✍✍✍
"Menangislah jika itu membuatmu lebih baik,terbukalah jika itu membuatmu lebih tenang dan Selesaikan jika kamu sudah mempunyai keberanian, karena nyatanya masalah tak akan selesai jika kamu hanya diam "Yunina17❤
*************************
Happy Reading !!✌
Ares diam seribu bahasa dengan punggung yang bersandar pada dinding rumah sakit, niat awalnya tidak ingin ikut campur masalah Athena, tapi salahkan pendengarannya yang terlalu tajam untuk mendengar perbincangan antara Athena dengan dokter laki-laki yang berada jauh di depannya.
"Athena dengar...Om akan berusaha semaksimal mungkin, jangan menangis seperti ini", Dr. Adam Rahardian yang tak lain adalah Om Athena mengelus punggung Athena yang sedang menangis sesenggukan.
Brankar Mars didorong keluar dari ruang rawat inapnya menuju ICU, Dr. Adam berkata ada sedikit gangguan pada jantung Mars, dan denyut nadinya semakin melemah.
"Om janji kan hiks..s-selametin Mars Om" Athena jatuh meluruh di depan Dr.Adam, ia sama sekali tak berani menatap wajah Mars yang terbaring lemah di brankarnya, sampai brankar itu memasuki ruang ICU, Athena tetap berada dalam posisinya bahkan sekarang ia seperti sedang mengemis dihadapan Dokter Adam.
"Mars ? Ada hubungan apa cowok itu dengan Athena ?, Kenapa ada ruang di hati gue yang ngerasain sakit, rasa apa ini ?", Ares membatin dengan pandangan kosong menyaksikan sisi hancur Athena.
***
Keduanya sekarang sudah ada di taman rumah sakit, tempat yang sama dimana Ares mengatakan dirinya sebagai vampir, Athena cukup penasaran dengan hal itu, mungkin nanti ia akan menanyakannya.
"Semua hal di dunia ini sudah terikat dengan takdir, semuanya mempunyai sisi bahagia masing-masing, tergantung cara kita menyikapinya".
Athena menolehkan pandangan ke samping dimana Ares baru saja mengatakan hal itu.
"Ya gue tau, tapi terkadang kita lalai menempatkan emosi, kita lalai menjaga sikap, sama kayak gue,, hiks,,hiks,, gue ngerasa bahagia diatas penderitaan orang lain, semua itu karena gue hiks,, hiks,,andai kejadian itu tak terjadi mungkin__hiks hiks"Athena tak melanjutkan perkataannya karena terisak kuat, kedua tangannya menangkup wajah dengan siku yang bertumpu pada paha.
Flashback on
"Mars ihhh, jangan jahil dong !!" Athena merengek manja seraya menepis tangan Mars yang terus saja mengincar wajahnya, mulai dari mencubit pipi, hidung, dan tak lupa mencengkeram pelan rahang Athena sehingga bibir Athena mirip seperti bebek.
"Hahahaha, Sava-nya Mars lucu banget sih, kayak bebek".
Sava, Itulah panggilan sayang Mars kepada Athena, gak salah kan ? Toh nama panjangnya 'Athena Veda Alsava'.
"Ishh,,, kita ngapain sih kesini ?, Ini juga kenapa ada lilin, emangnya listriknya padam ?sama bunga juga, emang ada orang meninggal ?",Athena mengedarkan pandangannya pada seisi Restoran itu, sangat indah...tidak jauh dari tempatnya ada seseorang memainkan biola, lilin-lilin putih tertata rapi di seluruh penjuru ruangan, yaa.. memang keduanya sekarang berada pada ruangan khusus, dan Athena sangat yakin kalau Mars yang membooking ruangan VVIP ini untuk mereka berdua.
"Huft,,, ini semua buat kamu, apa sih yang enggak buat Sava-nya Mars...Sava jangan lihat yang lain dong, ini aku lagi mau ngomong serius",
Athena yang semula masih mengagumi interior Restoran itupun mengalihkan pandangannya, Athena diam ketika merasakan hawa keseriusan dari tatapan mata Mars.
![](https://img.wattpad.com/cover/197948722-288-k118435.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ares✔ [Proses Revisi]
Teen FictionMasih menjadi teka-teki mengapa seorang Ares Putra Agra selalu menutup matanya ketika berkelahi. Kelakuannya itu selalu mendapat tatapan remeh dari musuhnya, tapi ia dapat membuktikan kehebatannya dalam bela diri meski dengan mata tertutup sekalipun...