#4

10.9K 501 15
                                    

Sudah satu minggu sejak kejadian buku itu Alyan tak mau mengeluarkan kata kata apapun setelah bertengkar dengan keluarganya,Alyan mendadak seakan menjadi mayat hidup, seorang psikiater terus mendatanginya dan bertanya namun sampai sekarang belum menjawab satu katapun,kali ini adalah pertemuan terakhir karna memang seorang psikiater itu sudah benar benar menyerah,walaupun Harry akan membayar sebesar apapun biayanya agar ditambah lagi pertemuannya,dia tetap tidak mau,kita hanya bisa berdo'a pada tuhan agar Alyan mau menceritakan kronologi kejadian saat itu

"Ayolah Mayy,lu kan temen gw dari SMA masa gamau memperpanjang pertemuan lu sam ponakan gw si"ucap Herry pada Maya

"Bukannya gamau her,Maya cuma takut kalo Ale makin depresi gara gara ditanya trs,kita cuma bisa pasrah nunggu Ale mau cerita"Herry menghembuskan nafas gusar mendengar jawaban Maya

Mereka segera beranjak menuju kamar Alyan,tak lupa diikuti oleh Kethin dan Alvino,Maya langsung masuk ke kamar Alyan,sedangkan yg lainnya menunggu diluar,saat masuk ke kamar Alyan terlihat gadis itu sedang berada di dekat rak buku novel miliknya sembari mengelap debu yg tertempel di setiap novel dengan tangannya

"Hayy Ale,Ale lagi apa dipojok sini"Maya duduk dihadapan Alyan sambil membantu membersihkan buku bukunya

"Ma-ma-Maya tolong ngin Ale"ucap Alyan dengan terbata bata,dengan sigap Maya langsung memeluk tubuh Alyan yg bergetar karna menahan tangisannya

"Ale,ale knp? Ada Maya disini"Alyan memeluk erat tubuh Maya

"Mamah,alkohol kaki ale"ucap Alyan dengan terbata bata,Maya langsung mengerti ucapan Alyan karna sudah diceritakan oleh Herry

Sebenarnya luka itu tidak ada,hanyalah bayangan Alyan karna kejadian itu

"Kaki Ale,Maya obati kaki Ale ya biar lukanya cepet sembuh" Maya membantu Alyan pindah ke kursi

Maya pergi kamar mandi mengambil air yg telah dicampur detol dan waslap untuk membersihkan tubuh Alyan

"Ale maya bersihin ya biar bersih,wangi,cantik,gak bau acemm"Alyan mengangguk, pikirannya membayangkan bahwa yg sedang dilakukan Maya adalah perlakuan mamahnya pada dirinya,namun ia membuang jauh jauh pikiran itu dari kepalanya,karna tak mungkin terjadi

Maya membersihkan tubuh Alyan dengan sangat lembut,sungguh perlakuan Maya berbanding terbalik 100% dengan perlakuan mamahnya,Alyan perlahan lahan kembali pada dunia nyatanya bukan dunia kenangan yg membuatnya menderita selama akhir akhir ini

"Maya Ale mau bersih bersih di kamar mandi aja,tubuh ale masih lengket kalo di lap aja,tapi Maya jangan ninggalin Ale ya tunggu aja disini"Maya mengangguk patuh lalu membantu Alyan berjalan ke kamar mandi,meski sudah sadar akan dunia nyatanya namun tubuh Alyan masih lemas karna hanya memakan bubur sehari sekali itupun belum tentu habis

Tak lama Alyan keluar dengan pakaian santai melekat pada tubuhnya,rambutnya yg panjang tergerai dengan sisa sisa air ,wajahnya yg pucat namun tak mengurangi sedikitpun kecantikannya,kantung mata yg mulai menghilang,sungguh penampilan Alyan lebih baik dari sebelumnya

"Wih udh cantik,kita makan sup di balkon yu,tubuh Ale harus kena sinar matahari"Alyan menuruti kata Maya,mereka duduk dibalkon yg disuguhi pemandangan rumah rumah penduduk dengan angin yg sejuk pancaran matahari pagi membuat mereka merasa tenang,Alyan memakan habis sup yang disajikan tanpa jeda,entah knp napsu makannya kian menaik,setelah melihat Alyan selesai makan Maya mulai membahas kejadian kejadian pahit dalam hidup Alyan secara perlahan tanpa membuatnya kembali terlalut dalam kesedihan

"Ale,Ale boleh kok cerita ke Maya,biar beban Alyan sedikit berkurang, sypa tau juga Maya bisa cari jalan keluar solusi gitu buat Alyan"Alyan menghela nafas gusar mendengar perkataan Maya

"Ale punya masalalu yg pahit,hidup Ale tuh enggk kaya anak anak pada umumnya,Ale sayang banget sama mamah sm papah,tapi entah knp Ale dimata mereka seolah olah selalu berbuat salah,Ale ikut berbagai lomba,olimpiade,bahkan sampe tingkat internasional,cuma buat banggain mamah sm papah biar mereka ngakuin keberdaan Ale sebagai anaknya,tapi apa? Ya sudahlah, Ale bersykur pada Allah telah memberikan abang kaya bang Alvino,yg selalu ngelindungin Ale,yg selalu barada di samping Ale dalam keadaan apapun,Ale juga bersykur banyak orang yg menyayangi Ale,jujur Ale dulu tuh benci banget sama diri Ale karna iri gx bisa hidup kaya anak anak pada umumnya,tapi Ale baru sadar Allah memberi Ale kelebihan pada IQ Ale sampe pada akhirnya Ale jadi seperti ini,tapi bagaimanapun juga Ale butuh dukungan keluarga,Ale benci hidup dengan milyaran kenangan pahit,Ale juga benci punya milyaran rahasia dibalik identitas Ale,semua ini seakan menjadi beban di pundak Ale,tapi bagaimanapun juga Ale harus semangat dan percaya bahwa Allah gabakalan memberi ujian di atas kemampuan hamba hambanya"butiran Air mata yg sedari tadi Maya bendung agar tak keluar selama Alyan menceritakan kisahnya,kini berhasil lolos,namun terdapat senyum bangga pada bibir Maya

"Ale harus semangat oke,jangan lemah ingat Ale gx sendiri banyak orang yg amat sangat peduli dan sayang di sisi Ale,jangan pernah menangis lali gara masalalu,Ale harus tersenyum tanpa beban untuk masa depan nanti,biarlah semua menjadi kenangan dan pembelajaran,nikmati saja hari ini dan kemudian hari dengan rasa penuh syukur"Mereka berpelukan dengan berbagai rasa yg tersirat didalamnya

'oke Ale harus bisa ngubur dalam dalam perasaan sedih Ale,demi melihat orang di sekelilih Ale merasa bahagia' batin Alyan,sungguh dirinya kini harus membohongi orang disekitarnya dengan topeng kaca kebahagiaan,bagaimanapun juga di pundaknya masih menyampan milyaran beban dan rahasia

"Ale harus strong oke menghadapi keadaan itu, sekarang Ale ketemu sm pamah Herry, bibi Kethin, sm bang Alvino yaa, mereka udh kangen banget sama little princess mereka tau, masa princesnya gakangen sih"Kekehan kecil terdengar dari bibir Alyan

Mereka segera berjalan menuju keluar kamar menghampiri yang lain di ruang keluarga yg terletak di antara kamar Alyan dan kamar Alvin, Alyan duduk di sofa sebelah Arvan pandangan nya menatap ke arah pintu kaca yg memperlihatkan dengan jelas taman ringan yg ditumbuhi berbagai bunga berukuran kecil hiasan origami kupu kupu yg bergelantungan, Alyan menghembuskan nafas gusar kemudian menatap satu persatu anggota keluarganya

"Maapin Ale udh ngerepotin kalian"air mata Alyan kembali jatuh, kepala yg di tundukan kebawah, tangan yang dimainkan,perlahan lahan bahunya bergetar menahan tangis yg akan semakin menjadi

"Ale gak ngerepotin sama sekali, kita semua synk Ale, Ale gaboleh berfikiran kalo Ale hanya sendiri disini ada kita,keluarga yg saling melengkapi, Ale mutiara kami yg perlu kami jaga sebaik baiknya dengan ikhlas, kebersamaan adalah kunci kebahagiaan terbesar,jd Ale gaboleh mikir klo Ale ngerepotin kita, kita semua sayang Ale"ucap Alvino sebari memeluk erat tubuh Alyan

"Iya syng bener kata abang, kita semua bakalan ada di sisi kamu setiap saat"ucap Kethin sembari mengelus ngelus pundak Alyan

"Udh udh, Ale gaboleh nangis lagi harus tegar donk little prince om ituuu gaboleh nangis, makin jelek tau mukanya senyum donk biar kaya simpanse"canda Herry, membuat Alyan menahan senyum mati matian

"Senyum ma senyum aja kali gausa ditahan"ucap Alvino

"Nanti malah kaya simpanse, kan harusnya kaya SelGom"tawa mereka semua pecah seketika

"Ciee pada kaya simpanse aku aja yg kaya SelGom"

Kebahagiaan yg murni meski dari hal kecil:)

♡VOTE AND COMENT♡

06/11/19

BROKEN HOME [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang