Aku membuka mataku perlahan
Hidungku berkedut
Bau obat.
Apa aku ada di rumah sakit? Sepertinya iya
Karena begitu mataku terbuka lebar, aku melihat saluran infus di tanganku.
Kenapa aku bisa berada di sini?
"Nine!!" seru mama begitu membuka pintu
"Nine!" Mama lalu berlari menghampiriku dan memelukku
"Apa ada yang sakit? Apa perlu mama panggilkan dokter?"
"Tidak perlu, ma" senyumku lemah
Aku melihat sekeliling, hanya ada mama di sini.
Di mana dia?
Di mana Joong?
"Apa kamu sedang mencari Joong?" ketus mama
"Ma, kenapa bicara dengan nada seperti itu?"
"Bukankah Joong yang membuatmu seperti ini?"
"Apa?"
"Semalam kalian bertengkar, bukan? Apa yang Joong lakukan sampai kamu pingsan dan mengalami tekanan berat? Apa benar kalau sebenarnya selama ini kalian tidak akrab?" omel mama
"Ma, ini tidak seperti yang mama katakan. Joong tidak salah apapun di sini"
"Jangan membelanya terus. Kamu terlalu memanjakannya"
"Ma, sekarang di mana Joong?"
"Di rumah. Bicara dengan papa mu"
Apa yang harus aku lakukan?
Sekali lagi, aku membawa Joong ke dalam masalah.
"Permisi"
Aku dan mama menoleh
"Siapa?"
"Pavel. Dome"
Mama menoleh padaku
"Mereka temanku, ma. Bisa tinggalkan kami bertiga sebentar?"
"Ok" kikuk mama lalu meninggalkan kamar inap ku
"Apa kamu merindukan suasana rumah sakit?" ujar Dome
"Apa Joong yang memberitahu kalian kalau aku di rawat?" tanyaku
"Tentu saja, phi. Siapa lagi?" sahut Pavel
"Joong mengkhawatirkanmu. Tapi dia tidak bisa datang karena papa mu melarangnya" ujar Dome
"Phi, sebenarnya apa yang terjadi? Apa Joong memukulmu?" tanya Pavel
Aku menggeleng
"Lalu?"
"Aku mengkhianati Joong"
Pavel sontak melihat ke arah Dome, dengan mata melebar. Parno.
"Kenapa kamu melakukannya? Apa Joong melakukan sesuatu yang membuat perasaanmu goyah?" ujar Dome
Pavel menoleh padaku
"Mungkin apa yang dikatakan Joong ada benarnya"
"Apa yang Joong katakan padamu?" tanya Dome
"Joong bilang bahwa aku tidak pernah benar-benar mencintainya" aku tersenyum mengasihani diri sendiri
"Joong sungguh mengatakan hal itu pada phi? Kenapa?" heran Pavel
"Aku sudah membiarkan pria lain menciumku"
Pavel menurunkan bahunya dengan helaan napas berat
Dome menatapku tidak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan aku Mencintaimu, Sekarang dan Selamanya
Fiksi PenggemarBerdasarkan kemampuan imajinasi ©EROppa