[COMPLETED] Bagaimanapun juga Jisung adalah putra mereka. Apapun yang telah Na Jaemin lalui, Lee Jeno tidak berhak di benci.
bxb
nomin area
Ft. (Jaeyong & Markhyuck)
M-preg!
sad, romance, family
Start date : oct 27th 2019
End date : des 14th 2019
(...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaemin tidak mengerti apa artinya menjadi orangtua. Tidak ada yang mendidiknya bagaimana caranya menjadi orangtua yang baik. Kedua orangtuanya sudah meninggal, ia tak memiliki siapapun.
Ketika dihadapkan dengan sebuah pilihan sulit di antara hidup dan mati. Jaemin menyerah pada keadaan, mencoba untuk bangkit kembali pun ia sudah tak sanggup. Tak ada lagi kekuatan yang tersisa, sisa nafas nya ia pasrahkan. Sudah tak perduli lagi akan artinya hidup, ia yakin jika ia siap ketika dirinya terpanggil untuk kembali ke atas.
Kalau saja boleh jujur, ia lelah menderita. Ditinggalkan, di bully dan di kucilkan. Dijauhi karena ia berbeda, seorang pria muda yang tengah hamil sepertinya menjadi bahan gosip tetangga. Tak ada satupun yang memperdulikannya ketika ia berada di ambang batas hidupnya. Jadi, ia pikir dengan mati adalah jalan satu-satunya.
Tubuh kurusnya sudah tak mampu bertahan, ia yakin itu. Hanya tinggal menunggu waktu sampai nafasnya berakhir dan ia dapat menutup mata dengan tenang. Yakin jika rasa sakit ini tak akan pernah lagi kembali padanya. Ia berpasrah diri, baginya lebih baik menunggu waktu hingga usianya tutup tak lama lagi. Tak perduli jika kini ia adalah seorang pemuda yang baru saja memasuki usia dua puluh dua tahun.
Hamil muda, pria yang bisa hamil, hal tabu, banyak pertanyaan, siapa pria bodoh yang menghamili seorang pemuda, anak diluar nikah, pemuda malang. Jaemin sudah lelah mendengarnya. Pemuda sepertinya sudah cukup di perhatikan dengan banyaknya tetangga yang menghampiri rumah buluknya hanya untuk mengumpat padanya.
Kehilangan pekerjaan setelah bos nya mengetahui kehamilannya. Kehilangan segalanya; masa depannya, tetangga yang baik berubah menjadi sosok iblis yang siap menjatuhkannya ke bawah kapan saja. Tak kenal waktu, umpatan itu datang silih berganti. Telinganya sakit dan tubuhnya tak berdaya melawan.
Jadi, ini adalah waktu dimana ia tak tahu kapan ia akan menghembuskan nafas terakhirnya. Entah besok, siang ini maupun malam ini atau detik ini juga, Jaemin sudah pasrah. Sembilan bulan ia mendapat ketidak adilan atas nasibnya. Dunianya hancur dan ia sudah menyerah akan kehidupan.
Tn. Na Jaemin 22 tahun R.12 - Anak dan Ibu Seoul center hospital
.
"Kurasa kita harus segera melakukan tindakan operasi. Jika dibiarkan, saya takut nyawanya tak akan tertolong Kim uisa-seonsaengnim"
Kim Jungwoo menghela nafas kasar, mengurut keningnya yang mendadak pening. Tatapan matanya jatuh pada sosok pemuda kurus menyedihkan yang terbaring di antara hidup dan mati.
Kim Jungwoo - Dr. Specialis bedah dan juga anak. Tidak pernah menyangka akan bertemu teman lama dengan kondisi memprihatinkan. Pertemuan yang terjadi begitu menguras emosi. Bagaimana tidak, ketika melakukan kunjungan pertamanya ke Incheon bersama dengan sang kakak yang menjabat sebagai CEO di perusahaan warisan keluarga- ia tak pernah tahu bahwa kunjungan itu akan membawanya pada sosok Na Jaemin. Sahabat karibnya dari junior hingga senior high school.