Jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.-
◀◻◻◻▶"Sayang. Menurut kamu bagusan hodie atau kemeja?" tanya cowok itu sambil memamerkan satu gantung baju kemeja berwarna biru dongker dan satu gantung hoodie berwarna hijau botol. "Keduanya bagus sih."
"Beli keduanya aja!"
"(Namakamu). Coba tanya fans kamu. Baju yang cocok buat aku antara dua pilihan ini."
"De Nhara? Jangan ribet Oke? Aku lagi males hari ini." Cewek itu mungkin bosan karena sudah dua jam lebih dia berkeliling di mall. Tentu menemani sang pacar berbelanja pakaian untuk stok baju kuliahnya. "Aku bayarin deh biar cepet. Udah haus soalnya! Takut dehidrasi."
De Nhara diam lalu sedetik kemudian mengangguk. "Padahal aku bawa uang kok sayang. Kalo gitu makasih ya?"
Walaupun membawa banyak uang kenapa harus berfikir memilih baju yang berbeda jenis? Harusnya berani dong membeli kedua produk itu.
Ini bukan pertama kalinya Nhara seperti itu, tapi sudah beribu-ribu kalinya. Tapi itu tidak membuat (Namakamu) membencinya. "Langsung ke kasir, yuk? Aku juga hari ini ada ke studio ketemu Ibu."
Nhara hanya mengangguk lalu merangkul kekasihnya untuk berjalan pergi. "Aku tunggu disini ya? malu nanti di sangka gak punya uang aku."
(Namakamu) menghela nafas. "Iya."
Cewek itu melangkah pergi. Niat awal datang ke mall sebenarnya hanya ingin membeli dress untuk di pakai cover lagu terbarunya tapi karena tidak ada yang bagus dia meminta De Nhara yang membeli baju atau apapun itu supaya tidak rugi datang ke Mall.
Dia mengambil uang lalu dia berikan kepada bule penjaga kasir. Setelah itu dia kembali menemui sang pacar yang sedang duduk di salah satu kursi sembari memainkan ponsel.
"Aku mau beli minum. Kamu mau?"
"Boleh." De Nhara bangkit. "Aku ikut ke studio ya hari ini?"
"Boleh banget. Tapi kok tumben?"
"Sekali-sekali nemenin kamu ke studio. Sekarang aku libur kuliah kok."
"Yaudah. Sekarang kita beli minum dulu? aku haus."
"Yaudah yuk."
◀◻▶
"Cappuccino ukuran besar sama...kamu mau yang mana, Yang?" tanya Nhara menoleh.
"Aku greentea."
"Sama greentea ukuran besar ya?"
Barista mengangguk lalu meminta mereka menunggu sambil duduk.
"Kamu hari ini gak ada main basket?" tanya (Namakamu). "Kata temanku di kampus ada pertandingan sekarang."
"Latihan aja. Tandingnya besok sore. Kalo kamu gak sibuk datang ya?"
"Aku gak janji ya De. Gak apa kan?"
De Nhara hanya menatap lalu mengangguk, tidak ada pembicaraan lagi sampai akhirnya minuman yang mereka pesan di antar ke meja.
"Sekarang langsung ke studio?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMERAN UTAMA✅ | Iqbaal Ramadhan
FanfictionSequel 'tentang,Iqbaal.' "Jika Iqbaal adalah sesuatu yang berharga bagi (Namakamu), maka Iqbaal adalah nafas yang akan selalu (Namakamu) butuhkan."