1. Hari-hari penuh rindu.

9.2K 443 33
                                    

"Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu."-dilan.

Fyi : di bagian (Namakamu) nyanyi silahkan dengerin yang di mulmed.

◀◻◻◻▶

Keramaian terjadi di bangunan terbengkalai. Suara langkah kaki. Orang berbincang. Dan semua itu.

Para lelaki dewasa sedang memasang peralatan lengkap. Seperti audio, microfon, beberapa kabel melilit. Sedangkan para perempuan paruh ada yang membuat minuman. Melakukan riasan. Sampai membuat video. Tetapi tidak dengan laki-laki berisi, sedang sibuk dengan kameranya sambil duduk di kursi empuk.

"(Namakamu)! Lihat kamera." Katanya menyorot perempuan tengah berias. "Gue nge-vlog. Dari pada gue diem. Sekalian gue buat video behind the scene pas lo nyanyi. Banyak yang minta soalnya."

(Namakamu) menoleh singkat. Kembali menutup mata saat MuA sedang menggambar di bagian mata. "Oh ya? Benarkah. Gue jarang bacain komen."

"Say hallo!" Suruh Aldi.

"Hai semua? Hari ini aku lagi di make up. Mau syuting video cover kemarin. Ini semua para teman aku lagi sibuk dengan pekerjaannya dan ini Aldi juga lagi nyari kesibukan. Jangan lupa nanti tonton video cover dari aku. Semoga puas! Yuk. Intip keseruan aku syuting bareng mereka. Semoga hari ini lancar dan gak ada sedih-sedihnya." (Namakamu) mengarahkan kamera ke arah kru. Lalu berhenti di Aldi.

"Amin. Semoga gak ada drama lagi."

(Namakamu) terkekeh. "Ya sudah. Selamat bekerja Aldi. Seperti biasa Al! Jangan sampai gue jelek di kamera.

"Siap adinda!"

"(Namakamu) take!" Septian mengibas kertas memanggilnya. "Mendung. Takut turun hujan. Langsung Ya!"

"Gue take dulu Al."

Aldi mengarahkan kamera ke arah (Namakamu). Mengikutinya dari belakang dan merekam semua kejadian yang ada.

(Namakamu) sudah berdiri di belakang mic. Tubuhnya menyamping sesuai arahan. Beberapa kameran dan kru memperhatikan.

"Oke. Good job (Namakamu)!" Pekik Septian. "One, two, three action."

Setelah iringan musik berbunyi. Baru (Namakamu) mulai melakukan menghayatan. Liriknya sedih. Jadi, sebisa mungkin Ia harus menunjukkan ekspresi sedihnya. Tentu, itu adalah hal yang mudah untuknya. Ingat saja masa lalunya.

'Kenangan yang t'lah berlalu...
Tak kan ku lupa-aa...
Hanya engkau yang aku mau...
Su-dah tentuu.'

'Kisah cintaku bersama mu.
Tidak sempurnaa..
Walau apa pun kita tetap akan
bersamaa..

'Hari ku, lebih indah..
Pabila, kau ada
Ku menunggu kau...'

"CUT."

(Namakamu) menoleh saat musik berhenti. Septian berdiri di belakang layar. "Bisa lebih menjiawai lagi gak, (Nam)? Om Sep lihatnya kamu masih kaku dari gerakan tangan mungkin. Oke, kalo untuk ekspresi Om Sep suka. Masuk."

PEMERAN UTAMA✅ | Iqbaal RamadhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang