The Angel 16 Kebahagiaan Yang Abadi √

40.1K 1.5K 3
                                    

"morning my wife" aku tersentak kala melihat wajah yang sudah tidak asing lagi telah berada tepat didepanku saat aku baru saja membuka kedua kelopak mataku, aku lebih tersentak saat merasakan benda kenyal menyentuh bibirku cepat.

Aku yang tersadar segera memberikan tatapan tajam pada sang pelaku yang kini sudah berdiri disisi tempat tidur seraya menampilkan senyuman yang menurutku sangatlah menyebalkan.

"ayo bangun my wife" ia menarik kedua tanganku lembut hingga aku berubah posisi menjadi duduk.

"ini masih pagi" ucapku malas, aku masih belum tau dimana aku kini berada, tapi aku yakin ini pastilah rumah suamiku.

"lihatlah jam disebelahmu sekarang, anakku butuh asupan" aku menengok jam, dan sudah menunjukan pukul 8 kurang 15 menit lagi. Aku menatapnya dan menampilkan wajah datar, aku beranjak dari kasurku mulai berjalan menauhinya. Aku menghentikan langkahku saat aku melupakan sesuatu. Dengan ragu-ragu aku terpaksa bertanya.

"dimana kamar mandinya" aku bertanya tanpa melihatnya, masih membelakanginya dengan aku menghadap pintu keluar.

"lihatlah aku saat bicara!" ucapnya dingin. Kuhembuskan nafas kesal, berbalik menghadap dirinya yang tengah menatap diriku tajam dengan melipat kedua tangan didepan dada.

Aku menelan ludahku susah payah saat melihat tatapan yang belum pernah aku lihat sama sekali darinya.

"di..dimana kamar man..mandinya" ucapku gagap, entah kenapa, apa mungkin karena aku takut?

"terima kasih" aku mengucapkannya setelah sebelah tangannya menunjukan sisi kiriku dimana disana terdapat sebuah pintu yang tadi tidak aku lihat. Aku segera berlari kecil menjauhinya.

"hufh" kuhembuskan nafas lega setelah berhasil masuk kekamar mandi dan menutup pintunya.

Aku berdecak kagum melihat interior kamar mandi rumah ini, padahal aku belum melihat keseluruhan ruangan, tapi aku sudah dibuat terperangah dengan arsitektur ruangan ini dan kamar yang tadi malam aku tempati.

"cepatlah, atau akan kudobrak pintu ini!" aku tersentak saat mendengar gedoran dari arah pintu.

"sebaiknya aku segera mandi dan bersiap sebelum ia melaksanakan ancamannya"

****

"ayo" ajaknya saat aku baru keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar. Dan kuperhatikan Rey juga sepertinya sudah mandi, tapi dimana?

Aku lagi-lagi terkagum dengan apa yang aku lihat hingga kami sampai disebuah ruangan yang kuyakini adalah ruang makan. Pemikiranku diperkuat dengan berbagai aneka macam makanan yang sudah tersedia dan tertata rapi disebuah meja yang kuperkirakan dapat menampung delapan orang atau mungkin lebih. Karena meja ini sangat panjang dengan banyak kursi dikanan dan kirinya serta sebuah kursi yang terlihat berbeda dan lebih mewah yang kuyakini diperuntukan sang kepala keluarga rumah ini dan ternyata suamikulah yang menempatinya.

"duduklah dan makanlah" ucapannya kembali melembut. Kalau aku tidak salah dengar saat dikamar tadi suaranya begitu dingin dan membuatku takut, tapi kini ia seolah kembali menjadi Rey yang semalam, manis dan aku menyukai caranya memperlakukanku.

"aku segera memakan makananku tanpa bicara hingga acara makan kami selesai. Saat Rey mengangkat salah satu tangannya, para pelayan yang sebelumnya berbaris dibelakang kami dengan posisi agak jauh segera mendekat dan mulai mengangkat makanan yang ada dimeja dan memindahkannya kedapur.

"ayo kuajak kamu berkeliling, bukankah kamu sudah penasaran dengan mansionku?" aku mengangguk antusias melupakan pertanyaannnya, bagaimana Rey tau keinginannya?

Aku tak berhenti menatap kagum pada bangunan dan ruangan yang Rey tunjukan, ia juga menjelaskan fungsinya, karena jujur ada beberapa ruangan yang baru pertama kali aku lihat dan dengar, karena waktu aku bekerja dulu tidak ada ruangan seperti yang ada dirumah ini.

Rumah inu sangatlah menakjubkan, aku pasti akan betah disini. Tuhan apakah ini jalanmu?, jalan kebahagaianku?, jika iya, maka tolong jagalah senyumku selalu... Amin

Aku menatap Rey yang tengah berbicara menjelaskan tentang ruangan-ruangan yang ada dirumahnya, aku tersenyum, mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Tuhan karena telah berbaik hati memberikan kebahagiaan dibalik kecelakaan yang kualami. Aku mengusap perutku, berdoa semoga Tuhan senantiasa menjaga dan melindunginya.

Aku menyayangimu Reynand Geovano

TBC
30 OKTOBER 2019

MBA (Married By Accident)- CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang