21 🔞

361 32 10
                                    

Sebelum baca chapter ini, pastikan kalian play lagu di atas ini yaaa.

Song Recommended by Lyn - Even if One Day 🎧

Happy Reading :)


"Winwin, kok kamu masih disini sih?"

"Kamu sendiri ngapain?"

"Aku-ngumpulin makalah..." jawab Yerim terbata.

"Ya udah ayo pulang bareng." Ajak Winwin yang langsung melangkah tanpa menunggu jawaban gadis itu. Ia cukup yakin bahwa Yerim tidak akan menolak ajakannya.

Benar saja, kini mereka berdua sudah berada di mobil. Winwin menyetir mobilnya dengan tenang, tanpa berniat membuka obrolan dengan Yerim. Yerim sendiri juga tampak larut dalam pikirannya sendiri, gadis itu terus menatap keluar jendela dengan tatapan yang sulit dibaca.

Semburat kemerahan mulai tercetak di langit bagian barat dimana matahari itu mulai senyap secara perlahan di bawah garis cakrawala. Yerim baru saja sadar dari lamunannya setelah menyadari Winwin berbelok kearah yang berbeda dan memarkirkan mobilnya di pinggir taman kompleks. Gadis itu diam menatap Winwin yang kini bersandar di kursi kemudinya.

"Turun." Perintah Winwin seraya membuka pintunya dan keluar menuju taman. Yerim hanya diam menurut, mengikuti langkah Winwin yang berjalan menuju ayunan dan duduk disana. Sedangkan Winwin yang masih berdiri kini menghadap Yerim.

Suasana taman di sore hari ini sepi, biasanya ada anak-anak yang bersepeda atau bermain pasir disini. Berhubung sekarang ini sudah senja menjelang Maghrib, mereka semua pasti sudah pulang karena panggilan orang tuanya. Jadilah Winwin dan Yerim yang menjadi satu-satunya penghuni taman saat ini. Cahaya mentari kian menurun, sinar merah kekuningan itu kini hampir lebur berganti dengan langit kebiruan.

"Ada yang mau kamu omongin Win?" tanya Yerim yang yakin bahwa Winwin hendak mengatakan sesuatu. Gadis itu menatap Winwin khawatir.

Winwin tersenyum tipis sambil menaruh telunjuknya di bibir bawah Yerim, "Bibir ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winwin tersenyum tipis sambil menaruh telunjuknya di bibir bawah Yerim, "Bibir ini..." gantungnya sesaat. Sejurus kemudian Winwin langsung menyambar bibir Yerim dan melumatnya. Tangan kanan Winwin perlahan melingkar pada leher Yerim, membuat gadis itu tersentak dan secara spontan membuka mulutnya. Seketika itu lidah Winwin langsung masuk ke dalamnya dan menyapu seluruh rongga mulut Yerim. Yerim tidak mengerti, matanya justru terpejam tanpa sadar seolah memang sudah menerima ciuman itu. Berniat membalas rangkulan Winwin, laki-laki itu justru menyudahi aksinya. Yerim menatap diam Winwin yang terlihat menghindari kontak mata dengannya.

"Ayo pulang." Ajak Winwin sambil berjalan menjauh. Yerim gondok setengah mati melihat Winwin yang dengan tanpa dosanya melenggang pergi seolah apa yang baru saja ia lakukan adalah hal wajar bagi mereka.

"Winwin!" panggil Yerim yang berjalan setengah mengejar Winwin. Gadis itu meraih tangan Winwin supaya berhenti.

"Kenapa?" tak pernah menyangka jika pertanyaan bodoh itu lolos dari bibir Winwin begitu saja. Laki-laki itu menatap Yerim datar.

MISTAKEN | Winwin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang