Untukmu yg merasa jika dunia tidak adil. Aku rasa kamu harus memikirkan nya kembali.
Aku ingin membagikan kisahku. Semoga bisa menjadi renungan untuk kita.
Nama ku Kim seungmin, sekarang aku menginjak usia 18 tahun dan sudah selama 17 tahun aku ditinggalkan oleh kedua orang tuaku didepan sebuah panti asuhan.
Kata Bu mina, pengurus panti. Aku adalah anak yg istimewa. Aku tidak bisa melihat indahnya dunia sejak kecil.
Aku hanya mendengarkan cerita Felix tentang bagaimana indahnya bunga bermekaran. Felix bilang, aku seindah bunga mawar yg ditanam Bu Mina ditaman panti.
Felix temanku, kami memiliki nasib yg sama. Felix anak yg begitu ceria.
Hari ini Felix seharian menangis didalam kamar, ia baru saja diberi kabar oleh Bu Mina akan di adopsi oleh keluarga kaya.
Aku menepuk-nepuk pundak Felix dengan senyuman terpatri dibibirku.
"Jangan sedih, kan kamu akan mendapatkan orang tua baru fel"
Felix menatapku sambil mengusap wajahnya yg dipenuhi air mata.
"Bagaimana jika orang tuaku datang dan ingin menjemputku?"
Lagi, aku hanya bisa tersenyum dan meraba wajahnya untuk menghapus jejak air mata yg mengalir di pipinya.
"Kalau mereka datang, aku dan Bu Mina akan memberi tau alamat rumahmu"
"Minnie"
Felix menggenggam tanganku erat.
"Apa kamu tidak mau ikut dengan ku?"
Aku balas menggenggam tangan felix erat.
"Bagaimana dengan Bu Mina? Siapa yg akan membantunya lagi dikebun? Aku yakin pasti Yuna akan merusak tanaman mawar kita"
Aku terkekeh sambil menepuk-nepuk tangan Felix yg ada digenggaman tanganku.
"Aku tidak mau, aku ingin disini bersama kalian."
"Felix, kamu harus memikirkan dirimu. Kamu bilang ingin menjadi dokter agar bisa menyembuhkan mataku?"
"Aku mau, tapi aku tidak ingin kehilangan sahabat seperti mu"
Felix memelukku erat. Aku rasakan air matanya membasahi pundakku. Perlahan tanganku naik untuk membelai rambutnya sayang.
"Felix, nanti jika ada waktu kamu bisa kapanpun kemari. Aku tidak mungkin bisa kesana. Aku tidak bisa melihat jalanan"
"Aku janji, aku akan mengunjungimu dan juga Bu Mina"
Tok tok tok
Felix melepaskan pelukannya dari tubuhku.
"Felix, orang tuamu datang"
Aku dengar suara kaki Felix yg berlarian. Walaupun aku tidak bisa melihat aku yakin, sekarang Felix pasti sedang memeluk erat tubuh Bu Mina.
"Aku tidak mau meninggalkan kalian"
"Felix sayang, dengar. Kami semua menyayangimu. Impian semua anak-anak disini itu untuk diadopsi dan mendapatkan orang tua yg menyayangi mereka. Jangan menyia-nyiakan kesempatan ini sayang"
Aku mendekat kearah Felix dan Bu Mina. Tanpa diduga Felix membawaku. Aku, Bu Mina dan Felix menangis sambil berpelukan.
Jujur, sebenarnya aku tidak rela untuk melepaskan sahabat terbaikku. Tapi aku tidak bisa menghalangi impian dan juga kebahagiaan nya.
Karena kebahagiaan Felix adalah kebahagiaan ku juga.
🍂
Aku melambaikan tangan mengantarkan kepergian Felix dengan kedua orang tua barunya. Aku menggenggam erat kalung pemberian Felix dan selalu mengingat pesan nya untukku. 'minnie, aku akan belajar dengan giat untuk mencapai cita-cita ku dan menyembuhkan mu. Aku janji. Aku akan mengirimi mu surat dan minta bacakan Yuna ataupun Bu mina.'
Tanpa ku sangka, air mataku mengalir dengan sendirinya. Aku dengan cepat membalik tubuhku tidak ingin Felix melihat air mata mengalir diwajahku.
Aku masuk kedalam sambil mengarahkan tongkatku kedalam kamar.
Aku mengunci pintu kamar yg sudah selama 17 tahun ini aku dan Felix tempati.
Aku menangis sesenggukkan. Aku tidak tau akan semenyakitkan ini. Entah karena aku ditinggalkan sahabatku atau ada perasaan iri didalam diriku karena melihat sahabatku sudah mendapatkan orang tua baru.
Hari ini aku merasa terkadang dunia tidak adil bagiku.
Tok tok tok
"Seungmin?"
Dengar cepat aku membersihkan sisa air mata yg mengalir di pipiku ketika mendengar suara lembut Bu Mina dari arah luar pintu kamar.
"Tunggu sebentar Bu"
Aku berjalan dan langsung membuka pintu Dengan senyum semanis mungkin ku patrikan diwajahku.
Tiba-tiba saja Bu Mina memeluk ku erat.
"Jangan ditahan, ayo menangis."
Aku membenamkan wajahku diperpotongan leher Bu Mina mencari kenyamanan dan langsung meluncurkan air mata yg ku tahan sedari tadi.
"Tidak apa-apa."
Bu Mina menepuk-nepuk punggungku sambil sesekali mengecup pucuk kepalaku.
"Semua akan Indah pada waktunya. Sama seperti saat kita menanam bunga mawar dikebun belakang. Jangan bersedih, bukannya kamu sudah janji pada Felix untuk tidak menangis?"
Aku menganggukkan kepalaku pelan.
"Anak baik, anak pintar. Seungmin harus tau."
Bu Mina menarik wajahku. Kedua tangan halusnya menangkup kedua pipiku.
"Ibu sangat menyayangi kalian semua. Ibu ingin kalian mendapatkan kebahagiaan dengan orang tua yg baik yg ingin menyayangi kalian. Kalian seperti anak ibu sendiri"
Aku kembali memeluk tubuh Bu Mina.
"Terimakasih banyak, aku dan yg lain tidak mungkin bisa tumbuh sehat seperti ini jika tidak berkat ibu."
"Jangan pernah menangis lagi"
"Tidak akan"
"Oh iya ibu baru ingat, seseorang yg selalu berdonasi disini ingin bertemu denganmu. Besok dia akan kemari."
Aku hanya mengangguk kan kepalaku menanggapi perkataan Bu Mina barusan.
"Mau membantu ibu menyiapkan makan malam? Hari ini menunya kesukaanmu. Khusus untuk seungmin"
"Ibu duluan saja. Aku masih ingin dikamar sebentar. Setelah itu aku akan membantu menyiapkan makan malam"
"Baiklah, ingat! Jangan menangis lagi"
"Aku mengerti"
Seungmin duduk di tepi ranjang tempat tidur Felix.
"Aku akan merindukanmu Felix."
Aku bikin cerita ini buat motivasi kalian. Jangan pernah nyerah untuk apapun itu.💙