Thirty Five

35 2 4
                                    

Gale Rivendell mengambil tas belanja yang kujatuhkan dan memberikannya padaku. Aku menerimanya tanpa mengatakan apa-apa.

"Kau terlihat—kesal?" ucap Gale Rivendell ragu-ragu.

Kesal, ya? Aku sedang mengutukmu menjadi siput di kepalaku, geramku dalam hati. Tetapi aku tidak menjawabnya, aku memberikan isyarat dengan tatapan supaya Gale Rivendell mengikutiku. Aku berjalan ke arah dapur dan beberapa detik kemudian kudengar langkah Gale Rivendell di belakangku. Mum sedang membuat teh, dia berbalik saat aku dan Gale Rivendell memasuki dapur. Gale Rivendell menyapanya, tapi aku diam saja saat meletakkan barang belanjaan di meja. Mum mengatakan bahwa Gale Rivendell datang sekitar setengah jam setelah aku meninggalkan rumah dan Mum berusaha menghubungiku, tetapi rupanya handphoneku mati. Jadi, Mum menyuruh Gale Rivendell menungguku pulang jika memang dia ingin bertemu denganku.

Aku mendengus pelan. Mum menatap wajahku selama beberapa detik dan tertawa. Aku mengernyit sedangkan Gale Rivendell menyuarakan pikiranku dengan bertanya apa ada sesuatu yang lucu.

Mum tersenyum lebar, "Someone is in trouble, I see," lalu memberikan tatapan berarti pada Gale Rivendell.

Oh ya, seseorang memang berada dalam masalah besar sekarang.

Gale Rivendell memahami maksud Mum dan berkata dengan nada memelas, "Doakan aku keluar dari rumah ini dengan anggota tubuh lengkap, Ma'am."

Aku memberi Gale Rivendell lirikan sinis dan dia menyeringai dengan innocent. Kemudian aku memutar tubuh, menaiki tangga menuju kamar diikuti oleh Gale Rivendell setelah dia memperoleh simpati Mum. Kau akan keluar dari rumah ini dalam wujud siput raksasa, just you wait Gale, batinku.

Gale Rivendell menutup pintu kamarku setelah dia masuk, "Well?"

"What the hell, Gale? Apa yang kau lakukan di rumahku?"

"Aku mencarimu, tentu saja."

"Make up your mind and come to me when you find your answer," aku mengutip pesan singkatnya, "Kau bilang aku yang harus datang padamu jika aku sudah menata pikiranku, bukan sebaliknya."

Gale Rivendell menghela nafas, "Ya ampun, Jardine. Aku tidak memaksudkan itu secara harfiah. Kau tidak harus datang padaku," lalu dia memandang wajahku dan membela diri, "Shane mengatakan padaku kalau kau berangkat ke Manchester besok pagi dan aku panik. Jadi aku pergi ke rumahmu."

"Aku berkeliling London untuk mencarimu, for fuck's sake!"

"What?"

Aku bisa melihat Gale Rivendell meragukan pernyataanku, "Secara harfiah, Gale. Aku mencarimu hingga ke Hyde Park."

Gale Rivendell tampak tersanjung mendengarku mencarinya hingga ke Hyde Park sedangkan aku memiliki keinginan besar untuk mengubahnya menjadi siput raksasa (jangan bertanya mengapa aku terobsesi dengan siput karena aku sendiri tidak memahaminya).

"Dan kau... bahkan tidak mengangkat telepon dariku. Astaga, Gale. Apa sih maumu?"

"Aku meninggalkan handphoneku di kamar. Maafkan aku, oke?" ucap Gale Rivendell.

Aku menarik nafas panjang, berusaha mengontrol diri, "Oh God, please don't make me kill this man."

Gale Rivendell mengerutkan dahi, "Kau juga tidak bilang jika ingin bertemu denganku. Seandainya kau melakukannya, aku tidak akan meninggalkan rumah, pergi ke sini, dan menunggumu selama tiga jam hanya untuk kau marahi seperti ini."

Aku terperangah menatapnya. Seriously? Dia ingin memutar kesalahan padaku sekarang?

"Mana mungkin aku tahu kau akan ke rumahku, Gale. Aku bahkan tidak tahu jika hari ini kau libur. Aku pergi siang ini, berharap menemuimu di kafe Shane, dan mengajakmu bicara," aku menjelaskan dengan emosi, "Kau jangan mencoba membuat ini jadi kesalahanku."

DO YOU EVER WONDER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang