25 🔴 Jira 💙

2.8K 133 15
                                    

Song : Love Song - Sungjae feat Park Hyesu


Deg

Apa gue gak salah denger? Gak! Gak mungkin!

"Dok? Dokter pasti salah! Gak mungkin istri saya meninggal!! ISTRI SAYA GAK MUNGKIN MENINGGAL DOK!!"
Gue udah narik kerah jas nya dokter itu. Seketika hati gue hancur dan berantakan.

"Van, udah! ini semua takdir. Kamu gak bisa nyalahin dokter nya," kata Mama sambil nangis.

"Ma, Hana gak mungkin meninggal ..." ucap gue pelan. Rasanya tenggorokan gue tercekat. Seluruh badan gue lemes.

Akhirnya, gue nerobos masuk gitu aja. Dan melihat seseorang yang udah ditutupin kain putih.

Gue buka kain itu. Shit! Ini beneran Hana. Tubuhnya udah kaku dan dingin.

Gue harap ini semua cuma mimpi. Plis! Bilang ke gue kalo ini cuma mimpi!

Gue terus nampar pipi gue dengan kencang sampe gue ngerasa perih di sudut bibir. Ternyata ini semua bukan mimpi.

"Hana? Bangun Han! Jangan tinggalin aku!"
Gue terus goyang-goyangin tubuh dia. Tapi nihil. Dia gak bangun-bangun.

"Hana? Kamu gak mau ngeliat anak kita?! PLIS BANGUN HAN! JANGAN TINGGALIN AKU! AKU CINTA SAMA KAMU PLISS BANGUN!!"

Mama nahan gue yang terus nyuruh Hana bangun. Karena percuma, dia gak bakal bangun.

"Hana ... ibu disini nak ... bangun. kamu gak boleh ninggalin kita hiks ... Ibu tau kamu kuat," tangis Bu Wati. Gue tau dia lebih merasa kehilangan.

"Hana! Bangun! Gue janji bakal nyediain bulu ketek gue buat lo cabutin. Bahkan Juno sama Bima juga bersedia jadi jasa cabut bulu ketek buat lo. Asalkan lo bangun, kasian suami lo!" ucap Regan yang di angguki oleh Juno dan Bima.

Sementara gue kembali meluk tubuh Hana yang terasa sangat dingin.

"Han ... kamu jahat sama aku ... Kenapa kamu ninggalin aku lagi?"

"Hana ... tubuh kamu dingin. Kamu mau aku hangatin hm?"

Gue mengambil tangan dia dan menggosokkannya di antara tangan gue. Berharap tubuhnya kembali hangat dan dia bangun.

"Pliss Han ... kenapa tubuh kamu masih dingin? Pliss menghangat!" ucap gue frustrasi.

"Vano, ikhlasin nak. Kasian Hana kalo kamu kayak gini. Udah ya," ucap Mama lagi. Tapi gue masih gak bisa percaya. Baru kemarin gue sama dia debat masalah jenis kelamin dedek bayi. Kenapa sekarang dia udah gak ada?

Tatapan gue kosong dan nanar. Tapi kok gue ngerasa kayak ada cairan yang keluar dari matanya Hana ya? Hana nangis? Sulit dipercaya!

Dokter yang denger gue teriak langsung masuk lagi ke dalam dan memeriksa kondisi Hana. Mereka kembali memasang alat-alat di tubuh Hana.

Titt ... tit ... tit ... tit ...

Jari tengah Hana juga bergerak.

Semua orang yang ada di ruangan tersebut bener-bener kaget dan gak nyangka. Termasuk dokter yang tadi memeriksa keadaan Hana.

"Sulit dipercaya! Inilah mukjizat dari Tuhan. Ibu Hana kembali hidup dan denyut jantungnya mulai normal," kata dokter.

Gue menganga gak percaya. Istri gue gak jadi meninggal? Anjir gila! Gue seneng banget! Begitupun semua orang yang langsung mengucap syukur.

Gue bener-bener seneng banget. Rasanya hati gue pengen loncat aja dari tempatnya. Terimakasih Ya Allah ... Engkau menjawab semua doaku.

Aaaaa apa gue boleh goyang dumang sekarang? Seneng banget gila!

Perlahan Hana membuka matanya.

"Hanaa! Ka-kamu sadar jugaa ..." ucap gue yang kembali menitikkan air mata.

"Mas Vano?"

"Iya?"

Perlahan tangan Hana terulur buat menyeka air mata gue.

"Mas kenapa nangis?" tanyanya.

"Aku takut Han ..." ucap gue lalu memeluk Hana dengan erat.

"Hana inget semuanya, Mas. Maaf kalau Hana sempat lupa sama Mas Vano."

Gue masih tetep meluk dia. Rasanya gak mau kehilangan lagi.

"Mas?"

Gue beralih menatap matanya  "Kenapa?"

"I love you Mas."

"Love you too Hana ... Love you too!" balas gue sambil meluk badannya lagi.

Semua yang ada disana keliatan bahagia apalagi pas suster ngasih anak gue. Ini mah bener-bener kebahagiaan berlipat ganda udah kayak kinder joy. Anak gue juga lucu banget. Kayak gue.

Btw jenis kelaminnya perempuan alias cewek alias wadon alias girl alias betina.

"Lucu Mas," kata Hana setelah liat bayi mini yang gue pegang.

"Iya kayak kamu," balas gue.

"Namanya siapa Van?" tanya Juno ke gue.

"Gue punya saran nama nih! Dijamin bagus kayak orang Korea," kata Regan sok iya.

"Siapa?" tanya gue.

"Kim Soun."

Gue langsung ngejitak palanya Regan.

"Emang anak gue sejenis bihun apa?!" omel gue ke Regan. Lagian rekomendasi nya enggan banget. Soun? Itu kan jenis bihun.

"Hehe biar nanti kurus, putih, tinggi, sexy kayak bihun," balasnya

Gue cuma masang wajah datar. Gini amat punya temen yang otak nya sold oud.

"Namanya terserah Mas aja deh," ucap Hana tersenyum.

"Oke, aku kasih nama Kimara Jira Dirgantara. Gimana?" usul gue. Nama itu emang udah gue siapin dari jauh-jauh hari.

"Bagus Mas," balas Hana dengan raut senang.

"Jira sayang ... Ini Papa kamu yang paling ganteng," sapa gue ke dede bayi.

Anak gue cuma merem melek.

"Kimara Jira Dirgantara? Belakangnya 'Ra' mulu. Van, lo yakin? Kalo gedenya anak lo cadel gimana? Kan kasian dia susah nyebut diri sendiri," ucap Juno yang langsung dapat tatapan sinis dari semuanya.

"Lo doain anak gue cadel?!"

"Hehe nggak gitu maksud gue. Cuma---" Juni melirik ke sekitar. "Ah, lupain. Bagus banget kok namanya," lanjutnya dengan ketawa garing.

"Eh, cucu Oppa nih... Wah cantik ya!" seru Papa yang sekarang lagi gendong Jira.

"Kayak aku ya hehe ..." timpal Mama Pede.

"Kayak Hana lah, kan dia Mama nya," balas Papa.

Mama cuma bisa tersenyum denger jawaban Papa yang gak pernah muji istrinya di depan umum.

Oke, sekarang kita lagi bahagia banget. Kebahagiaan ini bener-bener gak bisa diganti sama apapun.

#next...

Komen ya buat part ini. Sory kalo gak menarik hehe

_salam_

My Wife Is CupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang