16. Enka bingung.

1.9K 237 3
                                    

◀◻◻◻▶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◀◻◻◻▶

Mereka berenam diam. Termasuk (Namakamu) yang masih bingung. Steffi kembali berderai air mata saat tahu kejadian yang sebenarnya.

Ternyata. Kejadian yang menimpa keluarganya hanya frank yang di buat oleh Bidi dan Julian. Tidak taukah kedua cowok itu. Hati Steffi hampir mati di buatnya.

"Tadi gue cuma nyari lo. Ketemu mereka berdua. Katanya mereka tahu lo di mana. Ya udah gue ikut mereka sekalian mau kasih surprise. Gue juga gak ikut-ikutan soal frank yang lo maksud," terang Beby.

"Mending gak usah di kasih kejutan kalo bohong soal keluarga gue!! Masalahnya gue juga bingung dan akan bisa langsung nengok mereka. Gak ada otak tau gak!!"

"Ide Bidi," tunjuk Julian. Kue kecil di tangan masih menyala. Sebentar lagi lilinnya akan habis. "Biar lebih beda."

"Maaf Sayang. Aku pikir gak akan semengecawakan ini. Aku cuma mau bikin kejutan yang benar-benar bikin kamu kaget. Ternyata malah jadi hancur!"

"Ngotak dikit lah."

"Baperan banget," celetuk Julian. "Lagian ini cuma frank. Keluarga lo di rumah baik-baik aja."

"Jul! Masalahnya beda. Coba lo bikin kejutan biasa aja. Walau udah biasa tapi gak terkesan nyakitin satu sama lain."

"Maaf." (Namakamu) membuat semua pandangan tertuju padanya. "Steffi emang bener. Dia rela kesini cuma mau cerita masalah keluarganya sama gue. Dan hampir aja dia izin cuti untuk balik ke Indonesia. Masalah keluarga benar-benar sangat sentisitif. Tidak bagus untuk di permainkan atau di buat frank semacamnya. Kalian tau kan gimana rasanya jauh dari keluarga terus ada berita gak enak dari rumah. Sedangkan kita gabisa apa-apa. Seenggaknya di pikirin dulu kedepannya akan gimana."

"Sebaiknya lo berdua bicarakan empat mata. Steffi lo dengerin dulu penjelasan Bidi." Suruh Iqbaal mengimbuhi. "Supaya gak makin ricuh kalo selesain di sini."

Bidi mengangguk. Tak ada penolakan dari Steffi saat Bidi menarik tangannya. Membawa keluar rumah dan menyisahkan temannya yang masih tak habis pikir.

"Otak Bidi benar-benar gak berjalan dengan baik."

Julian meniup lilin. "Ternyata kerja keras Bidi gak di di hargai sedikit pun."

(Namakamu) mendelik. Siapa dia? Sangat keras kepala. Tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan. Seolah hanya dia yang bersalah-anti kritik.

"Lo keras banget Jul. Di sini Bidi emang salah. Kalo gue tau rencana awal kalian. Mungkin gue akan nolak. Seenggaknya lo omongin dulu lah sama gue." Beby tidak suka.

PEMERAN UTAMA✅ | Iqbaal RamadhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang