Episode 24

369 52 4
                                    

Di hadapan makam orang tuanya, Yangcha berlutut memberi penghormatan dengan menitikkan air mata.

"Ayah, Ibu, aku kembali. Cita-cita kalian dalam mempersatukan seluruh klan telah terwujud. Aku tidak tahu, apakah aku bisa sehebat kalian dalam memimpin mereka. Aku belum pernah memimpin sebelumnya. Biasanya aku selalu menerima perintah. Dan aku juga sudah tidak bisa berbicara. Tetapi aku akan berusaha mempertahankan persatuan ini agar tidak terpecah lagi. Bantulah aku dari atas sana. Berikanku kekuatan dan kemampuan untuk memimpin dengan baik."

Yangcha menoleh kepada Tanya yang berdiri tak jauh dari makam, "Dan dia... bantu aku menjaga dan melindunginya, sampai misinya selesai."

~~~

Di Arth mulai ada desas-desus bahwa sebenarnya Tanya kabur bukan karena berselingkuh, melainkan karena akan disingkirkan oleh Tagon yang merasa keberadaan Tanya mengancam tahtanya. Rumor itu diperkuat dengan menghilangnya orang-orang Suku Wahan, serta Harim yang ditemukan tewas bersama salah satu orang dari Suku Wahan.

Orang-orang pun mulai bergunjing.

"Tuh kan, apa kubilang, Tanya-nim tidak mungkin melakukan hal seperti itu."

"Benar, bahkan ayah kandung saja dibunuh, menyingkirkan istri tidaklah sulit, nanti juga bisa cari istri baru."

"Tapi, meskipun Tanya-nim mau selingkuh, atau apapun itu, sebenarnya aku tak terlalu peduli. Sejak Tagon Niruha menjadi raja, bicara saja tidak berani, takut salah lalu besoknya sudah jadi mayat. Tapi sejak ada Tanya-nim, aku merasa lebih tenang."

"Iya, aku juga merasa begitu. Dia tidak membiarkan Tagon sembarangan menghukum mati orang. Alangkah baiknya kalau yang memimpin kita adalah orang seperti Tanya-nim."

"Hush... jangan sembarangan bicara. Saat ini Tanya-nim tidak ada di sini untuk melindungi kita."

"Kira-kira apakah dia masih hidup?"

Dan semua gunjingan itu pun sampai di telinga Tagon.

"Cari orang yang menyebarkan rumor itu. Aku akan membunuhnya. Dan bila kau dengar siapapun yang membicarakan rumor ini, bunuh di tempat," perintah Tagon kepada prajuritnya.

Kemudian Gilsun datang setelah prajurit yang lainnya keluar.

"Niruha, saya sudah mencari ke manapun, tapi tetap tidak menemukan Saya dan Saenarae. Mereka bagai ditelan bumi."

Kedatangan Gilsun ini rupanya tidak tepat, karena Tagon telah dipenuhi oleh amarah. Diraihnya pedang dan ditebasnya leher Gilsun hingga putus dan menggelinding di lantai.

"Tidak berguna..."

Di balik pintu, Gitoha mati-matian menutup mulutnya agar tidak menjerit.

~~~

Melalui Asa Yon, Tanya mengirim mata-mata untuk mencari Suku Wahan. Tetapi yang didapatkan bukan kabar Suku Wahan, melainkan kabar kematian Mugwang.

"Mugwang tewas saat hendak menangkap Suku Wahan yang kabur," kata Asa Yon.

Yangcha tampak cemas, "bagaimana ini? Bagaimana jika Kak Mubaek mendendam padamu dan Suku Wahan, dan tidak mendukung kita lagi?"

Tanya berpikir keras, "Mubaek, aku percaya kepadamu..."

~~~

"Niruha," Mubaek berlutut di depan singgasana Tagon, "saya menemukan mereka. Tanya dan Yangcha berada di wilayah Ago. Tampaknya mereka membuat pasukan sendiri. Saya akan membawa Daekan untuk menangkap mereka."

"Hmm... sekalian saja tangkap orang-orang Ago juga, agar mereka tidak saling menjual lagi. Aku sudah terlalu banyak mengeluarkan uang untuk orang-orang bodoh itu."

[Idn-AC FF] Unspoken Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang