enam belas

1K 234 22
                                    

salam begadang

home


"yohan.."



Yohan tersentak kaget. Tersadar dari lamunannya ketika Seungyoun memanggilnya dan kini menatapnya dengan tatapan tidak terdefinisi.







Yohan menggigit bibirnya lalu menegakan kepala untuk menatap langsung mata Seungyoun yang menatapnya penuh pertanyaan.






Jelas Seungyoun bingung. Yohan dari tadi mengabaikannya, bahkan makan malamnya ikut diabaikan membuat Seungyoun heran bukan main.





"memikirkan apa?" tanya Seungyoun






Dari telinga Yohan terdengar penuh penekanan, dan yang pasti aura alphanya itu menuntut jawaban yang jujur.





Yohan menggeleng kecil, sedikit takut. Keadaan Seungyoun tidak stabil akhir-akhir ini. Selain karena rutnya baru saja selesai, juga permasalahan keluarga apalagi ayahnya yang menyebalkan.





Seungyoun masih bisa untuk tidak lepas kendali, tapi siapa tahu kalau alpha itu kapan saja bisa lepas kendali.






"yohan.."





Panggilan tegas itu lagi. Membuat Yohan mau tidak mau melepaskan sumpitnya, sebab sedikit gemetaran ia rasakan.







Yohan tidak suka Seungyoun yang begini. Yohan suka Seungyoun yang lembut.





"jawab.."




Yohan diam sejenak, menunduk menghindari tatapan Seungyoun yang dingin.






"a-aku mau tidur.."





"kau bahkan belum menyelesaikan makanmu,"






"aku sudah kenyang. Mau tidur,"








Seungyoun menghela napas. Ya, Yohan begitu keras kepala dan dia tidak bisa menang dari itu.






"ya sudah, nanti aku menyusul.."





Yohan dengan cepat pergi dari meja makan, membiarkan Seungyoun seorang diri menyelesaikan makan malamnya.








.
.
.






Yohan membuka mata perlahan. Kamarnya masih gelap. Ia meraih ponsel, menatap jam yang menunjukan pukul dua dini hari.







Yohan memiringkan badan, lalu mengerutkan kening begitu tidak mendapatkan Seungyoun tidur di sampingnya.







Ia duduk di atas kasur dengan cepat begitu merasakan jantungnya berdegup gelisah.







Buru-buru Yohan keluar kamar, mencari sosok Seungyoun yang entah di mana.








Yohan berhenti begitu mendapati Seungyoun yang duduk berjongkok di balkon apartemen. Dengan kaleng bir di tangan kiri, dan nikotin menyala di tangan kanan.










Hati Yohan sesak melihatnya. Ikatan batin mereka mengatakan bahwa Seungyoun tidak baik-baik saja.








Tungkai omega itu melangkah pelan menuju alphanya, membuka pintu balkon lalu bau nikotin menyeruak masuk ke dalam indera penciumannya.








Kaleng bir berserakan di sekitar, 8 atau 9 kaleng, yang berarti ini kaleng ke 10 Seungyoun.







"kenapa bangun?"






Yohan tersentak lalu terdiam di tempat.






"h-hyung bilang akan menyusul.."






Seungyoun diam. Menaruh pelan kaleng birnya, lalu menghisap kembali batang nikotin yang hampir habis itu hingga kandas.








Asapnya ia keluarkan sembarang arah, membuat Yohan reflek menutup hidungnya.






Seungyoun berdiri, dengan sedikit oleng karena pening di kepala. Ia membalikan tubuh, bertemu tatap dengan Yohan yang menatapnya khawatir.






"yohan.." panggil Seungyoun lirih, tersirat kesedihan dalam panggilannya.








Yohan dapat rasakan sesak di dadanya. Apalagi ketika Seungyoun memeluknya erat, sangat erat.







"apapun yang kau pikirkan, jangan pernah pergi melihat ayah.."






"aku mohon.."






Oh..






Seungyoun tahu..







"dia jahat Yohan.."





"dia membunuh ibuku.."






"dia mengambil paksa hak asuhku.."






"dia orang jahat yohan.."





"dia bukan ayahku.."





"jangan temui dia.."






"kumohon.."







"aku tidak mau kehilangan orang yang kusayangi lagi.."








"kumohon..."






Yohan mencengkram erat kaos dan punggung dingin Seungyoun begitu ia rasakan basah pada pundak sempitnya.








Seungyoun terisak dengan pelukan yang semakin erat. Yohan akui ia tidak tahu banyak tentang Seungyoun, terlebih keluarganya.









Yohan tidak tahu...







Seperti apa keluarga Cho itu..






home

tbc





yep another boring episode

[✔️] home ; younhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang