Raja Tagon yang lalim memerintah Negeri Arth, menjajah berbagai wilayah termasuk desa suku Wahan. Tanya, anak kepala suku Wahan, berusaha untuk menyelamatkan sukunya dari perbudakan. Ia mengalami berbagai kesulitan hingga ia menyadari misi dan ambis...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Posisi Taealha sebagai permaisuri kini digantikan oleh Tanya. Hari ini adalah penobatannya sekaligus pemberian penghargaan kepada Yeolson atas kontribusinya dalam perang melawan Suku Hae kemarin. Yeolson kini menjabat sebagai Kepala Pengadaan Senjata.
Sementara itu Mungtae, salah satu orang Wahan, kini menggantikan Gilsun mengawal Tagon, karena Gilsun mendapatkan tugas lain, yaitu mencari keberadaan Saya dan Saenarae. Mungtae direkrut oleh Gilsun menjadi bawahannya karena melihat tubuh Mungtae yang besar dan tampak kuat. Ketika perang dengan Suku Hae, Mungtae juga ikut serta.
"Aku telah mendengar kabar bahwa kapal untuk berperang melawan Suku Momo telah selesai dibuat. Persenjataan kita juga semakin kuat. Hari ini aku mengumumkan agar kita semua bersiap. Biarlah kekuasaan Arth menyebar ke seluruh negeri. Aku akan menaklukkan wilayah laut timur! Akan kutaklukkan mereka yang menentang kita, termasuk Suku Momo dan mendidik kaum barbar! Ayo taklukkan Suku Momo!"
Seluruh rakyat berseru penuh semangat.
"Hidup Tagon Niruha!!!" Mugwang memimpin sorak-sorai yang diikuti oleh semua orang.
Tanya menoleh dengan ekspresi wajah yang menunjukkan ketidaksetujuannya atas keputusan ini. Kaulah yang barbar. Kalian akan menjajah lagi. Kalian akan membunuh lagi. Kalian memang... iblis...
Namun tak hanya Tanya yang menunjukkan wajah tak setuju, Mubaek tidak ikut berseru seperti adik dan rekan Daekan yang lain saat mendengar pengumuman ini. Jauh di lubuk hatinya yang dalam, ia tidak suka menindas orang-orang yang lemah dan tak bersalah. Tujuan awalnya menjadi prajurit elit Daekan adalah untuk melindungi yang lemah, bukan sebaliknya. Namun kini ia tak punya pilihan lain, karena ia adalah pemimpin Daekan. Dan dari atas podium, Yangcha melihat ekspresi ketidaksetujuan Mubaek itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
----
Pertemuan rutin hari ini akan membahas tentang penaklukan Suku Momo. Tagon seperti biasa duduk di singgasananya, ditemani Tanya yang berdiri di sisi kanannya. Yangcha berdiri di belakang Tanya seperti biasa, sedangkan Mungtae di belakang Tagon. Sinar mata Mungtae tampak tak seperti biasanya. Wajahnya juga tak menunjukkan ekspresi apapun. Tanya mengira mungkin pria bertubuh besar itu masih kurang sehat pasca perang dengan Suku Hae kemarin.