Jodohku pasti kamu aku yakin, karena dimana pun aku ada disana pasti kamu ada.-
◀◻◻◻▶
(Namakamu) menarik koper besar. Berdiri di depan gedung apartemen yang tinggi. Membaca beberapa tulisan di tembok. (Namakamu) mencoba memastikan lewat panggilan telepon. "Bunda? Aku udah sampai di alamat yang Bunda kirim. Ini tuh apartemen?"
"Iya apartemen. Bunda sudah kirimkan nomor kamarnya. Kuncinya? Apa kamu sudah menerima lewat pos? Jika sudah baguslah. Kalau sudah sampai ingat! Tolong rapikan rumahnya. Mungkin sedikit kotor karena jarang di bersihkan."
(Namakamu) masuk ke dalam lift. Memutar bola mata kesal. Selarut ini. Bunda memintanya untuk bersih-bersih? "Oke deh."
"Eit. Jangan asal oke deh - oke deh! Kata teman Bunda. Anaknya sering berkunjung kesana. Tolong jaga kebersihan, Ya? Jangan bikin malu Bunda! Awas aja kalo ada laporan!"
Memutar kunci. Pintu terbuka setelahnya. (Namakamu) menganga memandang sebuah rumah yang rapi ini. "Wah! Rumah ini surga bagiku. Aku gak akan lewatkan makan malamku sambil melihat pemandangan kota dari jendela." Meraih sendal rumah. (Namakamu) merebahkan dirinya di sofa.
"Jangan rusakin barang-barang! Ingat. Tidak ada satupun barang yang hilang."
"Iya bunda iya. Bawel! Aku matikan!"
Ada dua kamar tidur. (Namakamu) memasuki kamar di sebelah kanan. Meletakkan koper dan bersiap mandi. Tidak ada kamar mandi di dalam. Kamar mandi berada di sebelah dapur terbuka.
"Jadi. Gue akan habiskan waktu gue selama sebulan. Gak akan ada drama Nhara minta di belanjakan. Dan gak akan sampai Nhara tau kalo gue tinggal di sini!" (Namakamu) kamar mandi.
◀◻▶
Beby dan Steffi sangat menyukai jam pulang kampus. Jadi, mereka akan menikmati semuanya di kantin. Namun, tidak untuk Salsha. Cewek itu lebih menyukai menyendiri-pergi ke toko buku depan kampus mencari resensi untuk laporannya.
Salsha memeluk tiga buku tebal di tangan kiri. Satunya lagi membawa cangkir kopi menuju meja depan toko.
"Hragh." Salsha meringgis saat melihat setiap halaman. Tidak ada gambar sedikitpun. Hanya berisi kata yang mungkin akan membuat kepalanya kliyengan. Tapi seketika matanya menoleh setelah seseorang duduk di sebelahnya.
"Loh kamu? Tadi katanya mau nyusul pacar kamu ke studio? Gak mau kan nemenin aku ke toko buku!" Salsha terlihat kesal.
"Lupain aja soal itu. Sekarang aku ada untuk kamu."
Salsha terkekeh. "De Nhara. Kamu benar-benar ya!"
"Kamu lagi baca buku tentang apa?"
"Biasa. Tentang hukum." Salsha tersenyum jahil. "Kemarin emang lagi asik dan gak mau di ganggu ya? Sampai chat aku juga gak kamu bales! Emang jalan kemana sih sama (Namakamu)."
De Nhara mengacak rambut Salsha. "Mall. Nganterin dia beli baju. Tapi kabar baiknya. Dia gak jadi beli dan yang beli itu aku. Di bayarin."
Salsha terkekeh. "Yah. Di bodohin lagi. Tapi kamu beneran gak cinta kan sama dia?"
De Nhara menggeleng. "Cintaku cuma sama kamu."
"Serius?" Tanya Salsha.
"(Namakamu) itu orang terkenal, Sal. Sedangkan gue gak. Followernya hampir puluhan juta. Sudah centang biru dan banyak endors-an. Kamu gak tahu kan berapa gaji endors orang terkenal. Jadi, aku manfaatin situasi. Dengan cara pacaran sama dia bikin namaku naik. Aku di kenal banyak kalangan. Bahkan, sekarang followers juga tambah naik. Dengan begitu akan banyak endors yang masuk. Uangnya bisa untuk kita nikah nanti."
Salsha menganga. "Iya. Terlalu panjang. Semangat Ya? Aku selalu support. Yang penting kamu gak beneran suka sama dia!"
"(Namakamu) jarang up foto aku ke sosmednya. Yang handle Aldi. Jadi aku gak bisa deh bujuk dia buat up! Tapi kayaknya dia bakal up deh. Rayuan aku itu mematikan.
Salsha tersenyum licik. "Nanti pas kamu udah centang biru. Jangan lupain aku. Up juga fotoku banyak-banyak biar aku juga jadi artist."
"Siap Sayang."
"Aku sayang sama kamu. I love you so much!"
"Love you too."
◀◻◻◻▶
Vote sayang.
Aduh kasihan enka di selingkuhin :(
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMERAN UTAMA✅ | Iqbaal Ramadhan
FanficSequel 'tentang,Iqbaal.' "Jika Iqbaal adalah sesuatu yang berharga bagi (Namakamu), maka Iqbaal adalah nafas yang akan selalu (Namakamu) butuhkan."