Aku tidak suka dia, kalo kamu bertanya kenapa pasti jawabannya adalah karena dia bukan kamu.-
◀◻◻◻▶
(Namakamu) menggigit bibir bawah. Saat Iqbaal berhenti berjalan dan diam. Sepertinya pertanyaan itu terlalu jauh bagi Iqbaal. Tapi (Namakamu) hanya penasaran dengan status Iqbaal yang baru. Bagaimana jika Iqbaal benar-benar sudah menikah dan mempunyai anak. (Namakamu) pasti udah pergi dari bumi karena ada Iqbaal di dalamnya.
"Menikah?"
(Namakamu) mengangguk. "Aku cuma bertanya."
"Hah? Apa coba yang bikin kamu mikir kalau aku udah menikah dan buktinya?" Tanya Iqbaal.
"Waktu di Mall. Kamu jalan berdua sama Zidny dan satu lagi anak perempuan itu. Anak kamu kan?"
Iqbaal menggeleng. "Kamu itu salah paham! (Namakamu) dengar kamu itu masih ada dalam hati aku. Aku masih setia nunggu kamu! Aku sama Zidny masih sama kaya dulu. Masih sebatas teman kecil gak lebih. Aku udah pernah bilang sama kamu. Dia akan selalu ngelakuin cara apapun supaya dapetin aku! Kalo soal anak kecil itu. Dia adik aku. Kamu gak ingat? Aku pernah cerita kalau Mama hamil waktu aku pertama pergi ke Melbourne."
(Namakamu) diam. Menatap lirih Iqbaal dengan ceritanya.
"Namanya Vallen." Sambung Iqbaal. "Waktu itu dia ulang tahun. Kita cuma merayakan dengan makan keluarga. Kebetulan Vallen belum ada baju untuk acara itu. Aku niat belikan tapi Mama nyuruh aku ngajak Zidny. Sebenarnya Zidny sih yang maksa Mama. Aku masih setia sama kamu."
(Namakamu) masih diam.
"Sekarang ceritakan sama aku kenapa kamu bisa lanjut di sini?" Tanya Iqbaal. "Aku pikir tidak akan ada waktu lagi untuk kita ketemu."
"Aku dapet beasiswa Iqbaal. Tapi aku minta maaf."
Iqbaal menarik tangannya. Duduk di kursi taman. "Maaf untuk apa?"
"Maaf. Aku belum bisa setia."
Iqbaal terkekeh. "It's Okay. Aku berterima kasih karena kamu udah nemuin pengganti aku. Pacar terbaik kamu dibandingkan aku yang kaya gini hi.hi. Aku juga berfikir. Tidak akan ada orang meninggal bisa hidup lagi. Kalau aku di posisi kamu juga akan lakuin hal yang sama."
"Kenapa kamu tidak mencari pengganti aku?"
Iqbaal tersenyum singkat. "Karena di hubungan aku. Ceritanya aku yang meninggal. Beda lagi kalau kamu. Aku masih bisa cari kamu untuk ngabarin kalo aku masih hidup tapi semuanya sia-sia. Trauma ku hebat naik pesawat."
"Aku minta maaf." Katanya lirih.
"Hey! Aku yang harusnya minta maaf (Namakamu). Gak seharusnya aku ninggalin kamu tanpa kabar."
Iqbaal. Cowok itu benar merasa kecewa dengan pengakuan (Namakamu). Namun, memang begini lah jalannya. Jika Iqbaal menghubunginya setelah dia sembuh total. (Namakamu) tak akan mungkin di miliki oleh orang lain. Iqbaal jadi penasaran. Sebaik apa pacar (Namakamu). Dibandingkan dia yang masih cengengesan. Lihatlah sekarang. Gaya rambut, pakaian dan semuanya telah berubah. (Namakamu) benar-benar berubah dibandingkan saat dia masih SMA. Tapi Iqbaal mengingat satu hal lagi bahwa dirinya sempat melihat poster bergambar (Namakamu) di mana-mana. Namun Iqbaal mengabaikannya karena wajahnya yang kian berubah Iqbaal jadi tak mengenalinya.
"(Namakamu)," panggil Iqbaal. "Kamu makin cantik."
"Makasih." (Namakamu) menahan malu. "Kita udah lama di luar Baal. Makanan titipan mereka takut keburu dingin. Kita balik ke Studio, Yuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMERAN UTAMA✅ | Iqbaal Ramadhan
FanfictionSequel 'tentang,Iqbaal.' "Jika Iqbaal adalah sesuatu yang berharga bagi (Namakamu), maka Iqbaal adalah nafas yang akan selalu (Namakamu) butuhkan."