empat

1.4K 291 38
                                    

home


Seungyoun adalah alpha pemberani.


Seungyoun adalah alpha yang bertanggung jawab.


Seungyoun adalah alpha yang memegang kata-katanya.






Semua orang tau dan percaya itu.


.
.
.



Nyonya Kim menutup mulutnya spontan karena terkejut akan kedatangan Seungyoun, terlebih ketika anak mereka satu-satunya berdiri di samping pemuda Cho itu.



Yohan dengan cepat masuk ke dalam rumah, menaiki anak tangga dan menutup rapat pintu kamarnya meninggalkan Seungyoun yang berdiri di depan pintu melihat punggung Yohan dengan maklum.




Semua begitu tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan Yohan. Tentang dia yang ternyata seorang omega, bertemu mate-nya di hari pertama heat, dan...




diajak tinggal bersama?




Tidak. Yohan tidak gila dengan menerima ajakan orang yang baru ditemuinya beberapa jam yang lalu. Yohan tidak segila itu.



Bukan mentang-mentang mereka adalah mate, pasangan yang ditakdirkan dewi bulan untuk bersama, tapi karena Yohan takut.



Dia sangat takut apalagi dengan kehidupannya yang kini berstatus sebagai omega.




"m-maaf, tapi anda siapa ya?"




Seungyoun menatap nyonya Kim lalu tersenyum dan membungkuk.




"halo nyonya, saya Cho Seungyoun..."





Seungyoun menatap manik nyonya Kim dengan yakin sebelum melanjutkan ucapannya.




"...mate Yohan,"



.
.
.




Nyonya Kim mengetuk pintu kamar anak semata wayangnya. Yohan hanya berdeham mengiyakan sang ibu untuk masuk.



Wanita paruh baya itu masuk dengan cemilan di tangannya, oh, dan juga kepingan obat.





"ibu dengar kamu mendapatkan heat-mu hari ini?"




"dan pemuda tadi pemicunya?"




"mate-mu?"




Yohan diam sejenak dengan pertanyaan bertubi-tubi dari sag ibu, lalu ia hanya mengangguk. Lagi pula mengelak tidak ada gunanya. Toh, sang ibu pasti sudah diceritakan oleh Seungyoun mengenai masalah tadi sore.





"Yohan," panggil sang ibu sambil menaruh cemilan dan kepingan obat di atas nakas.





"umumnya, ketika omega belum bertemu dengan mate mereka, pil suppressant menjadi salah satu penolong dan harapan mereka,"





Yohan menghela napas. Sudah menduga ke arah mana ibunya akan bicara. Tidak tahu apa saja yang Seungyoun ceritakan kepada Ibunya tapi yang Yohan simpulkan Seungyoun juga pasti berbicara tentang mengajaknya tinggal bersama.




Sang ibu mengelus lembut rambut hitam sang anak. Mengelus pipinya dengan sayang.



"dulu, sebelum bertemu ayahmu ibu sangat kesusahan ketika masuk fase heat. Keluarga ibu rata-rata adalah beta, mereka juga kebingungan dan memilih untuk memberikan suppressant walau tau resikonya,"




"tapi akhirnya hari itu kakak membawa teman alphanya, dan itu ayahmu,"




Yohan hanya diam sementara sang ibu tersenyum kecil.




"anak ibu sudah besar," ucap sang ibu pelan lalu beranjak dari kamar Yohan.




Yohan tetap diam. Entah kenapa kata-kata sang ibu membuatnya sedikit sedih. Sudah besar? Dalam arti apa? Apakah dalam arti bahwa Yohan sudah tidak lagi berada dalam pengawasannya? Sudah tidak lagi menjadi tanggung jawabnya?




Yohan menghela napas. Ingin menangis. Bukan secepat ini yang ia inginkan ketika bertemu mate-nya dan mungkin saja karena ini ia akan secepatnya meninggalkan kedua orang tuanya.




Yohan mana tega?






Lagipula...





Yohan tidak habis pikir kenapa ia bisa bertemu dengan Seungyoun secepat ini? Dewi bulan kenapa tidak adil?



.
.
.




Seungyoun menghela napas. Sejak keluar dari kediaman keluarga Kim, Seungyoun sama sekali tidak pulang ke rumahnya. Ia berhenti di kafe yang tidak jauh dari rumah Yohan.



Seungyoun khawatir. Yohan masih dalam fase heat-nya dan yang paling menyebalkan adalah kebanyakan tetangga Yohan adalah alpha.





Astaga, Seungyoun sangat membenci bagaimana para tetangga itu mengintip dari jendela begitu Yohan keluar dari mobilnya tadi. Menyebalkan.





Feromon omega memang menjadi 2x lipat lebih manis ketika sedang heat. Ah, Seungyoun bisa gila memikirkan kemungkinan yang tidak-tidak.






Seungyoun terperanjat kaget begitu ponselnya berdering. Ibu Yohan menelepon. Dengan cepat Seungyoun mengangkatnya.





"nak Seungyoun, bisa kamu kembali ke sini?" tanya nyonya Kim dengan panik.





"ada apa, bu?"





"suppressant-ku tidak cocok untuk Yohan, heat-nya datang lagi,"





Seungyoun menggigit bibirnya. Panik.




"b-baik, bu. Saya akan ke sana,"



.
.
.




Seungyoun berdecak tidak suka begitu melihat alpha-alpha yang mengelilingi pagar rumah Yohan.





Bau feromon Yohan memang gila. Seungyoun akui itu.





"oi, apa yang kalian lakukan di depan rumah omegaku?" ujar Seungyoun dengan dingin dan menusuk.





Aura dominannya tidak main-main. Ia kesal. Sangat kesal.





Karena aura Seungyoun yang tidak bersahabat, para alpha itu memilih menjauh dan membiarkan Seungyoun berjalan ke pagar dan menekan bel pintu. Tidak berapa lama, pintu terbuka menyilakan Seungyoun untuk masuk.




.
.
.




"Yohan, buka pintu," perintah Seungyoun dengan suara alphanya.







Sang ibu sudah pergi menjauh, tidak kuat dengan aura Seungyoun yang menekannya hingga bergetar ketakutan.






Brak!





Suara lemparan barang menabrak pintu terdengar dari dalam. Seungyoun berdecak kesal.






"aku alphamu, Kim Yohan!"




home

tbc

[✔️] home ; younhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang