Song : Jangan pergi - Seventeen
"Mas mau kerja ya?" tanya Hana pas gue lagi siap-siap buat ke kantor.
"Iya."
"Hana sendirian di rumah?"
"Enggak, nanti aku Mama sama Virly nemenin kamu disini ya."
"Tapi Hana gak akrab sama mereka. Gimana?"
"Nanti lama-kelamaan akrab kok. Mama orangnya asik."
"Iya deh Mas."
Gue berangkat kerja setelah pamit sama dia. Untuk saat ini, gak ada kecupan di pagi hari karena Hana masih jaga jarak sama gue. Maklum, dia masih waspada sama kita semua.
Sepulang kerja, gue langsung buru-buru pulang ke rumah. Sebelumnya gue beli martabak manis dulu di pinggir jalan.
"Eh anak Mama udah pulang!" sambut Mama dengan wajah riang.
"Iya Ma. Hana mana?"
"Eh Mas?"
"Hana, Gimana sehari sama Mama nya?" tanya gue yang kepo sama kebersamaan mereka berdua.
"Asik Mas, Mama banyak cerita ke Hana. Terus Mama juga baik banget." jawab Hana begitu semangat.
Mendengar itu, Mama langsung nyelipin rambutnya di belakang telinga.
"Ah, bisa aja muji nya hehe ...""Tau tuh. jarang-jarang loh ada yang muji Mama," balas gue yang langsung di kasih geplakan dari Mama.
"Eheh bercanda Ma," ucap gue cengengesan.
"Virly mana?" tanya gue. Dari tadi tuh anak tuyul gak keliatan.
Sedetik setelah gue nanya, tuh bocah dateng juga.
"Wahh ada martabak manis! Buat Ily ya?"
Buset. Dateng-dateng bukannya nyapa malah nyerbu martabak. Bukan adek gue.
"Enak aja! Martabak ini gue beliin buat Hana, bukan buat lo!" balas gue ketus. Emang bener kok. Nih martabak buat istri gue seorang.
"Yahh masa Mbak Hana doang yang di beliin? Ily kan juga mau martabak," balasnya dengan muka yang sengaja di imut-imut in cem anak babi.
"Ish! Nanti pulangnya kita bisa beli!" tegur Mama nampar lengan Virly pelan.
"Bawa aja Ly. Gakpapa kok. Mbak lagi gak mau makan yang manis-manis," ucap Hana ke Virly. Lah, itu berarti dia nolak pemberian gue dong.
"Yeayy! Makasih mbak! Ma, aku makan disini bentar ya! Laper!" sorak Virly senang. Udah kayak gak pernah makan martabak aja.
"Han, kok di kasih dia? Kan aku beliin buat kamu!"
"Mas, gak boleh pelit-pelit sama adik sendiri. Sesama saudara tuh harus berbagi."
"Tapi sayang uang dua puluh lima ribu aku. Kan aku niatnya ngasih buat kamu. Kalo Virly mah udah punya uang sendiri. Aku rugi dong." balas gue. Gak lama kemudian, gue dapet geplakan kedua dari Mama.
"Kamu tuh ya! Udah dibilang jangan ikutin kebiasaan Papa! Mama gak suka! Apalagi sekarang kamu udah mau jadi bapak. Pelitnya harus di kurangi!" omel Mama.
"Tau tuh. Sama adek sendiri aja perhitungan!"
Gue diem. Disini ada tiga cewek dan gue satu-satunya cowok. Bisa kalah kalo debat sama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife Is Cupu
RomanceDalam dunia yang dipenuhi harapan dan ambisi, Elvano Dirgantara terjebak dalam situasi yang tak terduga. Ketika kesalahpahaman mengubah hidupnya selamanya, dia terpaksa menikahi 'dia', anak pembantu di rumahnya yang tak pernah dia anggap lebih dari...