35

662 57 5
                                    

Nine dan Joong kembali ke rumah setelah mampir sebentar di apartemen Ben, dan entah bagaimana Earth juga ada di sana. Mungkin karena hubungan baik keluarga masing-masing, atau............

"Apa Earth dan Ben tinggal bersama?" tanya Nine setiba di kamarnya

"Uhm. Apa yang mengganggu pikiran phi?"

"Apa mereka tidak saling menyentuh seperti yang kita lakukan?"

Joong tersenyum maklum  "Mereka tidak bisa, phi"

"Kenapa? Bukankah mereka saling suka?"

"Ben dan Earth memang saling menyukai, tapi mereka tidak bisa saling menyentuh seperti kita"

"Kenapa?"

"Mereka takut akan melewati batas yang sudah dibuat. Sekali mereka melewati batas, tidak ada jalan untuk mundur. Seperti apa yang menimpa phi dan aku"

Nine mengerjap-ngerjapkan matanya

"Kenapa?" heran Joong

"Entah kenapa aku bersyukur karena sudah melewati batas yang ada di antara kita" enteng Nine

Joong tersenyum, mengacak rambut Nine

"Aku turun dulu. Aku ingin bicara dengan papa"

"Tentang?"

"Kepindahan kita. Apa phi lebih suka tinggal di rumah?"

Nine langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat

"Kalau begitu aku harus segera membicarakannya dengan papa"

"Aku saja"

"Iya?"

"Biar aku saja yang bicara dengan papa, kamu tunggu di kamarku" ujar Nine melenggang dengan senyum di wajahnya

"Phi!" khawatir Joong

.
.

"Pa" tegur Nine

Papa yang sedang sibuk dengan laptop di ruang kerjanya, hanya menggumam tidak jelas

"Aku dan Joong ingin balik tinggal di apartemen" gugup Nine

Papa akhirnya menoleh

Nine menelan ludah

"Apa ada sesuatu yang tidak bisa kamu dan Joong lakukan di sini, tapi bisa kalian lakukan di apartemen hingga membuatmu buru-buru ingin kembali ke apartemen?" tanya papa sambil bersedekap

"Itu... Iya" gugup Nine

"Apa itu? Apa yang bisa kalian lakukan di sana tapi tidak bisa kalian lakukan di sini?"

Nine bungkam. Mustahil baginya untuk bilang dengan terus terang tentang apa yang tidak bisa dia dan Joong lakukan di rumah.

"Katakan" tenang papa

Nine tidak berani menatap papa sedikitpun, dia terus mengalihkan pandangannya. Entah ke langit-langit, ke lantai ataupun dinding. Nine berusaha keras menghindari kontak mata dengan papa.

"Nine" tekan papa

Nine mengerucutkan bibirnya "Seharusnya papa sudah tahu, bagaimanapun kami adalah kekasih"

Papa menghela napas "Hubungan kalian sudah sejauh itu?"

"Iya, pa" Nine kembali gugup

Papa terdiam sambil menatap putra semata wayangnya

Nine menangkap kekhawatiran papa, lalu menghampiri

"Jangan khawatir. Joong akan merawat dan menjagaku dengan baik" senyum manis Nine

Biarkan aku Mencintaimu, Sekarang dan SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang