Dan, jika ini hanya bayangan izinkan aku untuk berteduh supaya tidak selalu bersama kamu, berdampingan.
◀◻◻◻▶
Cewek berambut panjang ini sesekali melirik rekan kerjanya yang menatap dirinya iba, bahkan di saat kondisi seperti ini rekan kerjanya selalu bisa hadir kapan saja (Namakamu) membutuhkan merek, tidak semua, seperti Aldi kameramen sekaligus editor, Bella si perias, dan Vina penata kostum yang baru saja bergabung dengan team (Namakamu). Hanya bertiga, sebab dia tidak ingin menggangu bu Linda yang mungkin malam ini sibuk menjaga Aya dan pak Septian yang malam ini tengah melakukan kegiatan apapun dirumah.
"Tadi gue udah larang banget pak Sep buat gak studio si Iqbaal dulu, tapi ya gitu Septian kekeh banget pengen lo sama Iqbaal bikin cover, gini jadinya."
"Sebelas dua belas tuh temennya si Iqbaal yang nampar lo. Gini loh lo yang di tampar gue yang kesel," kata Bella.
Vina yang tidak tahu menahu soal itu hanya diam, bahkan dia tidak tahu siapa Iqbaal dan siapa temannya, studio Iqbaal, semua yang berkaitan tentang kejadian tadi belum sama sekali dia tahu.
"Sekarang Iqbaal mana?" tanya Aldi.
(Namakamu) hanya menggelengkan kepala tidak tidak, semenjak Iqbaal membawa dirinya pulang, dia sudah terpejam, tidak tahu sekarang dimana Iqbaal berada. Bahkan, pesan singkat yang (Namakamu) berikan kepada Iqbaal pun saat ini belum di balas.
"Putus sama De Nhara, bukannya lo jadi tambah bahagia karena ada Iqbaal disisi lo sekaligus mantan ter-indah lo, tapi ternyata sama sekali gak ngerubah keadaan lo, lo malah jadi kayak gini."
Bella memang posesif dengan cewek yang lagi-lagi menintikan air matanya tidak semua orang bisa mendapatkan teman seperti Bella, walaupun Bella yang blak-blakan dan toxic habis tapi tetap Bella ingin membuat si pendengar membuka lebar matanya bahwa banyak orang diluar sana yang ingin memanfaatkan kesuksesan (Namakamu).
"Gue mau pulang, gue mau berhenti kuliah aja," lirih (Namakamu).
Aldi yang tadinya mengusap rambut panjangnya terhenti dan melotot menatap bosnya yang sepertinya sangat menyedihkan, hanya karena cinta bisa membuat pikiran konyolnya berlalu lalang di dalam otaknya.
"(Nam)!" geram Aldi mendekat. "Lo gak mungkin hey sia-siain beasiswa lo cuma karena di geretak sama temen Iqbaal bajing itu, lo kuat, lo bisa lawan dia pakai isi otak lo, dan lo gak kalah pinter dari dia."
"Lo gak bakal ngerti sama apa yang gue rasain."
"Seharusnya lo minta solusi sama kita, gue sama Aldi udah pengalaman. London gue sama Aldi nuntut ilmu dan gue pernah ada di posisi kayak gitu."
Vina berdehem. "Sebelumnya aku mau minta maaf karena udah ikut campur masalah (Namakamu) dan kalian, aku disini emang cuma orang baru dan gak tahu menau soal kalian soal masalah kalian, tapi ini udah malam apa gak ada baiknya kita istirahat dulu, (Namakamu) butuh istirahat yang cukup, maksud aku bukannya aku gak mau denger cerita kalian dan gak mau ngasih solusi apapun," kata Vina khawatir takut jika dirinya salah bicara.
"Lihat (Namakamu) yang kelihatan capek dan terus nangis bisa nguras tenaga, sorry," ucapnya di terakhir kalimat.
Aldi hanya mengangguk disusul Bella yang setuju dengan saran rekan kerja itu, (Namakamu) hanya menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMERAN UTAMA✅ | Iqbaal Ramadhan
FanficSequel 'tentang,Iqbaal.' "Jika Iqbaal adalah sesuatu yang berharga bagi (Namakamu), maka Iqbaal adalah nafas yang akan selalu (Namakamu) butuhkan."