#12

5.5K 274 14
                                    

Semenjak kejadian itu hubungan Alyan dan Leo mesakin merenggang, sakit hati mereka untuk menerima kenyataan ini, tubuh mereka mungkin sekarang sedang berada di dalam kelas memperlihatkan guru matematika yg sedang menerangkan tangannya yg kokoh menulis angka dan huruf yg bisa disebut rumus untuk menjawab pertanyaan

Namun pikiran mereka jauh entah kemana membayangkan bagaimana selanjutnya, mereka menjadi saudara? membayangkan nya saja sudah seberat ini bagaimana jiga menjalankannya itu pikir Leo, namun yg sedang ada dalam pikiran Alyan yaitu membayangkan bagaimana ia akan kembali merasakan rasa sakit di sekujur tubuhndan hatinya karena orang tuanya, tanpa sadar air matanya kembali mengalir ia buru buru menyembunyikan kepalanya dibalik lipatan tangannya

Leo yg melihatnya buru buru menepuk pundak Alyan untuk menyadarkannya "heh Ale lu knp? Lu nangis? Dih lagi ada guru lu jangan nangis suttt" tangisan Alyan semakin menjadi bahunya bergetar hebat

"Heh itu km Leo ada apa ribut ribut"Pak Syam menghampiri mereka"ehk ini km knp? Kau yg membuatnya menangis Leo"Leo langsung menggeleng "Enggk pa, Alyan tiba tiba nangis"

Pak Syam mengusap kepala Alyan menenangkannya, tak sengaja tangannya menyentuh dahi Alyan "Leo bawa dia ke UKS sepertinya dia demam" Leo memegang dahi Alyan benar dahinya panas

"Ale gw gendong ya" ijin Leo sebelum menyelipkan tanganya di lutut dan punggung Ale, Leo membawa Ale menuju UKS saat di perjalanan dirinya menjadi pusat perhatian siswa siswi yg sedang ada di luar kelas, saat sampai di UKS kedatangan dirinya langsung dibantu oleh bu Sinta penjaga UKS, Leo menidurkan Ale di tempat tidur pasien

"Aduh Leo ini knp? Astagfirullah panas banget bentar ibu ambil obatnya dulu, km tolong bukakan sepatunya"ia pun menuruti ucapan bu Sinta tangannya terulur membuka ikatan tali sepatu Ale

"Lu knp sih sampe kaya gini? Gara gara mikirin kejadian 'itu'?"tanyanya dengan nada ketus macam tak terima dengan keadaan Alyan

"Lu td udh makan sarapan blom?"tanyanya lebih lembut namun nasih sedikit ketus

Alyan hanya menjawabnya dengan gelengan jujur hatinya senang melihat Leo khawatir padanya 'maybe'
"Cek, kalo mau bikin gw merhatiin lo bukan gini caranya nyiksa diri tw kgk, maap oke kemarin kemarin gw nyuekin lo"Leo mengucap pipi Alyan

"Ehk ngapain km, sana beliin Alyan bubur buat dia makan, sekalian ibu satu"bu Sinta terkekeh "ahk ibuma ngerusak suasana, untung saya baik jd saya pamit beli bubur dulu ya" Leo melenggang pergi keluar dari UKS

Alyan tak kuasa menahan senyumnya atas perlakuan Leo "dasar anak muda jaman sekarang udh kenal cicintaan"cibir bu Santin, hanya dibalas kekehan oleh Alyan

"Nih km minum dulu teh manis angetnya kalo kurang manis liat ibu aja gulanya tingal segitu sih belom diisi lagi"kekeh bu Santi,tangan Alyan pun telulur untuk mengambil gelasnya dengan hati hati tangannya masih gemetar, saat meminumnya benar kurang manis namun masih manis dari teh biasanya

Alyan pun menidurkan dirinya, mungkin baru beberapa menit ia terlepat derdengar suara decitan pintu terbuka, ketika ia melihatnya ternyata Leo datang dengan sekeresek bubur di tangannya

"Heh lu baru pertama sakit di sekolah aja udh nyusahin asli, tau kgk emang emangnya udh pergi lumayan jauh, gw lari ngejar tu amang amang sambil manggil manggil, tp apa emang emang itu budeg kayanya malah anteng ngedorong tu gerobak, akhirnya karna gw terus berjuang akhirnya kesusul deh tu amang amang trs dapet deh ni bubur buat lo, sm bu Sinta"cerocos Leo dengan keringat bercucuran di dahinya

"Uuu terharu, sini sini ibu tuangin ke mangkok, bay the way makasih ya Leo ganteng"Leo terkekeh lalu memberikan keresek buburnya

"Capek ya sampe kengetan gini"tangan Alyan mengipas ngipas muka Leo "gak kerasa Al percuma yg ada lu yg pegel"Leo menurunkan tangan Alyan

BROKEN HOME [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang