dua puluh lima

1.3K 198 76
                                    

home

⚠️alur maju mundur⚠️

italic = alur mundur




Yohan tersenyum menatap punggung tegap yang sedang menyapa orang-orang. Mata dan bibir pemuda itu tidak berhenti mengukir senyuman.







Sekali-kali maniknya melirik Yohan atau memberikan gestur mendekat, kadang Yohan iyakan kadang pula tidak karena takut mengganggu.





Hal berikutnya ketika Yohan mengangguk dan berjalan menuju pemuda itu, tangan kekar menarik pinggangnya, membuat Yohan mau tak mau tersenyum karenanya.





"perkenalkan ini Yohan.."








"istriku.."






.
.
.




"Han.."



Yohan membuka mata. Manik mereka bertemu sapa, saling mencari kehangatan yang mereka suka.





Seungyoun mencium Yohan lembut dan Yohan menikmati semuanya.





Lembut dan manisnya belah bibir Seungyoun yang memabukannya.





"eummhh.."





"h-hyunghh.."






"Yohan kamu cantik.."



Yohan hanya bisa mencengkram bahu sang kekasih ketika dengan lembut lidah pemuda Cho menyapu dan bermain pada leher mulus Yohan.






Sesekali menghirup feromon dan menggigit gemas pada kelenjarnya yang sudah memiliki tanda klan Cho.






Yohan mabuk kepayang hanya karena sentuhan sentuhan Seungyoun yang membuat tubuhnya bergetar hebat. Juga karena hujaman-hujaman memabukannya yang membuat Yohan terus dan terus meneriaki nama kekasihnya.






"aahh! h-hyung! s-seungyoun!"






Dan Seungyoun hanya bisa tersenyum dengan geraman rendah ketika ia ikut merasakan nikmat yang luar biasa.







"Han.." panggil Seungyoun tepat pada telinga Yohan yang memerah.






"menikahlah denganku,"






.
.
.




"tuan Yohan! Astaga!"





Yohan hanya terkikik geli melihat wajah khawatir salah satu pengawal yang dipercaya oleh ayah Seungyoun. Sebut saja namanya Seunghun.






"sudah kukatakan jangan memanggilku tuan, kita seumuran!" protes Yohan


"t-tapi---"





"kalau begitu aku akan pergi tanpa memberitahumu lagi,"






"ah! Saya mohon jangan!"






Yohan tersenyum, "jadi?"






"b-baik, eum.. Yohan.."





"bagus!" "ayo kita pergi. Hangyul dan Yunseong menunggu,"






.
.
.




"huh!?"




Seungyoun lalu memutar kursi kerjanya dan menghadap Yohan yang terkekeh geli.





"Han?" tanya Seungyoun memastikan. Ia bahkan mendorong kursinya hingga sampai pada Yohan yang duduk bersila di atas sofa.






"sayang??" Seungyoun mencoba memastikan lagi.






Yohan hanya terkekeh lalu memeluk leher Seungyoun dengan erat, tak lupa untuk memberikan kecupan pada pipi Seungyoun sebagai jawaban 'iya'.






Dengan itu Seungyoun memeluk Yohan dengan erat. Berdiri dari kursi kerjanya untuk dapat memeluk Yohan lebih erat lagi.






"aku senang sekali.."






"terima kasih, sayang.."






Seungyoun melonggarkan pelukannya. Tangannya menangkup wajah Yohan lalu menatap manik kesukaannya.






"terima kasih.." ucapnya sekali lagi lalu mempertemukan bibir mereka, saling berbagi rasa sayang yang tiada putusnya.






.
.
.



"Halo.."





"Ibu.."






Seungyoun tersenyum memandangi foto sang ibu. Lalu setelah ia selesai berdoa, Seungyoun hanya duduk saja di sana memandangi wajah cantik sang ibu.






"hari ini semuanya baik-baik saja. Ayah dan Mino Hyung banyak membantu. Seungwoo Hyung dan Byungchan akan segera punya anak,"





"Hangyul dan Yunseong sehat, walaupun sering menggodaiku dan Yohan jika kita ketahuan sedang bermesraan,"







Seungyoun tertawa lalu tersenyum ketika hanya ada satu nama di dalam benaknya.





"Yohan..."







"benar-benar keajaiban, Bu.."








"Yohan adalah rumah, Yohan adalah dunia Seungyoun.."






"Seungyoun tidak tahu jika tidak ada Yohan, Seungyoun akan pulang ke rumah ini dan menemukan semua fakta yang ditutupi kakek atau tidak,"








"Yohan pula yang selalu mendukung Seungyoun disetiap aku merasa jatuh dan bangun,"






"Bu.."




Seungyoun kembali tersenyum.






"aku dan Yohan akan punya keturunan,"







"dan aku pastikan kesalahan kakek tidak terulang lagi pada Yohan,"






Sekali lagi, Seungyoun tertawa. "ah, mana mungkin. Kakek sangat menyayangi Yohan,"






"sama seperti kakek menyayangi Ibu,"







"Bu.."





"terima kasih sudah melahirkan Seungyoun,"







"dan membuat Seungyoun memperbaiki keluarga kita,"






"tetap jaga Seungyoun dan Yohan ya bu.."





"Seungyoun sayang ibu.."



.
.
.



"Han.. Apa aku bisa?"

Yohan tersenyum, menarik tangan Seungyoun untuk digenggam. Hari itu adalah hari pelantikan Seungyoun, sudah pasti kekasihnya itu sangat khawatir.





"Hyung bisa. Kalau sesuatu terjadi pun ingat.."





"aku rumahmu, kau rumahku, ketika letih kembalilah, ceritakan semuanya padaku,"




home

end.

Thank you❤️

02-02-2020

dk1317

[✔️] home ; younhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang