"WINWIN!" teriak Changwook yang langsung berhambur menghampiri Winwin. Pria itu duduk bertumpukan kedua lututnya di sisi ranjang Winwin, menatap anaknya yang meringkuk, memeluk erat kedua kakinya. Changwook baru saja menerima pesan dari Seojeon dan langsung menancap gasnya dengan cepat menuju rumah. Ia begitu terkejut melihat kondisi anaknya yang tampak ketakutan.
"M—maaf, Winwin salah—ampun..." lirih Winwin dalam pelukan dirinya.
Cangwook ikut panik, baru kali ini ia melihat anaknya seperti itu. Lantas ia meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.
Satu...
Dua...
Tiga...
"Halo?"
Changwook bernapas lega untuk sejenak, ia tahu bahwa teman lamanya itu selalu bisa diandalkan.
"Seojeon-ah, tolong aku. Aku tidak tahu harus bagaimana..." ujar Changwook dengan suara gemetar.
"Aku sudah didepan rumahmu." Seojeon langsung menutup sambungan teleponnya dan langsung berhambur masuk.
.
.
.
.
"Seojeon! Apa yang harus ku lakukan?" Changwook langsung saja berdiri begitu melihat Seojeon berjalan mendekat. Seojeon mengusap wajahnya kasar, ia tampak sama khawatirnya dengan Changwook."Kita harus hubungi Dr. Lee." Ujar Seojeon sambil meraih ponselnya, bermaksud menelpon Dr. Lee.
"Siapa Dr. Lee?"
Seojeon berdecak, "Tentu saja Lee Jongsuk!"
"Apa? Kenapa dia? Apa hubungannya dengan dia?" tanya Changwook dengan heran sekaligus terkejut. Pasalnya sudah sangat lama sejak dua tahun yang lalu Changwook berhubungan dengan Lee Jongsuk.
Seojeon menghela napas kasar, ia baru ingat bahwa Changwook sama sekali tidak tahu tentang masalah ini.
"Sebenarnya—"
"Yak, apa kalian bodoh membiarkan pintu terbuka lebar?" baru saja Seojeon hendak menjelaskan perihal hubungan Winwin dengan Jongsuk, tiba-tiba pria itu sudah muncul dihadapan mereka.
"Ba—gaimana kau bisa—kemari?" tanya Seojeon yang masih terkejut mendapati Jongsuk disini.
Alih-alih menghiraukan pertanyaan Seojeon, Jongsuk langsung saja menghampiri Winwin yang masih meringkuk gelisah disana, mulutnya gemetar tak henti-hentinya menggumamkan kalimat yang sama. Jongsuk meletakkan koper hitamnya diatas nakas dan mulai memeriksa Winwin dengan seksama. Sedangkan Changwook dan Seojeon masih mematung menatap Jongsuk yang sibuk melakukan tugasnya.
"Hei, apa yang kau lakukan?!" teriak Changwook begitu Jongsuk memberikan suntik penenang pada Winwin.
"Diamlah! Dia harus tenang sekarang." Jawab Jongsuk sambil membereskan peralatannya di koper.
"Jongsuk, jawab aku! Darimana kau tahu kami sedang membutuhkanmu?" tanya Seojeon menuntut.
"Hah, Lee Jeno, anakku adalah teman Winwin. Dia yang memberitahuku tentang kondisinya."
"Lalu kenapa dia harus memberitahumu tentang keadaannya? Aku pikir kalian sudah tidak saling bertemu. Kau tampak sudah tahu segalanya." Selidik Seojeon.
Jongsuk menghela napas kasar, "Mianhae, aku akan menjelaskan padamu nanti—"
"Jadi kau bisa melunasi hutang klinikmu yang hampir bangkrut itu karena anak ini?" tanya Seojeon semakin curiga dengan gelagat Jongsuk.
"Ani, hyung. Aku minta maaf tapi saat ini bukan itu yang harus kita bicarakan sekarang!"
"Diamlah kalian semua! Sekarang jelaskan padaku apa yang terjadi, huh? Ada apa dengan anakku?" tanya Changwook tidak sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKEN | Winwin ✔
FanfictionCERITA TAHUN 2014 BELUM DIREVISI. Winwin itu... paling susah ditebak! Dibalik sifatnya yang agak tertutup itu, kadang dia jadi galak dan super ngeselin. "Gausah temenan sm aku, aku benci cewek berambut panjang!" Kadang dia jadi manja banget sambil p...