Satu bulan lebih tiga minggu
Nine duduk di meja makan menikmati sarapannya, seorang diri.
Dia memakan sarapannya dengan enggan, tidak nafsu makan.
Nine menghela napas panjang, meletakkan sendok-garpu lalu membereskan makanannya yang hanya dia sentuh sesendok saja.
Jangan tanya Joong ke mana? Dengan siapa? Dan lagi apa? Jangan!
Tok! Tok! Suara pintu di ketuk
Nine menoleh, lalu melenggang dengan tenang. Dia tahu bahwa yang mengetuk bukanlah Joong. Joong sudah berangkat ke kampus pagi-pagi sekali, bisa juga di sebut subuh.
"Phi Nine? Phi baik-baik saja?" kaget Pavel melihat wajah lusuh Nine
Nine tersenyum kecut
Pavel menghela napas dengan menjatuhkan bahunya. Dia tahu siapa yang membuat Nine seperti sekarang. Joong. Siapa lagi?
"Masuklah" lesu Nine
"Apa phi sakit? Aku bisa antar ke rumah sakit atau klinik. Hari ini aku luang, aku bisa menemani phi sepanjang hari" lembut Pavel, dia khawatir dengan keadaan Nine
"Bagaimana dengan Dome? Apa kamu tidak ingin bertemu dengannya?"
"Phi Dome sudah bekerja, phi. Kami hanya bisa bertemu saat phi Dome sudah pulang kerja. Jadi aku akan menemani phi hari ini"
Pavel merengkuh bahu mungil Nine, menuntunnya ke meja makan
"Aku tidak sakit, Pavel. Kenapa kamu memperlakukan aku seperti orang sakit?" tawa garing Nine
"Phi jelas sakit. Kebetulan aku membawa mobil, ayo ke klinik"
"Pavel"
"Phi, aku mohon. Aku tidak tega melihat keadaan phi sekarang. Phi Dome akan memarahiku jika membiarkan phi dalam keadaan seperti ini, dan Joong mungkin akan menguburku hidup-hidup" bujuk Pavel
"Kamu memaksaku untuk ke klinik untuk kebaikanmu sendiri?" senyum Nine
"Iya. Tapi tentu saja untuk kebaikan phi juga. Ayo, ke klinik" bujuk Pavel
"Aku mengerti. Biarkan aku ganti baju dulu" ujar Nine
"Ok" senyum lebar Pavel
Nine melenggang ke kamarnya dan mengganti pakaiannya
.
."Apa phi akhir-akhir ini tidak tidur?" tanya Pavel
Nine dan Pavel akhirnya kembali setelah pergi ke klinik
"Uhm" Nine membuka pintu lalu masuk, Pavel mengekor tepat di belakang Nine
"Kenapa?"
"Hanya tidak bisa tidur saja" asal Nine
Nine melenggang ke dapur, mengambil segelas air lalu meminum obatnya
Pavel mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu
"Phi menunggu Joong, bukan?" Pavel menatap lurus punggung Nine
Nine diam tidak bergerak, memunggungi Pavel
"Phi. Phi tidak perlu menunggu Joong pulang dari kegiatan organisasinya di kampus. Itu hanya akan menyiksa phi"
"Aku tahu" Nine berbalik
Pavel tersentak, dan langsung berdiri melihat betapa terlukanya ekspresi wajah Nine.
"Tapi aku tidak bisa menghentikan diriku sendiri untuk tidak menunggunya. Aku merindukannya Pavel. Aku merindukan Joong"
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan aku Mencintaimu, Sekarang dan Selamanya
FanfictionBerdasarkan kemampuan imajinasi ©EROppa