awal mulanya

3.7K 314 41
                                        




Sebuah rumah yang di huni 18 orang lelaki, tentu saja membuat sang empunya 'Ibunya Taeyong' dibuat pusing tujuh keliling.

Taeyong anak dari ibu kost ditunjuk menjadi pemimpin dari anak-anak. Taeyong awalnya menolak tapi karena dukungan dari Mas-masnya yang lain akhirnya Taeyong setuju.

Ibunya pergi balik ke Korea karena pusing sama anak-anak yang dirumah, berisik bukan maen apalagi kalau ada Haechan.

"Ibu berangkat ya, kalian hati-hati disini. Taeyong kamu yang bertugas ngejaga rumah ini jangan sampai rumah ini roboh ketika ibu pergi ya"

"Buat mas Taeil, Mas Johnny juga. Tolong bantu Taeyong ya, tiap tahun ibu sama ibu-ibu kalian akan berkunjung kesini kok jangan khawatir. Ya"

"Iya bu"

"Enggeh bu"

Setelah pamitan akhirnya 18 anak ini mulai bersalaman, lalu mengantar ibunya Taeyong ke halaman depan, disana sudah ada supir taksi yang sudah menunggu.

Taeyong melambaikan tangan dan melihat ke arah ibunya dengan tatapan sedih, bukan gimana. Sedih ditinggal ibu dan sedih karena harus mengurus anak-anak setan macem mereka.

"Dadah" kata mereka lalu melambai ke arah ibunya Taeyong.

Ibunya Taeyong lalu menghilang seiring berjalan nya mobil taxi tersebut.

"Udah Mas, jangan sedih kan ada Adek"  kata Jisung lalu memainkan ujung baju Taeyong.

Taeyong hanya tersenyum hambar lalu mengelus puncak kepala Jisung.

"Ayo masuk, mendung" kata mas Taeil lalu menggiring mereka semua masuk.

"Jaemin, mandi hujan kuy" kata Haechan sedikit berbisik ke Jaemin

"Jeno mau gak?" tanya Jaemin ke Jeno

"Ikut aja gue mah, Lu Jun?"

Renjun yang jadi pusat perhatian hanya menggeleng.

"Ayok sekali"

"Besok sekolah loh, kan ada uas nanti kalau demam gimana?"

"Yailah. Kaga bakal kan sekali" bujuk Haechan.

Renjun menggeleng

"Yaudah kuy lah" kata Haechan lalu berjalan ke teras rumah.

Renjun hanya menyimak teman-temannya yang sedang berjalan ke arah teras dengan tatapan datar.

Rasanya Renjun mau ikut mandi hujan tapi dia ingat kalau besok ada ulangan makanya Renjun mengurungkan niatnya.

Haechan, Jaemin dan Jeno jejeritan menikmati air hujan yang terus turun membasahi tubuh mereka.

"Jun sini Jun, ayolah" kata Jaemin lalu mengayunkan tangannya.

"Seru woy" kata Jeno lalu main kobokan

"JUN ELAH KAPAN LAGI LO" kata Haechan abis membeli shampo di warung.

Jadilah mereka bertiga keramasan di tengah-tengah lebarnya hujan, suara geledek yang tadi sahut-sahutan juga engga jadi penghalang buat mereka berhenti main.

"Jun anak-anak mana?" tanya kokoh Kun lalu menyentuh pundak Renjun pelan.

Renjun menunjuk ke arah mereka bertiga yang lagi asik keramasan dan sabunan, Kun hanya menepuk jidatnya lalu berjalan ke arah teras.

"BAGOSSS YA!! MANDI AJA DISANA, PERLU KOKOH BAWAIN ODOL SAMA SIKAT GIGI HAH?"

Jaemin, Jeno dan Haechan yang mendengar teriakan mematikan dari Kun hanya tersenyum lalu, menghampiri Kun.

Rumah NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang