25. CERITA DI PASAR MALAM

24.9K 743 39
                                    

Happy reading!
Follow ig rp:
(at): arjunaarnedra
(at): inaramaureinsya
(at): wattpadkatafuka ( more info about of wattpad katafuka )

Ramaikan hastag: #365DayswithArjuna #365DWA

*******

"Tidak akan kulupa senyuman manismu yang mengalahkan manisnya permen kembang kapas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak akan kulupa senyuman manismu yang mengalahkan manisnya permen kembang kapas."

- 365 Days with Arjuna -

***********

Sesuai janji Arjuna kepada Inara. Hal yang Inara ingin dikabulkan oleh Arjuna adalah pergi ke pasar malam. Sangat sederhana, pikir Arjuna saat Inara memintanya. Namun, meskipun terdengar sederhana Arjuna percaya bahwa kesederhanaan itu akan terasa istimewa jika dilakukan bersama orang terkasih.

Malam ini, ibarat malam kencan pertama sekaligus percobaan awal bagaimana mereka berdua saling memulai sebagai pasangan remaja. Satu sisi Arjuna merasakan euforia yang tak henti-hentinya membuat ia tersenyum, tetapi di sisi lain yang berbeda ada Fanya yang terlihat murung saat mengetahui bahwa Arjuna merencanakan kencan dadakan bersama Inara.

"Jadi kamu beneran udah pacaran sama Inara?" Seperti biasa Fanya sudah berada di rumah Arjuna, perempuan itu selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke sana, bertepatan Arjuna yang mendadak ingin pergi Fanya malah ingin tahu kenapa Arjuna terburu-buru meminta Inara menjadi kekasihnya, padahal posisi saat ini Arjuna masih terikat dengan dirinya, terkecuali mereka sudah lepas ikatan Fanya tak mempermasalahkan hal itu.

"Gue enggak mau menyia-nyiakan waktu," jawab Arjuna.

"Tapi posisinya kamu masih tunangan aku, gimana kalau Ayah kamu dan Ayah aku tahu?" Fanya menyilangkan tangannya di depan dada, lalu menatap Arjuna serius.

Arjuna menghela napas pelan. "Kalau mereka tahu pun, pasti enggak akan mempermasalahkan ini. Lagian kita berdua enggak akan lama juga udah beda status."

Fanya mendesis. "Juna, kapan sih kamu sedikit pun lihat aku ini sebagai tunangan? Bukan sebagai rekan. Lihat sisi perasaan aku, bukan dari ikatan ini. Tapi dari pandangan lain."

"Gue paham arah ke mana ucapan lo ini," balas Arjuna tenang. "Tapi maaf Fanya, sampai kapanpun perasaan gue tetap sama. Hati gue hanya untuk Inara. Enggak akan ada yang bisa mengubah itu semua, enggak lo ataupun yang lainnya. Karena seluruh hati gue sedari dulu emang untuk dia. Tapi bukan berarti gue jahat ke lo, gue tetap menghargai diri lo cuma masalahnya untuk membalas perasaan lo ke gue..." Arjuna menjeda sebentar ucapannya dan sedikit mengikis jarak pada Fanya. "Maaf gue enggak bisa, sampai nanti kematian gue tiba. Gue cuma mau mencintai seseorang aja. Itu Inara."

Mata Fanya merasa panas, antara ingin marah dan kecewa. Fanya juga harusnya sadar, ia berulang kali sudah ditampar kenyataan bahwa Arjuna tidak akan mungkin ia bisa genggam. Benteng pembatas antara dia dan Arjuna semakin menjulang tinggi membuatnya terbatas untuk menggapai Arjuna. Rasa iri Fanya kepada Inara terasa sakit, namun Fanya tidak se-childish itu untuk berbuat nekat agar dirinya bisa menggeser posisi Inara.

365 Days with ArjunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang