Thirty Four

17 2 2
                                    

"Jardine?" panggil Mum.

Aku berjalan turun dari tangga sambil memakai sweater. Udara sudah mulai dingin dan sejak kemarin angin berhembus lebih kencang dari biasanya. Aku baru berhasil memasukkan kepalaku ke lubang sweater saat Mum memanggilku dari tangga terbawah.

"Oh, hei Mum."

Mum menaikkan alisnya sedangkan aku merapikan rambut dengan satu tangan. Tanganku yang lain memegang tas kecil yang kemudian kuselempangkan pada bahu setelah aku merapikan rambut. Aku berjalan melewati Mum ke ruang depan dan menarik mantel dari gantungannya.

Mum mengikutiku, "Kau sudah membereskan barang yang kita beli kemarin?"

"Belum," aku mengancingkan mantel, "Akan kulakukan nanti."

"Nanti? Besok kita berangkat pagi, ingat? Jangan merengek padaku jika besok kau belum selesai mengepak barangmu."

Aku menghela nafas panjang, "I have all night to do it, Mum. Lagipula hanya sedikit barang-barang yang belum kubereskan."

That's a lie, suara di kepalaku berkata sengit, kau bahkan belum mengepak pakaian yang kau beli bersama Shane empat hari yang lalu. Oh, memangnya kenapa jika aku belum melakukannya? Memang benar aku belum mengepak pakaian yang kubeli bersama Shane saat kami hangout empat hari yang lalu, aku juga belum mengepak berbagai keperluan baru yang kubeli bersama Mum sehari yang lalu. Aku tahu aku tidak ahli dalam hal packing, tapi aku pasti bisa membereskan itu setelah urusanku hari ini selesai.

"All right, all right, whatever," ucap Mum mengalah, "Dan kau akan pergi kemana?"

"Suatu tempat," bohongku dengan mudahnya, "Hanya ingin berkeliling kota lalu ke kafe Shane. Kenapa?"

"Oh, bagus sekali."

Lalu Mum menghilang ke dapur selama beberapa menit. Aku mengangkat bahu, memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut apa yang dimaksud Mum dengan bagus sekali itu. Pintu sudah terbuka separuhnya, angin di luar mulai menampar-nampar saat Mum menghentikanku.

"Wait up, won't you?" lalu tergopoh-gopoh menghampiriku.

Aku berhenti di pintu dan mendecak, "Ada apa, Mum?"

"Tolong mampir ke Tesco dan beli ini ya." Mum menyodorkan kertas berisi daftar belanja.

Aku memprotes, "Tapi aku tidak pergi ke Tesco dan aku tidak tahu jam berapa aku pulang nanti. Jika Mum menyuruhku berbelanja sekarang, aku tidak yakin Mum bisa memasak makan malam."

"Jardine, yang kuminta kau beli di Tesco bukan barang yang akan kugunakan untuk memasak makan malam. Lagipula—"

Mum bermonolog tentang bagaimana dia yang tidak pernah mengeluh saat aku meminta sesuatu yang mengharuskannya pergi menyeberangi kota. Mum bilang bahwa dia hanya memintaku ke Tesco satu kali, letaknya juga tidak jauh dari arah yang akan kutempuh, dan seharusnya aku tidak boleh memprotes hal yang belum kulakukan (itu tidak benar, aku sudah beberapa kali belanja ke Tesco dan Mum yang menyuruhku). Aku memasang poker face selama Mum berceloteh. Setelah sepuluh menit, aku akhirnya memotong monolog Mum dan berjanji padanya aku akan mampir ke Tesco sebelum pulang. Mum tersenyum lebar, memujiku bahwa aku anak yang baik, dan aku kabur dari sana sebelum Mum mempunyai ide lain untuk menahanku.

Tujuan utamaku keluar adalah untuk menemui Gale Rivendell. Terakhir kali aku melihatnya secara langsung, yaitu saat aku dan Zander pergi hangout. Setelah itu aku tidak menemuinya lagi dan hanya berkirim pesan dengannya, karena aku begitu sibuk dengan Manchester. Selama empat hari aku melakukan yang diminta Gale Rivendell (make up my mind about him), sekarang aku ingin bertemu dengannya untuk membicarakan itu. Aku tidak ingin menunda-nundanya lagi karena besok pagi aku berangkat ke Manchester dan baru kembali ke Fitzrovia pada bulan Desember.

DO YOU EVER WONDER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang