Seperti biasa di hari Senin yang cerah ini. Aku harus bangun sepagi yang aku bisa, mematikan lampu, membuka gorden, memasak nasi beserta sarapan untukku dan Jelita, kemudian membangunkan Jelita, menyiapkan susunya, membuatkan untuk mau mandi di pagi hari, dan menyiapkannya untuk siap masuk sekolah. Kemudian aku, siap-siap berganti baju dan dandan ala kadarnya.
Syukur-syukur anakku tidak pernah terlambat sekolah.
Lain denganku. Jam kerjaku sampai diubah oleh HRD menjadi jam 9 pagi karena setiap aku kerja jam 8 pagi, pasti terlambat. Pasti. Absolute. Tapi begitu jam kerjaku berubah menjadi jam 9, aku selalu datang lebih awal.
"Telat lagi nggak lo?" Tanya Arinda. Teman sekantorku yang cukup dekat denganku.
"Nggak kok. Gue kerja jam 9." Jawabku sembari melihat jam di finger print machine. 8.21 pagi. 21 menit terlambat kalau aku kerja jam 8. 39 menit lebih awal kalau aku kerja jam 9. Ingin ku ubah lagi jam kerjaku menjadi 8.30. Tapi HRD-ku tentu saja akan menganggapku manja.
Tapi tidak masalah. Setidaknya anakku tidak terlambat, aku masih bisa sarapan pagi di kantor dan menyiapkan report untuk briefing pagi.
Ada syukurnya.
"Briefing jam 9.15 ya Wi. Nanti barengan ke office atas ya." Ujar Arinda. Aku menagguk tersenyum dan masuk ke dalam officeku.
****
Hello.......
Selamat datang di sequel...
Update terbaru masih lama yaaa
Yang mau saran gimana cerita ini akan berjalan, dipersilahkan. Tapi tetap berpatokan dari cerita yang sebelumnya yaaaa
You know what I meanLove,
Utami ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Here
General FictionSudah berapa tahun kami berpisah? 5 tahun betul? Selama itu aku merasa bebas hingga pertemuanku dengan pria berbuntut ini. Pertemuan ini, tidak seperti pertemuanku dengan yang sebelumnya. Berbeda. Aku seperti jatuh cinta. Kali ini dengan tepat. Semo...