Sesuai dengan rencana awal, sepulang sekolah Winwin dan Xiaojun bergegas menuju basecamp untuk mengembalikan matras yang dipinjam kemarin. Sebenarnya Winwin agak kesal karena matras itu bukan dia maupun Xiaojun yang menggunakannya, lalu kenapa harus mereka yang mengembalikan?
Setibanya di basecamp, mereka masuk dan menutup pintunya kembali namun tidak menemukan matras yang di maksud. Winwin mendengus pelan, kemudian duduk di kursi putar dan menyandarkan kepalanya diatas meja.
"Mana matrasnya? Udah dibalikin?" tanya Winwin dengan malas.
"Aku juga nggak tahu nih, perasaan tadi Kak Taeyong sendiri yang nyuruh. Apa dia lupa ya? Brengsek emang si Taeyong!" umpat Xiaojun yang tampak sengaja memancing reaksi Winwin sontak langsung membuat Winwin terbangun menegakkan posisi duduknya.
"Heh, Kak Taeyong bukan brengsek!" bela Winwin.
Xiaojun tertawa sarkas, "Kenapa nggak terima Win? Emang menurutmu Kak Taeyong itu kayak gimana?"
"Hngg-ya iya lah! Kak Taeyong itu baik, dia juga bertanggung jawab dan peduli sama anggota-anggotanya." Jawab Winwin sambil menatap Xiaojun yang kini mendekat ke kursi Winwin. Kedua tangan Xiaojun menggenggam kedua sisi pegangan kursi yang diduduki Winwin, membuat pergerakan Winwin terkunci karenanya. Tubuh Winwin meremang menyadari dekatnya jarak wajah mereka berdua saat ini.
"Oh, bukan karena kamu jatuh cinta sama Kak Taeyong?" tanyanya dengan suara berat. Winwin seketika mendelik kaget, tangannya yang gemetar perlahan mengepal karena takut.
Menyadari hal itu, Xiaojun jadi semakin semangat melanjutkan aksinya.
"Kenapa? Takut? Haha-" tawa Xiaojun membuat Winwin semakin merinding, tatapan matanya begitu nyalang dan jarak mereka saat ini begitu dekat hingga ia bisa merasakan terpaan hangat napas Xiaojun.
Winwin merasa sekarang ini Xiaojun sengaja memangkas jarak lagi diantara mereka, hidung mancung itu kemudian bersentuhan dan sedetik kemudian Xiaojun langsung melumat bibir Winwin dengan rakus. Winwin yang masih kaget justru tidak bisa melawan, tubuhnya terasa kaku dan entah mengapa Winwin hanya diam mengikuti alur ciuman Xiaojun yang semakin liar.
Mulai kehabisan napas, Winwin mencoba menjauhkan diri dari Xiaojun hingga akhirnya Xiaojun melepaskan ciumannya dan beralih pada leher putih Winwin. Winwin mendesah kaget dan masih mendorong Xiaojun menjauh.
"Hhhhh-Jun, lepas!" seru Winwin sambil mendorong pundak Xiaojun kuat-kuat.
"Kenapa? Bukannya kamu suka?" tanya Xiaojun yang tampak tidak senang dengan perlakuan Winwin.
"Kk-kata siapa aku ssu-suka?" bantah Winwin dengan gugup.
Xiaojun mendengus kasar, "Udah lah, nggak usah kamu tutup-tutupi lagi. Aku lihat semuanya kemarin, waktu kamu cium Taeyong di rumahmu."
"Hah?" pekik Winwin yang begitu kaget mendengar penjelasan Xiaojun. Padahal saat itu ia yakin tidak ada siapa-siapa dirumahnya selain mereka berdua.
"Iya, waktu itu dompetku ketinggalan di rumahmu jadi aku balik ke rumahmu dan-" Xiaojun menghela napas panjang sambil memijit pelipisnya. "Kenapa harus Taeyong sih?" lanjutnya.
"Mm-maksud kamu?" tanya Winwin kebingungan.
"Taeyong itu nggak suka sama kamu! Dia normal!" bentak Xiaojun.
"Jadi maksud kamu, aku nggak normal?"
"Bukan, sayang. Kita itu special. Kamu dan aku, itu special."
Winwin kembali melotot kaget, "Jadi-kamu-juga-" ujar Winwin dengan terbata.
"Iya dan aku udah dari awal merasa bahwa kita itu cocok." Kata Xiaojun sambil menangkup wajah Winwin dan mengecup dahinya singkat.
Seketika itu memori Winwin seolah berputar kembali pada saat ia pertama kali mengobrol dengan Xiaojun di taman kompleksnya. Hari dimana Winwin dan Yerim sedang menunggu waktu untuk latihan sepak bola dan secara tidak sengaja bertemu dengan Xiaojun dan Hendery yang membawa anjingnya, Cindy.
Ya, ia ingat betul bahwa saat itu Xiaojun terus menerus melakukan skinship dengannya. Winwin tidak menyangka itu adalah tanda cinta dari Xiaojun. Laki-laki itu kemudian menggeleng keras dan melepaskan tangan Xiaojun di pipinya.
"Nggak. Aku nggak bisa." Tolak Winwin seraya berdiri dari posisi duduknya, yang secara otomatis membuat Xiaojun memundurkan satu langkahnya.
"Kenapa?" tanya Xiaojun serius.
"Karena kamu bukan Kak Taeyong." Jawab Winwin tegas. Xiaojun kembali menghela napasnya kasar.
"Kak Taeyong nggak bakal cinta sama kamu!"
"Aku nggak peduli! Kalau itu bukan Kak Taeyong, aku nggak akan mau dengan siapapun!" tegas Winwin hendak pergi sesaat sebelum ia menghentikan langkahnya kembali dan berbalik menatap Xiaojun.
"Apa Hendery tahu soal ini?" tanyanya yang kemudian membuat Xiaojun terbelalak.
"Kalau sampai Hendery tahu, kamu adalah orang pertama yang aku cari." Finalnya kemudian melenggang pergi meninggalkan Winwin sendiri.
Winwin terduduk lemas di lantai begitu Xiaojun benar-benar sudah pergi. Kepalanya serasa pening akibat terlalu shock. Ia tidak menyangka jati diri aslinya yang mati-matian ia sembunyikan ternyata diketahui oleh seseorang. Winwin merasa hidupnya kini sudah tidak aman lagi, ia merasa sangat stress karena hal itu.
TBC
---Ngga tau ya maap aku ngetiknya sambil merem 🙈
Taeyong plis mundur, kamu gantengnya kelewatan. Aku pusing jadinya 🙈
Mampus lah bodo amat Yong 🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKEN | Winwin ✔
FanfictionCERITA TAHUN 2014 BELUM DIREVISI. Winwin itu... paling susah ditebak! Dibalik sifatnya yang agak tertutup itu, kadang dia jadi galak dan super ngeselin. "Gausah temenan sm aku, aku benci cewek berambut panjang!" Kadang dia jadi manja banget sambil p...