"K-kok kamu di sini?"
Taehyung jelas terkejut bukan main. Ia bingung sendiri, selama empat bulan bekerja di perusahaan ini mana pernah ia melihat orang itu. Kok tau-taunya muncul begitu saja seperti hantu.
"Eh, Taehyung kenal sama Yoongi?" Woohyun memandangi dua orang itu bergantian.
"Y-ya" Taehyung mengusap tengkuknya, kikuk, "Bisa dibilang kenal, bisa dibilang tidak juga sih."
Yoongi hela napas pendek, "Pak, bisa tidak kita bicarain kepentingan saya dulu?" tukasnya sembari mengabaikan Taehyung.
"Ooh, oke oke. Ada apa?" Woohyun segera mengalihkan atensinya pada Yoongi.
Yoongi memberikan sebuah amplop putih pada Woohyun, "Saya mau mengundurkan diri, Pak. Tadinya itu surat mau saya langsung kasihkan ke Pak Myungsoo tapi berhubung saya tau dia pasti bakal drama dulu, makanya saya mau titip ke Pak Woohyun saja. Bisa ya?"
Woohyun mengernyitkan dahi, pun Taehyung yang kini pasang wajah tak mengerti.
"Kamu ada masalah apa sih, Yoon? Sayang lho kamu sudah hampir empat tahun di sini terus mau resign begitu saja."
"Berhubung Pak Woohyun tanya, ya sudah saya jawab jujur saja ya, Pak" Yoongi menghela napas panjang, "Saya terganggu sama anak baru di pabrik rubber, Pak. Pusing saya nanganinnya."
"Orang galak macam kamu bisa pusing juga, Yoon?" Si Woohyun malah menggoda. Yoongi decah sebal.
"Pak, serius ini. Saya berkali-kali curhat sama Pak Myungsoo tapi disepelekan terus. Pikirnya saya nanti juga terbiasa sama anak baru itu. Tapi nih Pak, maaf maaf saja, kalau berurusan sama penanganan mesin sih tidak masalah. Mau dia bodohnya gimanapun saya pasti bakal sabar buat ngajarain. Tapi yang ini udah beda persoalan, Pak."
"Oke, apa itu?"
"Sebenarnya masalah pribadi tapi- ugh! Pokoknya saya jadi malas kerja kalau digodain terus sama dia, Pak. Gara-gara dia suka godain saya, seisi pabrik jadi ikutan godain saya juga. Bilang saya seksi lah, bilang saya manis lah. Risih saya tuh Pak, terganggu kerjanya kalau begini terus."
"Dia suka kali sama kamu," ini Taehyung yang tiba-tiba nyeletuk. Yoongi sontak mengalihkan pandangan ke arahnya.
"Hah? Apa katamu tadi?"
Taehyung mengendikkan bahu, "Kalau saya boleh sok tau ya, paling dia cuma ingin dapetin perhatian dari kamu. Orang lagi pedekate kan memang suka ngeselin."
Yoongi tak menyahut, ia memilih untuk kembali bicara dengan Woohyun.
"Pak, saya minta Pak Woohyun bujuk Pak Myungsoo buat tanda tanganin surat pengunduran diri saya ya. Kalau saya tetap ditahan di sini, itu artinya kalian sama saja menyiksa batin dan raga saya, Pak," ucap Yoongi, kali ini dengan wajah memelas.
Woohyun menggaruk kepalanya yang mendadak gatal, "Ini kenapa dalam satu hari ada-ada saja sih permintaan dari para mekanik andal ini? Ck, saya jadi ikutan pusing."
"Pak, saya kan cuma minta dipindahkan dari line 5, bukan mau resign," ucap Taehyung pelan.
"Ya, dan saya juga mau minta dipindahkan. Pindah tempat kerja maksudnya," susul Yoongi yang lantas membuat Woohyun menghela napas jengah.
"Oke oke, begini saja," Woohyun menatap Taehyung dan Yoongi bergantian, "Saya sudah cukup lama mengenal kalian dan saya tau kemampuan kalian menangani mesin tidak bisa diragukan. Apalagi Yoongi yang memang sudah cukup senior di sini. Tanggung jawab saya di sini sebenarnya lebih ke bagian Taehyung di assembly team, untuk Yoongi sepenuhnya tanggung jawab Myungsoo. Tapi berhubung kalian menemui saya begini.. ya sudah lah, saya tangani dengan cara saya saja ya."
Taehyung menaikkan satu alisnya, "Tidak jadi rembugan dulu, Pak?"
"Kelamaan ah udah. Lagipula ini masalah sepele. Nanti saya bicarakan sama mereka belakangan saja."
"Jadi?"
Woohyun merangkul bahu Yoongi dengan lengan kiri dan merangkul Taehyung dengan lengan kiri.
"Dari pada resign, mendingan kamu jadi partner Taehyung saja gimana Yoon?"
"Hah?!" Yoongi melotot, kaget. "Kok begitu?"
Taehyung juga tidak kalah kaget, tapi diam-diam ia tersenyum kecil mendengarnya.
"Saya bakal kabulkan permintaan Taehyung dengan pindah ke rubber assy dan jadi asisten mekanik Yoongi. Bagaimana?"
"Wah Pak, apa itu namanya tidak menambah beban saya?" Yoongi tidak terima, ia melepaskan diri dari rangkulan Woohyun.
"Lho, Taehyung bukan anak baru lagi di sini Yoongi. Dia sudah empat bulan bekerja dan hasil pekerjaannya memuaskan. Lagipula ya, sebenarnya masalah kalian tuh setipe; kalian tidak cocok dengan partner kalian. Itulah makanya..
Saya kawinkan saja kalian berdua, siapa tau cocok kan? Toh sepertinya kalian juga sudah saling kenal."
Taehyung memasang senyum tipis tatkala Yoongi menatapinya sinis.
Ada perasaan senang yang bercampur dengan rasa lain mendera dalam dada. Terlalu sulit dijabarkan dengan kata-kata.
"Bagaimana? Deal jangan nih?"
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Loveliest Partner (Taegi) ✔
FanfictionInginnya sederhana; berawal dari teman masa kecil, lalu berujung menjadi teman hidup selamanya. Sekiranya itulah yang ada di dalam benak Taehyung ketika bertemu kembali dengan Yoongi. It's Taegi AU. Story - Written by Chaerachae