MLP; Sixteen

1.5K 299 38
                                    

Seoul, 2005 akhir

"Eh? Taehyung bawa bekal lagi?"

Taehyung menoleh ketika Seulgi beserta gengnya menghampiri di salah sudut kantin sekolah. Yang disapa hanya berikan senyum tipis.

Omong-omong, Seulgi inilah yang belakangan coba mendekati Taehyung. Tapi sebenarnya bukan hanya dia, teman satu gengnya- Sujeong, pun dengan kentara menunjukkan ketertarikan lebih. Mereka bukan teman sekelas Taehyung, tapi sempat bertemu di satu kelompok dalam orientasi sekolah. Dan di situlah kedua gadis itu mulai melancarkan aksi pendekatan pada Taehyung.
Jadi sudah tidak heran lagi kalau setiap jam istirahat sekolah, Seulgi dan kawan-kawan menghampiri Taehyung di kelas atau di kantin.

Respon Taehyung? Dia tidak terganggu tapi tidak juga meladeni. Taehyung hanya menghargai siapapun yang datang untuk bicara dengannya. Hanya itu. Tapi di mata Seulgi dan Sujeong, yang dilakukan Taehyung merupakan 'lampu hijau'.

"Tae, besok ngga usah bawa bekal lagi ya. Saya mau kok buatkan bekal buat Taehyung," Seulgi berucap dengan senyum merekah di wajah. Terlihat sangat antusias, berbeda dengan Taehyung yang tak terlalu acuh.

"Jangan mau makan bekal Seulgi, Tae. Dia kan ngga bisa masak. Makan masakan saya aja mau yaaa?" susul Sujeong tak mau kalah. Di sampingnya, Seulgi merespon dengan mendengus sebal.

"Ikut-ikutan aja kamu! Tae, jangan mau sama Sujeong, sama saya aja ya?" rayu Seulgi.

"Jangan! Plis Tae, sama saya aja. Seulgi ngiris bawang aja ngga bisa!" balas Sujeong sewot.

"Iihh! Tae, percaya deh, Sujeong masak ramyun aja gosong!"

"Bohong! Enggak, Tae. Sumpah saya bisa masak kok. Ibu saya yang ngajarin langsung lho!"

"Meskipun saya ngga suka masak, tapi demi kamu saya rela kok belajar."

"Udah, Taehyung sama Sujeong aja ya? Mau yaaa?" bujuk Sujeong sembari meraih jemari Taehyung untuk digenggam.

"Noo! Sama Sujeong kamu ngga bakal hepi!" Seulgi mendecih pada kawannya, "Kamu tuh kenapa sih sekarang jadi suka ikut-ikutan saya aja? Yang naksir Taehyung duluan kan saya!"

Sujeong merotasikan bola matanya terhibur, "Hah, apa kamu bilang? Memang kamu tau dari mana kalau kamu duluan yang naksir Taehyung? Cih. Sok tau!"

"Kamu kok ngeselin sih? Ngajak berantem?!"

"Kamu nantang saya? Kamu pikir saya takut?!"

"Eehhh! Maju sini kamu, dasar tusuk gigi bernyawa!"

"Kamu tuh yang tusuk gigi!"

"Kamu!"

"Kamu! Pokoknya kamu!"

Taehyung hela napas lelah. Ia putuskan untuk meninggalkan dua gadis yang saling beradu olok itu tanpa pikir panjang. Tapi sesaat matanya menangkap sosok yang selama ini hanya ia pandangi dari jauh. Entah kebetulan atau memang Yoongi yang juga melempar tatap pada dirinya, Taehyung tertegun dibuatnya.

"Bang Yo-"

Belum sempat Taehyung selesaikan kalimatnya, Yoongi keburu dirangkul oleh seseorang dan pergi dari sana. Sekilas Taehyung merasa Yoongipun hendak mengatakan sesuatu, tapi urung. Waktu datang secara tak tepat ketika kesempatan itu lewat dengan cepat.

...

"Lihat kan tadi? Taehyung itu populer. Sepertinya cuma dia murid kelas tujuh yang digandrungi sama semua gadis di sekolahan ini," Jaebum berucap sembari menyeruput jeruk hangatnya.

Yoongi yang berdiri di sebelahnya cuma gendikkan bahu, berusaha tak peduli, "Naik ke tribun aja yuk, biar lebih fokus lihat pertandingannya" ajaknya, alih-alih merespon celotehan sang kawan.

My Loveliest Partner (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang