Ini part terpanjang yang pernah aku ketik, anggap saja sebagai hadiah taun baru untuk readers setia The Angel Story.
Happy reading...
"Key" aku segera menengok ke sumber suara dibelakangku.
" mamah" kejutku, aku segera menuju wastafel guna mencuci tanganku yang penuh dengan tepung bekas adonan membuat donat.
" mamah kapan datang? Key kok nggak dengar?" tanyaku setelah mencium tangan kanan beliau.
" baru tadi, ini kenapa rumah sepi?" tanya mamah setelah melihat keseliling yang memang sepi.
" para pelayan diliburkan semua sama mas Rey, katanya pengin bangun quality time bareng aku sama anak-anak" kulihat mamah mengerutkan dahinya , apa ada yang salah dari perkataanku?
" bisa tolong panggilkan Reynand Key?" aku mengangkat sebelah alisku, ada apa?
" tentu" kataku sembari mengangguk dan selanjutnya izin undur diri, segera berjalan menuju kamar kami dimana suami dan anak-anakku berada.
" kak" aku memanggilnya yang tengah bermain dengan si kembar dan Devan.
" ada apa yank?, sini deh liat, mereka lucu banget, pengin aku gigit" kata suamiku sembari menggerakan tangannya seolah menyuruhku kesana, aku menurut dan ikut tertawa saat melihat si kembar tertawa akibat om dan ayahnya yang menggelitiki tubuh mereka yang masih berusia dua bulan.
" oh ya yank, tadi kamu kenapa panggil aku, kangen ya?" godanya mecolek daguku menggoda.
" idih pede, itu dibawah ada mamah, gara-gara kamu aku jadi lupa kan" kesalku, memukul lengannya pelan menyuruhnya untuk menemui mamah dibawah sementara aku menggantikannya menjaga si kembar dan Devan yang tengah asik bermain dengan keponakan kembarnya.
Devan sudah bisa menerima dan mulai bisa memanggil kami dengan sebutan mamah dan papah atas perintah Rey, ia berkata kalau ia tidak ingin Devan merasa kehilangan sosok orang tua dan aku menyetujuinya, karena aku memang sudah sangat menyayangi anak itu seperti aku menyayangi si kembar.
" Devan" panggilku, ia menjawab tapi tidak mengalihkan pandangannya dari si kembar.
" mm...waktu itu setelah ibu kamu menolong mamah, ia bilang supaya mamah meminta surat yang dia titipkan sama kamu, bisa mamah minta suratnya sekarang" kataku hati-hati takut menyinggung perasaannya, bagaimanapun ini menyangkut ibu kandungnya, orang yang selama ini merawat dan membesarkannya dengan penuh cinta disaat hidupnya sendiri penuh dengan derita.
Devan mengangkat kepalanya kemudian menatapku sendu.
" maaf, mamah gak ber..." ucapan ku terhenti saat tiba-tiba Devan bangkit, turun dari kasur dan berlari keluar." apa aku keterlaluan" gumamku.
" ada apa?" aku tersentak saat merasakan tangan besar melingkari pinggangku dari belakang.
" kak Rey! ngagetin tau gak?!" kesalku sehingga tanpa sadar telah memukul lengannya.
" aduh... sakit yank" keluh Rey berpura-pura, ia bahkan tidak merasakan sakit sedikitpun dengan pukulan istrinya yang masih dibilang pelan menurutnya. Tapi ia senang melihat wajah istrinya yang berubah menjadi khawatir saat melihatnya meringis kesakitan dibuat-buat.
" ini beneran sakit?" tanyaku sembari mengusap lengannya yang menjadi tempat bekas pukulanku tadi. Aku sangat merasa bersalah saat melihat ekspresinya yang seperti menahan sakit, tapi apa benar sesakit itu?
" kamu bohongin aku?!" teriaku dan sekali lagi memukul lengannya ditempat yang sama, ia meringis tapi aku tak perduli. Bagaimana aku bisa tau dia berbohong, jawabannya dari sorot matanya yang memandangku geli. Sialan.
Aku segera membalikkan badanku menjadi memunggunginya yang ikut duduk diatas kasur, sementara anak-anakku kelihatan sangat anteng saat melihat orang tuanya bertengkar, apakah mereka patut dipanggil anak durhaka, sementara mereka saja tidak tau apa yang tengah dilakukan dan dibicarakan orang tuanya. Sungguh pemikiran yang bodoh.
" yank" panggilnya tapi tidak akan aku gubris.
" yaannkk" panggilnya panjang dan sekarang tengah menggoyangkan sebelah tanganku, mirip anak kecil yang ingin minta dibelikan permen oleh ibunya.
" mah,pah" aku segera menengokan kepalaku saat mendengar suara Devan dari arah pintu.
" Devan, kamu..gak marah?" tanyaku ragu saat melihatnya yang tengah menatap kami dengan alis diangkat sebelah dan kepala yang sedikit miring .
" gak" jawabnya seperti biasa, singkat. Kuhembuskan nafas lega mendengarnya. Kulihat ia berjalan dan kemudian ia duduk ditempatnya semula, yaitu di depanku yang tengah duduk miring.
" ini" katanya seraya sebelah tangannya memegang satu buah surat yang disodorkan padaku. Aku melihat kebelakang, lebih tepatnya kearah suamiku, ia juga menatapku dan kemudian menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju. Aku menerimanya, Devan kemudian berdiri dan berjalan keluar.
" pah, omah sudah menunggu dibawah, katanya suruh cepet" aku mengerutkan dahiku menatap kak Rey meminta penjelasan. Rey meneguk salivanya susah payah saat melihat tatapan istrinya yang terlihat lebih menyeramkan setelah melahirkan kedua putrinya.
" jadi gini yank..mm..mamah pengin Devan sama si kembar..ikut beliau ke acara arisan teman-temannya" aku masih menatapnya.
" katanya beliau juga ingin kenalin cucu-cucunya"
" dan kamu setuju!" ia mengangguk.
" lagian ini juga permintaan mamah, aku kasian liatnya" aku meraup wajahku kasar, bukan aku tak memperbolahkan mamah membawa si kembar, tapi aku hanya takut mamah nanti kewalahan menjaga tiga anak sekaligus, beliau sudah tua.
" please yank, sekali aja" aku menatap suamiku yang menampilkan wajah memohon, entah kenapa aku justru merasa ada yang disembunyikan suami tampanku ini.
" yaudah, tapi mamah gak boleh sendiri, beliau harus ajak siapa gitu, buat bantu-bantu kalau nanti si kembar rewel."
" siap bos" sigapnya segera berdiri dan berlalu keluar yang kuyakini menuju lantai bawah.
" yes!!!" sorak Rey setelah keluar dari kamarnya, ia menghentak-hentakan kakinya seperti anak kecil sembari membekap mulutnya guna mencegah suaranya keluar.
Ia segera berjalan kelantai bawah, menemui mamahnya dan langsung memeluknya sembari mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada wanita yang sangat disayanginya. Ia juga mengacungkan kedua ibu jarinya pada sang adik yang tengah duduk disofa sembari melipat kedua tangannya didada dengan wajah dingin terpasang disana.
" semoga sukses sayank, awas kalau kamu kasar mainnya, mamah potong asetmu biar tau rasa, mau?!!" Rey segera bergidik ngeri saat mendengar ancaman mamahnya.
" siap Nyonya besar" hormat Reynand dan mendapat putaran mata malas adiknya.
" mas Rey, bantu aku gendong si kembar!!" teriak istri tercinta dan dengan sigap Reynand kembali naik kelantai dua guna membantu sang istri yang tengah kerepotan. Senyuman akan selalu menghiasi bibirnya sepanjang hari ini hingga seterusnya.
Tbc
02 January 2020By thanks
Ethiopiaphia
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA (Married By Accident)- Completed
Romansa# 1 in wedding (19/12/19) # 1 in old (05/01/20) # 2 in bullying (14/05/20) # 3 in boy (14/05/20) # 4 in rahasia (14/05/20) Keysha Tiarani gadis remaja 18 tahun yang terpaksa tidak melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi karena faktor e...