home
".... youn..."
"Cho Seungyoun..."
"Seungyoun!"
.
.
.Putih. Semuanya putih bersih. Tidak ada apapun. Lantai, langit, meja, kursi, atau apapun itu, tidak ada.
"Seungyoun bangun.."
Manik rubah itu terbuka perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah manik magis yang menguarkan aura dominan kuat.
Senyum tertarik pada wajah tegasnya, tangan terlipat di atas dada, menatap Seungyoun dengan gurat canda dan kekehan kecil.
"kubilang bangun, artinya bukan hanya mata terbuka tapi juga tubuhmu yang berdiri,"
Dengan spontan Seungyoun mengiyakan tanpa suara, sebab aura dominasinya melebihi Seungyoun--oh, bahkan ayah dan kakeknya.
Kini Seungyoun duduk dengan sopan, sementara di depannya berjongkok dan menampu wajah dengan sebelah tangan.
"katamu, kau ingin melindungi Cho.."
Seungyoun tertunduk diam. Yah, dia tahu. Jelas orang selemahnya tidak akan mungkin bisa melindungi Cho, melindungi dirinya sendiri pun ia tidak mampu.
"Youn.." panggilnya
Seungyoun menoleh. Manik magis itu kembali menatapnya, dalam, dan mendominasi.
"jangan jadi pengecut,"
"aku tidak--"
"iya, kau!"
.
.
.Mata itu terbuka lebar. Menatap kiri dan kanan lalu dengan cepat berangkat dari tidurnya.
Langkahnya cepat membuat sekitarannya terkejut tiada ampun.
"Yohan!"
Maniknya berubah total. Kakinya dengan cepat mengarah pada satu ruangan, membuat para pengejarnya kewalahan.
Tuli. Entahlah. Ia benar-benar tidak peduli.
Begitu pintu ia buka dengan kasar, matanya tertuju pada satu layar. Tak peduli dengan sosok yang terkejut melihat kedatangannya.
Maniknya menatap tubuh tergeletak tak berdaya di tengah hutan yang entah di mana adanya.
"h-hyung," desisnya pelan.
Manik emasnya menatap layar. Ya, di sana Seungyoun tergeletak tak berdaya dengan tubuh berlumuran darah.
Yohan menoleh ke kanan, pada satu-satunya orang di sana, kakek Seungyoun.
"kek.. Seungyoun hyung.."
Kakek Cho hanya mengangguk kecil membuat tubuh Yohan semakin lesu dan jatuh terduduk di lantai.
Tubuh itu bergetar, perlahan-lahan isakan kecil terdengar darinya. Kakek dan orang-orang yang masuk ke dalam ruangan itu hanya dapat mendengar isakan Yohan dengan pilu.
Menyesakan.
Terlalu menyesakan.
.
.
.Kaki Yohan melangkah entah ke mana. Dia bahkan tidak mempedulikan para pengawal mengikutinya.
Setelah berpuluh menit, kaki Yohan memberhentikan diri pada sebuah gubuk. Maka ia masuk ke dalam dan menemukan banyak sekali bunga warna-warni dan segar.
Aromanya kuat. Manisnya mawar dan apel.
Terduduklah ia di sana, dengan napas memburu. Maniknya menatap bingkai foto dengan hiasan bunga cantik.
in memoriam
Seo Juhyun
moon goddess always bless your soul
thank you for becoming Cho Kyuhyun wife.
thank you for becoming Cho Seungyon mom.my apologies would never reach to you
but, i love you my daughter in law.Napas Yohan tercekat.
Tubuh Yohan bergetar hebat.
Hatinya nyeri. Perih. Sesak.
Selama ini...
Ibu Seungyoun, berada di sini, di dalam rumah ini, di dalam keluarga ini.
"kau menemukannya.."
Yohan menoleh, mendapati kakek Cho berjalan pelan dengan tongkatnya.
"k-kakek, apa maksudnya?"
Kakek tersenyum lalu mengambil kursi dan ikut duduk di samping Yohan, memandangi poto mendiang menantunya.
"seperti yang kau lihat, ibu Seungyoun.."
"t-tapi kupikir.."
Kakek Cho mengangguk, "untuk menembus kesalahanku waktu itu,"
"Yohan, aku juga menginginkan Seungyoun untuk jadi penerusku. Tapi tradisi adalah tradisi--"
"kakek! Tidak bisakah dengan cara yang lebih manusiawi?"
"Han.."
"pada dasarnya, jiwa kita adalah hewan. Hewan buas. Hukum alam adalah jalan kita untuk menentukan pemimpin. Siapa yang kuat dia yang akan memimpin,"
"t-tapi--"
"Seungyoun itu cerdas.." Kakek Cho menatap Yohan dengan senyumnya.
Yohan terpaku apalagi ketika tangan sang kakek terulur di depannya.
"aku datang untuk menjemputmu,"
"Seungyoun sudah pulang.."
home
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] home ; younhan
Fantastik'cause i'm your home home cho seungyoun x kim yohan by dk1317 bxb. typos. baku. ABO!VERSE start: 20-10-2019 end: 02-02-2020 #1 in younhan (05-12-2019)