Makanya kamu mimisan. Cairan yang masuk gak sehat semua. Gak ada untungnya lettaa..,"
"Iya iya udah. Maaf, aku salah. Maafin, jangan marah-marah lagi." Kini air matanya sudah jatuh. Jatuh membasahi pipinya. Lehernya terasa sangat sakit untuk berbicara. Apalagi menahan tangis yang ingin pecah.
Ia segera mengusap pipinya yang basah. Menatap lekat mata gatra yang terlihat begitu emosi. Ia bodoh sudah tidak menurut apa kata gatra. Kata orang yang selalu ingin melindungi dirinya. "Maaf yaaa," ujarnya tersendu-sendu. "Maafin akuuu," ucapnya dengan bahu yang bergetar. Tangis yang sudah tidak dapat ia tahan lagi.
"Gak usah nangis. Udah gini baru nangis. Salah sendiri."
Aletta hanya diam. Menangis dan terus menangis. Lehernya sangat sakit, tak mampu untuk berucap.
"Lap air mata kamu." suruhnya dengan begitu dingin. Sangat dingin "Lap air mata kamu, terus tidur, istirahat. Gak usah nangis." lanjutnya.
Aletta hanya diam dan berusaha mengelap air matanya. Masih sesegukkan, ia memalingkan wajahnya dan berbaring membelakangi gatra. Ia masih menangis walaupun dalam diam.
"Gak usah nangis. Udah." ucap gatra. Aletta hanya memejamkan matanya, tidak ingin gatra semakin marah kepadanya. Ulah perbuatan yang ia lakukan sendiri, dan sekarang? merugikan dirinya sendiri. "Aku keluar dulu. Gak usah nangis lagi." ucapnya yang masih terdengar begitu dingin.
Merasa Gatra sudah tidak berada di ruangannya, ia membalik badannya. Menghadap langit-langit ruangannya. Air matanya kembali jatuh. Betapa bodohnya, ia tidak menuruti permintaan gatra demi kebaikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta 2
Teen Fiction... " Loe suka gak sama sifat egois gue? Tapi gue gak perlu jawaban dari loe atas pertanyaan gue. Karna egois gue, gue nggak mau loe pergi dari hidup gue, gue nggak mau ngelepasin loe, dan nggak mau loe disakitin.." "Peduli amat bacotan orang-orang...