"HANA?!"
Gue noleh ke orang yang nepuk pundak gue tadi.
Shit! Kirain Hana. Ternyata itu Bima dan kedua temen gue.
"Van, pulang yuk, udah malem." ajak Bima dengan lembutnya.
"Enggak. Gue tetep mau cari Hana. Pasti dia kedinginan di luar sana."
"Tapi ini udah malem Van, besok kan bisa." sambung Juno.
"Iya, lagian lo juga harus jaga kesehatan lo. Udah, pulang." kali ini Regan yang bicara.
"Ck, kalian bisa ngertiin gak sih?! Gue mau nyari Hana! Kalo mau pulang sana!" sinis gue. Lagian mereka tuh belum punya istri makanya gak paham rasanya kehilangan gini.
"Gak usah pala batu Yan. Gue rela ninggalin c*li gue demi nyariin lo. Harusnya lo kasian juga dong sama gue. Padahal udah pengen crott juga."
Juno ngejitak pala Regan. "Mulut lo Gan! kasih filter dikit napa dalam keadaan kayak gini!"
"Udah Van, besok kita bertiga bakal bantuin lo nyari Hana. Sekarang lo pulang ya, kasian orangtua lo khawatir."
Huftt ... Mau gimana lagi? Gue harus nurut ke mereka.
⭕⭕⭕
Gue duduk di kasur sambil meluk fotonya Hana. Dari tadi mulut gue gak berhenti nyebut nama dia.
"Hana ... Maafin gue ... Maaf ... Maaf ... maaf ..."
Ceklek
Mama sama Papa datang. Mereka bawain gue makanan enak.
"Van? Makan dulu." kata Papa lalu duduk di samping gue.
"Enggak Pa, Vano gak laper."
"Tapi dari kemarin kamu belum makan kan? Ayo makan."
"Enggak Ma! Masa Vano makan, sedangkan Vano gak tau di luar sana Hana udah makan atau belum. Ma, Pa, pasti Hana kedinginan disana ... Vano mau cari Hana! Iya!"
Gue berusaha lari dari kamar tapi Papa nahan gue.
"Van! Dengerin Papa! Kamu boleh cari Hana. Tapi ini udah malem. Pikirin kesehatan kamu juga!"
"Tapi Pa-- Vano mau meluk Hana. Vano mau kasih kehangatan buat dia."
"Iya Papa ngerti. Besok kita cari dia bareng-bareng ya?"
Gue mengangguk lemah.
"Sekarang kamu makan ya ..." kata Mama sambil nyuapi sesendok makanan itu ke mulut gue. Tapi jelas aja gue tolak.
"Gak."
Terdengar desahan pelan dari mulut Mama. "Yaudah, tidur aja biar kamu tenang."
Mama sama Papa keluar kamar. Sedangkan gue gak bisa tidur sama sekali. Pikiran dan hati gue kacau. Takut terjadi apa-apa sama Hana. Sumpah, gue takut.
"Goblok ... Bajingan ... Bego ... Jahat!"
Gue gak berhenti mengumpat buat diri sendiri. Rasanya pengen naruh bom bunuh diri di perut. Tapi gue masih pengen liat Hana.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.AUTHOR POV
5 BULAN KEMUDIAN...
Pencarian Vano terhadap Hana masih belum selesai. Istrinya hilang entah kemana. Semenjak malam pengusiran itu, tidak ada lagi kabar tentang Hana.
Vano pun berubah derastis. Sikap yang semula pecicilan, humoris dan ceria, berubah menjadi pribadi yang dingin, pendiam dan sensitif.
Ia juga sering menggerutu tak jelas. Mengumpat dan mencaci diri sendiri. Keinginannya menjadi Pak Jaksa terpaksa ditunda karena saat ini ia telah berhenti kuliah dan melanjutkan kerja di perusahaan atas permintaan ayahnya.
Kini ia sedang duduk di kursi CEO perusahaannya. Tatapannya mengarah ke foto istrinya yang hilang 5 bulan yang lalu.
"Sekarang kamu lagi apa? Aku kangen sama jus jeruk buatan kamu, Han." lirihnya dengan sedih.
Tiba-tiba sekretaris nya datang. Seorang pria lajang berusia sekitar dua puluh lima tahunan.
"Pak, nanti ada meeting jam sepuluh membahas tentang kerjasama dengan perusahaan AURA." ucap sekretaris itu dengan sopan.
"Hm."
"Terimakasih, Pak."
Vano tidak menanggapi ucapan sekretaris nya itu. Ia melihat jam di tangannya. Pukul setengah sembilan. Itu artinya masih ada waktu untuk menghubungi orang suruhannya.
📲 "Gimana?"
📲 "..."
📲 "Dasar gak becus!"
📲 "..."
📲 "Pokoknya saya gak mau tau, cepat temukan istri saya atau kamu saya pecat!"
📲 "..."
📲 "Hm."
Tut ... Tut ...
Telpon dimatikan.
Vano bergegas ke ruang rapat untuk membahas proyek perusahaannya.
Dalam rapat tersebut, dihadiri oleh kepala perusahaan AURA yang merupakan satu-satunya perusahaan yang berdiri di sebuah desa. Perusahaan UNIVERSE ---milik ayah Vano--- sangat tertarik untuk bekerja sama dengan AURA karena melihat suasana desa itu yang masih asri dan sejuk. Oh iya, kepala perusahaan UNIVERSE itu adalah Ayah dari Vano, yaitu Ervan.
Besok lusa, Vano akan melakukan survei ke tempat itu. Ia akan menetap disana selama beberapa hari. Tentunya hal itu merupakan suatu hal yang tidak disukai olehnya. Karena itu akan mengganggu usahanya mencari sang istri.
Tetapi, berkat paksaan Ervan, akhirnya Vano mau menuruti apa kata ayahnya itu.
⭕⭕⭕
Hari ini adalah hari dimana survei di laksanakan. Vano berjalan sendiri menyusuri kebun teh. Seketika pria itu merasakan kesejukan. Dan, satu lagi yang ia rasakan. Yaitu kehadiran seseorang yang selama ini di carinya.
#Bersambung ...
Apa mungkin ada sesuatu ya disana?
Dengerin lagunya dan hayati liriknya ya ...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Is Cupu
RomanceDalam dunia yang dipenuhi harapan dan ambisi, Elvano Dirgantara terjebak dalam situasi yang tak terduga. Ketika kesalahpahaman mengubah hidupnya selamanya, dia terpaksa menikahi 'dia', anak pembantu di rumahnya yang tak pernah dia anggap lebih dari...