End

3.1K 310 35
                                    

Karena aku gak pakek prolog di bagian awal jadi aku gak pakek epilognya, tapi aku pakek ini aja ya. Sama aja sih eh tapi gak juga sih, yaudah sih bodo😭.

◀◻▶

Sama seperti kebanyakan cowok pada umumnya, Iqbaal tidak ingin ribet seperti cewek-cewek, apalagi seperti (Namakamu) yang menginginkan pernikahannya itu berjalan bak bernuansa kerajaan-kerajaan seperti di cerita disney.

Namun, Iqbaal bersih keras tidak suka. Jika sudah begitu, (Namakamu) tidak akan memaksa Iqbaal melangsungkan pernikahannya dengan wah supaya terlihat sempurna di mata orang-orang, sudah! hidup bersama Iqbaal saja sudah cukup.

(Namakamu) dan Iqbaal sedang berada di negara asalnya, Indonesia.

Sejak sebulan yang lalu melangsungkan pernikahan di masjid ternama di kota Jakarta, ia tidak lagi ingin membuat acara resepsi atau semacamnya, sudah dibilang bahwa mereka tidak suka keribetan.

Kantor camat menjadi tempat tujuan sebelum nanti sore ia akan pergi lagi ke Melbourne untuk memulai kehidupan barunya disana bersama dengan hubungan yang sah.

"Bisa gak kalian senyum supaya terlihat bahagia jika orang lain lihat akta pernikahan kalian?"

Iqbaal dan (Namakamu) saling melirik, baginya ini ribet. Hanya membuat sebuah akta pernikahan saja harus seribet ini?

"Akta kita bukan untuk di umbar," ketus Iqbaal tidak suka.

(Namakamu) mengelus pelan pundak Iqbaal, jika sudah seperti itu siapapun malas menanggapi Iqbaal. "Senyum doang."

Iqbaal dengan santai meredam emosi, kemudian mengangguk patuh dan tersenyum lebar menghadap ke arah kamera.

Keduanya tampak tersenyum manis, sudah terlihat bahagia dimata orang-orang, tidak perlu lagi mengumbar di sosial media seperti yang De Nhara dulu mau, haha!

"Oke."

◀◻▶

2 years latter.

Bahagia sekali bisa mendengar Zidny sekarang sudah menikah dengan De Nhara, walaupun sebelumnya Salsha sangat marah karena ternyata Salsha di selingkuhi oleh De Nhara namun sekarang dia sudah melepas De Nhara untuk Zidny dan bayinya, bahkan sekarang bayi Zidny sekarang sudah lahir dan sudah beranjak dua tahun.

"Pakai dasinya yang rapi dong yang, kan hari ini mau ke acara ulang tahun anak sahabat kamu yang pertama."

Iqbaal tersenyum manis dikala itu, di kala (Namakamu) mulai memakai kan dasi untuk dirinya. Bagaimana istrinya antusias sekali dengan Zidny membuat dia tersenyum senang.

"Dulu gak suka, sekarang suka banget ya yang!" sindir Iqbaal.

"Gak boleh gitu!"

"Iya-iya."

"Kamu sarapan dulu yang, aku mau ganti baju sebentar aja kok."

Iqbaal mengangguk, meraih ponsel yang ada pada meja nakas lalu melangkah, namun baru saja Iqbaal ingin membuka knop dia teringat sesuatu.

PEMERAN UTAMA✅ | Iqbaal RamadhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang