Bab 7

2.6K 431 19
                                    

Maaf ya, yang kemarin saya hapus. Soalnya wattpad error.

Jadi sekarang saya up ulang. Semoga udah keliatan. Aamiin.

***********************************************************************************************

"Aku nggak seharusnya ikut campur."

Itu mantra yang berusaha Reyhan yakinkan pada dirinya berkali-kali.

Tapi di sini lah ia sekarang, berdiam diri di depan laptop. Data-data pribadi bocah tetangga sebelah kini tersaji dalam berbagai tab.

Tidak ada yang aneh. Andi memang meninggal 11 tahun lalu. Istrinya yang baru bernama Dinda, segera menggunakan uang peninggalan Andi untuk membeli sebuah rumah mewah dan membawa Mentari tinggal di sana. Wanita itu juga membuka butik sebagai usaha, tapi tiga tahun kemudian rumah mewahnya dijual lalu Mentari dan ibu tirinya kembali ke rumah lama.

Mentari sendiri kelihatannya tumbuh dengan cukup normal. Sekolah, ikut ekskul (bela diri dan olah raga, mulai dari tae kwondo, karate bahkan basket). Reyhan cukup terkesan dengan prestasinya dari data-data tersebut.

Ia menghela napas pelan. "Kenapa dia harus berbohong? Kenapa dia bilang 'suami'?"

Pria itu mengerutkan kening menatap foto Mentari yang sedang memegang sebuah piala dari suatu perlombaan. Senyum terukir di bibir gadis itu, tapi semakin Reyhan menatapnya, ia tersadar satu hal.

Senyum itu hampa. Persis seperti tatapan Mentari ketika berusaha menggodanya semalam.

Gadis itu tidak sungguh-sungguh ingin menggoda. Mentari hanya sedang mencari pelarian, dan sepertinya ia mengira Reyhan adalah sasaran yang mudah.

Tapi satu hal yang Reyhan pahami. Jika seseorang menggunakan seks sebagai pelarian, artinya ia pernah memiliki pengalaman yang sangat buruk dalam hal seks.

Masalahnya, pengalaman seks seburuk apa yang mungkin dialami gadis 19 tahun?

Satu-satunya kesimpulan adalah, Mentari pernah diperkosa.

Reyhan lagi-lagi menghela napas berat. Pemikiran dan bayangan bahwa gadis itu pernah mengalami kejahatan seksual membuatnya mual.

Sial, ia bahkan ingin menghancurkan sesuatu saat ini.

Mengalihkan pikiran, Reyhan menutup tab-tab pencarian itu setelah lebih dulu membersihkan jejaknya.

***

Ketika pemerkosaan terjadi, yang menjadi tujuan bukan hanya tentang kepuasan hasrat seksual. Melainkan ada hal lain yang lebih penting, yaitu kekuasaan dan dominasi.

Pemerkosaan adalah tentang perampasan hak seseorang atas tubuhnya sendiri. Tentang dominasi yang dipaksakan oleh si pelaku pada korbannya.

Perasaan menang dan berkuasa itulah yang memberi kepuasan bagi si pelaku. Bahwa melalui seks, ia berhasil membuat lawannya tidak berdaya.

Dan rasa ketidakberdayaan lah yang menghancurkan jiwa korbannya.

Si korban kehilangan hak atas sesuatu yang ia anggap miliknya yang paling berharga. Yaitu, tubuhnya. Kesucian.

Mentari merasakan semua pengalaman itu dengan cara yang sangat brutal. Namun sebagai akibatnya, ketika rasa tidak berdaya itu muncul, justru seks yang menjadi pelarian.

Tanpa sadar otaknya memberi stimulasi, bahwa kalau ia melakukan seks, maka semua itu adalah berada dalam kendali Mentari sendiri.

"Aku yang menginginkannya."

"Dia tidak bisa memaksaku."

"Mereka tidak bisa memaksaku."

"Aku yang mengendalikan diriku sendiri, tubuhku sendiri. Bukan mereka."

Sunrise (Oneshot - Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang