dua puluh empat

1.1K 194 30
                                    

home

Bohong jika jantung Yohan tidak berdegup kencang ketika kakek berkata bahwa Seungyoun sudah pulang.





Perasaannya membuncah. Rasa khawatir, cemas, senang, semuanya bercampur menggelitik perutnya.





Ia mulas, sungguh. Terlalu banyak hal yang ia pikirkan dan selama perjalanan menuju rumah utama, Yohan hanya berpikir satu hal: untuk melihat Seungyoun yang pulang dalam keadaan hidup.






Suara berisik menyambut ketika Yohan dan kakek membuka pintu dan masuk ke dalam. Sedikit demi sedikit fokus pandangan tertuju pada mereka, atau cuma Yohan yang tadinya terburu kini memelankan langkahnya.






Jantung Yohan nyaris melompat, pula napasnya tercekat.






Di depan sana duduk seorang pemuda dengan orang-orang yang merawat lukanya.





Terkekeh sebab bercanda dengan beberapa orang di sana.





Dia...







Seungyoun-nya.






Yohan menghentikan langkah ketika Seungyoun menyadari baunya dan menoleh.





Seungyoun langsung berangkat dari duduknya, berdiri tegak menatap Yohan yang menatapnya dengan ekspresi tidak terdefinisi.







Seungyoun tersenyum hingga matanya membentuk sabit kesukaan Yohan.






"Han.." panggilnya pelan. Tangannya perlahan membentang lebar.







Tak perlu basa-basi, Yohan yang nyaris menangis itu berlari cepat, memeluk kekasihnya, pujaan hatinya, belahan jiwanya.




"aku pulang.." bisik Seungyoun lalu mengecup pucuk kepala Yohan yang memeluknya erat.





.
.
.





Dentuman keras menghantam dan tubuh Seungyoun terpelanting entah ke mana.




"khh.." Seungyoun meludah darah lalu tertatih-tatih berjalan menahan darah yang mengalir pada lengan dan perutnya.





Berhenti entah di mana, dan tertidur entah mengapa.





Tak berapa lama ia terbangun dari obrolannya dengan sisi alpha miliknya yang kemudian disambut oleh tangis pilu Yohan yang entah dari mana asalnya.





Lalu maniknya berubah, begitu pula rupanya. Alphanya kini 100% sudah ia kuasai. Serigala dalam dirinya menyeringai puas, ia menang.





Setelah memastikan sepupunya tidak bisa bergerak, Seungyoun menatap yang lebih tua dengan tidak menghilangkan rasa hormat.





"Hyung, aku hanya membuatmu lumpuh selama seminggu. Aku punya banyak hutang padamu, dan aku tidak ingin kerepotan lagi kerenamu,"







"salam, aku pulang duluan,"





Seungyoun berjalan meninggalkan Mino yang menatap langit, terkekeh mengakui bahwa Seungyoun lebih cerdas darinya.







"ya, Seungyoun.. Luruskanlah keluarga gila ini," teriak Mino karena yakin Seungyoun sudah jauh.







.
.
.




"... yang kupikirkan hanya kembali dan memelukmu lalu kita bahagia," ucap Seungyoun sambil memainkan jemarinya, menyisir helai demi helai rambut Yohan.







Yohan hanya bisa tersenyum, memeluk dan menghirup feromon kekasihnya yang sangat ia sukai. Yohan rindu, sangat.








"lalu, apa yang akan hyung lakukan sebelum dilantik?" tanya Yohan








Seungyoun menerawang sesaat, lalu tersenyum.







"bertemu ibu.." jawab Seungyoun.







Yohan tersenyum, "eum, aku akan menemanimu,"







"Hyung, ibu sangat cantik. Bunga-bunga yang dipasang kakek sangat indah," sambung Yohan sambil mengingat memorinya bertemu makam sang ibu.








"oh ya? Apakah secantik kamu?" tanya Seungyoun sambil mengeratkan pelukannya, menatap wajah Yohan yang memerah.







Yohan menggeleng, "ibu lebih cantik,"







Seungyoun terkekeh, "makanya ayah suka. Omong-omong, ayah sudah bicara dengan kakek?"






Yohan mengangguk dan menceritakan semua hal yang Seungyoun lewatkan selama di dalam maze. Seungyoun mendengarkan dengan seksama, mencoba menerima segala rahasia kakek juga keluarganya dari sudut pandang Yohan.






Seungyoun yakin, dia bisa memperbaiki semuanya.








home

tbc





next episode will be our last with home :)

[✔️] home ; younhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang