The Angel 23 maafin❤ √

32.1K 1.3K 3
                                    

Aku melangkahkan kakiku memasuki bangunan mewah yang kutinggali beberapa bulan ini. Baru kemarin aku memutuskan untuk pergi, tapi sekarang aku telah kembali.

Aku menghentikan langkahku saat melihat sesuatu, lebih tepatnya seseorang yang ikut berdiri diantara para pembantu yang tengah memberikan sambutan atas kembalinya diriku. Ia menampilkan wajah datarnya sehingga aku tak dapat membaca ekspresi yang tengah dirasakannya, senang atau kecewa karena aku tak jadi pergi? Entahlah..

Aku berusaha mengabaikannya yang sepertinya terus menatap pergerakanku dengan wajah datarnya. Padahal setauku Rey tidak terlalu datar sepertinya. Aku memberikan senyuman dan ucapan terima kasih pada para pelayan yang mengucapkan selamat atas kesembuhanku.

Aku membalikan badanku melihat suamiku yang ternyata tengah berbicara dengan seseorang dibalik telefon entah siapa. Aku mengangkat bahuku acuh dan memutuskan melanjutkan jalanku menaiki tangga menuju kamarku.

Reynand pov

Aku mencari keberadaan istriku yang entah ada dimana sekarang. Setelah aku menerima panggilan dari orang kepercayaanku Alex aku sudah tidak melihatnya lagi, mungkin di kamarnya.

Dugaanku benar, sekarang kulihat istriku tengah tertidur lelap diatas kasur king zize kamar kami. Aku meletakan tas yang kubawa dari rumah sakit yang berisikan pakaian kotor milik kami disamping pintu, menutup pintu dan berjalan pelan menuju kasur.

Aku ikut merebahkan tubuhku yang terasa lelah karena kurang tidur saat menjaga Key dirumah sakit semalaman. Aku memeluk dari belakang tubuh istriku yang makin berisi dan membuatnya tampak lebih sexy. Ia sempat menggeliat, membalikan badannya menjadi menghadap diriku.

Aku merasa geli saat ia menggesek-gesekan hidungnya pada dadaku. Setelah diam dan kurasa ia sudah kembali tertidur lelap, aku mengecupi puncak kepalanya dan mengelus rambut belakang kepalanya yang terasa lebih lebat dan halus.

"l Love You My Wife" ucapku mengecup puncak kepalanya.

"selamanya kau adalah milikku" ucapku lagi dan mendaratkan ciuman agak lama dipuncak kepalanya sebelum akhirnya aku ikut menyusulnya kealam mimpi.

*****

Keysha pov

Aku menuruni anak tangga dengan pelan. Sesekali tanganku mengusap perutku dimana anakku yang kini mulai bisa menendang walaupun intensitasnya masih terasa pelan.

Aku melihat keseliling, melambaikan tangan memanggil pelayan yang kebetulan lewat didekatku.

"apa kau melihat kak Rey?" tanyaku padanya.

"Tuan ada didapur nyonya" ucapnya pelan dengan kepala menunduk. Setelah aku mengucapkan terima kasih ia mohon diri, membungkukan badanya sebelum berjalan pergi meninggalkanku.

Aku berjalan kearah dapur, dan pemandangan yang aku saksikan mampu membuatku menggelengkan kepala dan berdecak kesal.

Para pelayan membungkukan badannya saat aku melewati mereka. Aku menyuruh mereka pergi dari area dapur dengan isyarat tangan yang dikibaskan, dan sepertinya sang Tuan rumah tidak menyadari kehadiranku. Terbukti dengan ia yang masih fokus dengan alat-alat masak dan panci yang entah tengah merebus apa.

"astaga Rey!" ia tersentak saat aku berteriak tepat disamping dirinya yang tengah fokus mengaduk entah apa didalam panci. Bagaimana aku tidak teriak saat melihat ayam yang tengah digorengnya sudah berubah warna menjadi hitam pekat disebagian sisinya, sementara sisi yang lainnya sudah berwarna coklat kemerahan.

Aku mematikan kompor dan menatapnya tajam, bisa-bisanya. Aku menggelengkan kepalaku tak habis pikir. Kualihkan pandanganku kearah panci yang sedari tadi menjadi fokus suami tampanku ini dan aku cepat-cepat mematikan kompornya saat melihat isinya.

"yaampun Rey! Apa ini?!" tanyaku geram. Sembari menunjukan jariku kearah panci.

"sup" katanya pelan dengan kepala agak menunduk bagaikan anak yang tengah dimarahi ibunya karena ketahuan berbuat salah.

"sup?!" ia mengangguk.

"lihat" ia melihat kedalam panci sesuai apa yang aku tunjuk.

"maaf" sepertinya ia menyadari kesalahannya. Aku menghela nafasku berusaha meredakan emosiku yang akhir-akhir ini sangat sulit dikendalikan.

Bagaimana tidak kesal dan marah saat melihat dapur yang berantakan dan masakan yang menurutnya sangatlah aneh dipagi hari.

Ayam goreng gosong, sup yang berisikan daging ayam serta sayuran yang dipotong terlalu besar, juga sayuran yang sudah hancur karena terlalu matang. Aku memijit pelipisku dan menggeleng tak menyangka.

"aku hanya ingin memasakan sesuatu untuk sarapan. Itu juga supaya kamu mau maafin aku" ucapnya pelan dengan kepala menunduk. Aku berjalan mendekat kearahnya dan memeluknya, kurasakan tubuhnya menegang untuk beberapa saat dan akhirnya kurasakan ia membalas pelukanku.

"aku udah maafin kakak" ucapku dipelukannya.

"terima kasih sudah berusaha" aku mendongakkan kepalaku menatapnya masih dengan posisi saling berpelukan.

"tapi.... apa kita harus memakannya" ucapku ragu.

"aku tidak akan membiarkannya, kita pesan makanan, kamu mau pesan apa?" tanyanya dengan sesekali mencuri ciuman dibibirku yang berhasil membuat kedua pipiku terasa panas dan kuyakini kini sudah memerah.

"terserah"

"baiklah" katanya antusias, melepaskan kedua tangannya dari pinggangku dan kemudian berjalan kearah meja pantry mengambil handphonenya yang tergeletak disana.

Aku tersenyum sembari menggelengkan kepalaku melihat kondisi dapur ysng kini sudah berubah seperti habis terkena bencana. Walaupun bukan aku yang membereskannya tapi aku tetap kasihan pada mereka yang akan membersihkan semua kekacauan ini.

Aku tersentak saat merasakan sepasang tangan melingkar diperutku.
"sebaiknya kita tunggu diruang tengah" katanya sembari menggandengku keluar dari area dapur.

TBC
12 NOVEMBER 2019

ethiopiaphia
Thank's

MBA (Married By Accident)- CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang