Beritahu aku kalo kamu itu jodoh aku.-
◀◻◻◻▶"Al, gue gak ngerti lagi sama ide lagu lo darimana. Ini bener-bener sweet banget! Editannya lagi. Lo emang kameramen sekaligus editor favorite gue mulai sekarang!"
Aldi yang berada di depan komputer berwarna putih menoleh kearah belakang, dimana menampilkan cewek berambut panjang yang sekarang di cepol tengah duduk bersila diatas sofa empuknya.
"Gue pastiin kalo lo masuk di kampus tempat gue sekolah, lo pasti bakal ke terima, yakin. Jurusan IT gak mungkin nolak lo." Saran (Namakamu).
Aldi berdecih sebal. Bos'nya itu memang sangat-sangat tidak menau soal pendidikan Aldi, bahkan Aldi sudah lulus S3 jurusan IT, di London tahun lalu.
"Eum."
(Namakamu) menoleh ke arah Aldi, kali ini Aldi benar-benar sangat menyebalkan. Mungkin Aldi ngambek karena tadi (Namakamu) memintanya untuk menginap di rumah baru itu dengan paksa. Aldi padahal sudah sempat menolek, tapi karena (Namakamu) yang mengancam dipecat akhirnya Aldi datang.
"Gue udah lulus S3, ngapain lo minta gue ngampus di tempat lo?"
"Eh seriusan Al?" tanya (Namakamu) kaget. Bahkan sekarang dia duduk menghadap kearah Aldi dengan hp di letakkan di atas meja.
"Kalo gak percaya yaudah."
"Enggak, maksud gue kenapa lo gak pernah cerita sih sama gue!"
Aldi menghela nafas. "Emang gue harus publikasi semuanya?"
"Harus. Biar semua orang tahu kalo lo udah lulus S3. Sekarang gue tanya. Berarti lo gedean dong dari gue? Al, sorry. Tapi embel-embel Kak gak cocok lagi gue pakek ke lo. Karena udah kebiasaan gue manggil nama. Gini deh, gue akan belajar manggil lo Kak Aldi."
"Lebay. Kaya biasanya aja. Lagian gue jijik dengernya!"
(Namakamu) mengangguk. "S3 lulusan dimana?"
"London."
"Astaga negara impian gue," kata (Namakamu) mulai memposisikan tubuhnya menghadap layar televisi dan membelakangi Aldi. "Gue pengen banget ngadain konser disana."
"Eum," sahut Aldi dengan dehaman keras. "Di Indonesia aja ko kagak pernah segala ke London."
Aldi menoleh saat berapa menit tidak ada jawaban dari bosnya. Ternyata cewek itu sedang asik bermain ponsel sambil cekikikan.
"(Namakamu)," panggil Aldi.
"Ya," sahut (Namakamu) tanpa menoleh.
"De Nhara tahu sekarng lo gak tinggal di asrama?"
"Gak tau. Emang gue rahasiain."
"Tega."
(Namakamu) menaikkan bahu. "Bosen."
Aldi mengangguk, kemudian suasana kembali hening, hanya suara televisi dan suara cekikikan (Namakamu) yang terdengar di telinga Aldi.
Dia berusaha mengabaikan komputer dengan game online yang sudah dia pause. "(Nam)?"
"Apaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMERAN UTAMA✅ | Iqbaal Ramadhan
FanfictionSequel 'tentang,Iqbaal.' "Jika Iqbaal adalah sesuatu yang berharga bagi (Namakamu), maka Iqbaal adalah nafas yang akan selalu (Namakamu) butuhkan."