The Angel 20 Anak? √

34.7K 1.4K 1
                                    

Rey POV

"jadi ada perlu apa anda kemari?" tanyaku langsung saat ia telah duduk disofa ruang kerjaku.

"apa anda mengingat Karmila?"

Deg

Jantungku serasa berhenti berdetak saat mendengar nama itu disebut. Entah bagaimana bayangan seorang gadis cupu yang menangis sedih tiba-tiba terlintas dibenaku.

"saya yakin anda mengingatnya" ucap pria paruh baya didepanku yakin.

"siapa sebenarnya anda?!" tanyaku sedikit menaikan nada bicara. Entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak.

"saya adalah ketua RT di Desa tempat Kamila dan anaknya tinggal selama ini.

"maksud anda? Anak?" tanyaku heran.

Karmila adalah salah satu murid nerd yang sering dibully disekolahku dulu, nasibnya hampir sama dengan istriku Keysha, tapi Karmila lebih parah. Ia dibuang oleh orang tuanya dan dibesarkan dipanti asuhan, hingga saat ia menginjak bangku SMA, ia memutuskan untuk mandiri dengan kerja sembari sekolah. Dan selanjutnya kisahnya benar-benar sama, bahkan lelaki yang menghancurkan kedua gadis rapuh tersebut juga sama, yaitu aku.

Kami satu angkatan saat SMA, saat itu ada pesta ulang tahun salah satu teman kami dan aku dijebak dengan minuman sialan yang sama dengan yang aku minum saat menghancurkan Keysha. Dan aku melakukannya, menghancurkannya, tapi keesokannya gadis tersebut menghilang entah kemana, aku berusaha mencarinya kala itu, tapi semua seolah sia-sia.

Hingga kepala sekolah mengumumkan bahwa dia telah berhenti dari bangku persekolahan setelah seminggu tidak masuk tanpa ada yang tau apa penyebabnya. Bahkan sekolahpun tidak tau atau sengaja tidak memberi tau keberadaannya saat aku berusaha mencari tau keberadaannya saat itu.

Dan kini, setelah 8 tahun berlalu, seorang lelaki datang dengan menggandeng seorang anak dan mengatakan bahwa itu anakku, darah dagingku yang tidak aku ketahui keberadaannya selama ini. Oh tuhan, cobaan apa lagi ini?

Devano Putra Geovano nama itu seolah-olah menegaskan bahwa bocah lelaki tersebut adalah benar putraku, bahkan parasnya saja memiliki kemiripan sangat sama denganku waktu kecil. Ia diserahkan kepadaku karena kata lelaki tadi Karmila telah tiada karena sakit yang dideritanya 2 tahun terakhir. Dan sebelum ia meninggal ia menitipkan sebuah surat untukku, tapi aku belum membukanya.

"kalau begitu saya permisi" pamitnya. Aku menyeka kedua sudut mataku yang entah sejak kapan telah mengeluarkan air matanya.

"saya antar" aku beranjak dari dudukku, berjalan beriringan dengannya menuju pintu.

Deg

Jantungku serasa berhenti berdetak beberapa waktu saat aku melihat istri atau calon ibu anak-anakku tengah berjalan menuruni anak tangga sembari terkadang menatap kami yang berdiri diujung samping tangga.

"kalau begitu saya permisi" pamitnya saat Key sudah berdiri didepan kami, aku mengangguk.

Pria tadi berjalan menghampiri Devan yang tak lain adalah anakku. Sepertinya ia berhasil membujuk anakku untuk tetap tinggal disini, terbukti dengan ia yang berjalan keluar tanpa membawa Devano bersamanya.

Aku menundukan kepalaku, menyesali perbuatanku, sepertinya memang benar peribahasa yang mengatakan buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya. Aku sudah sama brengseknya dengan lelaki yang telah menghamili Mamah dan menghasilkan diriku.

"ada apa? Kenapa pria tadi pergi tanpa mengajak anak itu?" aku mengangkat pandanganku saat sebuah pertanyaan terlontar begitu saja dari mulut manis istriku. Aku menegang dan sepertinya Key tidak menyadarinya. Jujur saja aku tadi sempat lupa dengan istriku sendiri. Bagaimana ini? Aku tidak ingin menyakitinya lagi dan membuatnya menangis, tapi kabar yang akan aku berikan pasti akan sangat menyakiti hatinya. Tapi kalau aku tidak jujur, ia akan bertambah sakit nantinya, apalagi kalau sampai ia tau semua ini dari mulut orang lain.

Aku menghela nafasku dan mulai bicara tanpa memandangnya,aku lebih terfokus pada anakku yang tengah duduk disofa ruang tamu rumahku sembari memainkan kedua kakinya.

"mulai sekarang dia akan tinggal disini, bersama kita"

"tapi kenapa?" Tanyanya lagi.

Hufhh

Aku menghembuskan nafas berat, mengalihkan pandanganku menjadi menatapnya lekat-lekat, sepertinya ia menyadari keadaanku yang sedang tidak baik-baik saja.

"karena dia anakku" ucapku lirih tapi sepertinya ia dapat mendengarnya. Keysha terdiam, lama, hingga akhirnya ia mengeluarkan suara yang mampu membuatku ikut terluka.

"ba.. bagai...bagaimana bisa, mak...maksudku..." ia tidak dapat melanjutkan perkataannya karena isak tangis mulai mendominasi, aku sangat menyesal karena tidak bisa menepati janjiku untuk tidak membuatnya menangis lagi, tapi lihatlah sekarang. Ia menagis dengan sangat menyedihkan, terduduk diundakan tangga bawah dengan kepala bersandar diteralis tangga.

Aku ikut duduk disampingnya, menyugar rambutku kebelakang frustrasi, bingung dengan keadaan dan langkah apa yang harus kuambil. Sepertinya tangis Key begitu keras atau entahlah sampai para pegawai rumah ini berdatangan ketempat kami sedang meratapi takdir yang sangat membingungkan.

Aku menyuruh mereka semua kembali mengerjakan tugas-tugasnya dengan isyarat tangan. Aku memandang Key yang masih menangis, menarik bahunya untuk mendekat tapi ia menolak. Ia menepis tanganku, berdiri tanpa memandangku dan selanjutnya ia berbalik, berjalan menaiki tangga tanpa menoleh sedikitpun.

Aku sama kacaunya dengan Keysha, aku meraup wajahku, menyugar rambutku kebelakang. Kualihkan pandanganku kearah sofa dimana yang katanya anakku berada, dan saat aku melihatnya ternyata ia juga tengah menatapku dengan pandangan yang menurutku sangatlah dingin untuk ukuran anak seusianya.

TBC
5 NOVEMBER 2019

Ethiopiaphia
Thank's

MBA (Married By Accident)- CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang