18

1.1K 197 19
                                    

Dimeja makan Jeongin sedang tersenyum-senyum sendiri sambil menunduk membuat Yuna yg duduk disebelahnya jadi penasaran.

"Ssttt"

Panggil Yuna pada Jeongin yg masih asik tersenyum sendiri.

Yuna menyikut lengan Jeongin dan berhasil membuatnya tersadar dari lamunan dan langsung menatap Yuna penuh tanya.

Yuna memberi kode pada Jeongin untuk memakan makanannya.

Hyunjin yg sedang ikut makan malam bersama mereka pun jadi penasaran dengan kedua orang yg sedang duduk dihadapannya itu.

"Ada apa? Apa masakannya tidak enak?"

"Ah ti-tidak kak hyunjin makanannya enak"

Hyunjin tersenyum bahagia. Setidaknya ia tidak membuat semua orang mati keracunan malam ini.

"Sebetulnya ini semua kak hyunjin yg memasak"

Kata si manis dengan bangganya.

"Benarkah? Wah, yuna kira ini masakan kak Minnie karena sangat lezat"

Hyunjin menggaruk tengkuknya yg tidak gatal karena salah tingkah mendapatkan pujian atas masakannya.

"Ini sangat lezat"

Jeongin dengan semangat menyantap masakan yg tersaji dihadapannya.

"Ayo makan yang banyak"

Tanpa mereka sadari sedari tadi ada Felix yg baru saja datang bersama changbin. Felix menahan lengan changbin untuk menyusul keruang makan menyuruh changbin untuk menunggu.

Felix mengeluarkan ponselnya lalu memotret pemandangan yg begitu indah didepannya.

"Mereka seperti keluarga yg bahagia ya?"

Changbin menatap Felix bingung.

"Ayo kak"

Felix menarik tangan changbin untuk bergabung dimeja makan.

"Wah sepertinya menu makan malamnya sangat lezat"

Seungmin tersenyum ketika indera pendengaran nya mendengar suara khas milik Felix.

"Ayo duduk kita makan bersama. Ini semua masakan kak hyunjin"

Felix langsung duduk disebelah Seungmin sedangkan changbin duduk disebelah Jeongin.

"Seungmin berlebihan, ini kami berdua yg memasak"

"Wah benarkah? Sepertinya enak"

Felix langsung melahap masakan dihadapannya dengan wajah yg bahagia dan mata yg berbinar. Masakan nya memang sangat sangat lezat.

"Oh iya, kak younghoon tidak ada disini?"

"Kak younghoon bilang orang tuanya mengajak berkeliling jadi dia tidak bisa pulang ke panti malam ini."

"Apa kalian tidak apa-apa dipanti hanya bertiga?"

Tanya Hyunjin yg langsung menghentikan kegiatan makannya.

"Tenang saja lagi pula dipanti tidak ada barang berharga yg bisa dicuri."

"Bukan masalah barang berharga Kim, bagaimana kalau mereka menyakiti kalian?"

Felix terkekeh pelan melihat ekspresi khawatir kakak angkatnya itu.

"Kami tidak apa-apa hyunjin"

"Tenang saja kak hyunjin. Jeongin akan menjaga Yuna dan kak Minnie dengan baik"

"Baiklah jika terjadi sesuatu cepat kabari kakak"

Felix tersenyum sambil mengunyah makanannya. Sepertinya memang kakak angkatnya ini sudah jatuh cinta dengan sahabatnya.

Setelah makan malam selesai Jeongin dan Yuna langsung tertidur pulas sedangkan Felix dan changbin sudah pulang sedari tadi meninggalkan Seungmin dan hyunjin yg sedang membereskan semua peralatan makan yg sudah dicuci.

"Sepertinya aku harus pulang"

Hyunjin melihat jam diponsel lalu membereskan barang-barang nya.

"Aku antar"

Seungmin mengantar hyunjin sampai didepan pintu. Hyunjin masih berdiri dihadapan Seungmin dengan salah tingkah.

"Uhm Seungmin, aku pulang dulu. Jangan lupa meneleponku jika ada hal-hal aneh dipanti"

"Tentu hyunjin, jangan khawatir."

Hyunjin memandangi sekitar lalu dengan kilat mendaratkan sebuah kecupan dipipi Seungmin yg berhasil membuat si manis mematung ditempatnya.

"Selamat malam, mimpi yg indah"

🍂

Mina meringis ketika obat mengalir dari selang infus yg terpasang ditangan kanannya. Wajahnya begitu pucat dan keadaannya lemah.

"Kami sudah selesai memasukkan obatmu nyonya Mina. Sekarang anda harus tidur"

"Terimakasih suster"

Perawat yg baru saja memberikan obat kepada Mina keluar lalu menutup pintu ruang rawat inap nya.

Mina menatap kearah luar jendela. Sekarang sudah berganti malam lagi. Ia sangat mengkhawatirkan anak-anak nya dipanti.

Sebenarnya ia bukan kembali kerumah orang tuanya. Mina harus dirawat dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan kemoterapi.

"Selamat malam Bu Mina"

Mina mengalihkan pandangannya kearah pintu lalu mengutas sebuah senyuman diwajahnya.

"Selamat malam tuan Lee"

Tuan Lee masuk kedalam ruangan itu lalu meletakkan buah dan bunga yg ia bawa.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik tuan Lee, bagaimana dengan anak-anak dipanti?"

"Minho dan beberapa temannya kemarin sempat menginap di panti untuk menemani Seungmin,Jeongin dan Yuna. Oh dan yg ku dengar younghoon juga ada disana"

"Syukurlah. Aku sangat lega jika mereka baik-baik saja. Tuan Lee apa aku boleh meminta sesuatu padamu?"

"Tentu"

"Aku minta tolong untuk tetap rahasiakan ini semua. Aku tidak mau membuat Seungmin sedih. Aku titipkan mereka pada anda dan nyonya Lee"

"Tanpa diminta pun kami akan menjaga mereka Bu Mina. Jangan memikirkan hal yg terlalu berat."

"Dokter bilang sudah tidak ada harapan untuk kanker ku. Aku sudah pasrah dengan apapun yg akan terjadi cepat atau lambat. Yang pasti, aku akan tetap memberikan mata ku untuk Seungmin. Dia berhak bahagia"

Tangan yg memegang gagang pintu dengan keras dan siap untuk dibuka itu tiba-tiba saja melemas. Perasaannya campur aduk ketika mendengar pembicaraan yg baru saja ia dengar.

Rasanya seperti ada yg mencekik lehernya hingga hampir hilang nafas. Tiba-tiba saja rasa sesak didadanya memuncak membuatnya berlari dari depan ruangan yg bercat putih itu.

🍂

Minho yg baru saja tiba dirumahnya langsung saja masuk kedalam kamar tidak memperdulikan teriakan sang ibu yg memanggilnya untuk makan malam bersama.

Minho merebahkan tubuhnya diatas kasur sambil menatap langit-langit kamarnya yg sebenarnya tidak menarik sama sekali.

Minho memejamkan matanya sambil membawa satu tangannya untuk menutupi kedua matanya yg lelah.

Entah perasaan apa yg ia rasakan sekarang. Yg jelas Minho hanya ingin mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.








Haiiii siap-siap ada yg baru yaaa~ jangan lupa vote dan komennya 💕

Kim SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang