24. JANJI

23.7K 726 21
                                    

Happy reading!
Jangan lupa vote dan komen ya!!

"Tidak akan ada janji yang bakalan gue ingkari sebelum semuanya terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak akan ada janji yang bakalan gue ingkari sebelum semuanya terlambat. Jadi ... teruntuk, tuan putri. Silakan, apa permintaanmu?"

- Arjuna, 365 DWA -

********

"Kak, kamu kayaknya berlebihan deh. Ira itu cuma luka kecil doang."

Usai memasangkan hansaplast pada luka di atas pelipis Inara. Arjuna masih terus memberikan kompresan es batu kecil di kain pada area sekitar luka tersebut.

Arjuna mendesis pelan. "Mau lo kena luka kecil apa enggak, itu sama aja buat diri gue terluka."

"Karin emang gila, gue harus awasin dia. Takut bertindak yang lebih gila lagi. Ini udah termasuk kekerasa kriminal, Inara."

"Tapi, Kak. Mungkin aja dia enggak sengaja. Lagian aku beneran enggak papa."

Arjuna menarik napas dalam, dan menaruh kompresan tersebut. Rasanya sedikit tidak suka ketika Inara bertindak seolah-olah menolak perhatian dan kepeduliannya. Arjuna meringsut menjauh.

"Gue khawatir, itu aja." Suara pelan itu tersirat ada rasa kecemasan dan nada yang kecewa.

Inara terbungkam, menatap lekat pada netra legam Arjuna yang terlihat bahwa memang dia sekhawatir itu pada dirinya. Kadang Inara bingung harus menyikapinya seperti apa?

Karena Inara juga takut bahwa apa yang ia rasakan untuk Arjuna adalah hal yang salah. Apalagi Arjuna meski pernah menyatakannya perasaannya, tak bisa dipungkiri masih ada hati lain yang ada di sisi lelaki itu, yaitu Fanya. Namun, mengapa Arjuna mempertahankan hubungan itu jika lelaki itu sendiri mempunyai perasaan sedari lama untuknya?

Inara sungguh bertanya akan hal itu.

Ia perempuan yang tidak mau menyakiti hati perempuan lain.

Ia paham rasanya.

Sangat sakit. Itu pasti.

Jadi, Inara harus berbuat apa?

Apakah ia urungkan saja perasaannya yang mulai timbul untuk Arjuna ini?

Apakah ia harus menjauh dan menjaga jarak dengannya?

Ayolah! Inara dilanda kebingungan dan perasaan tak menentu.

"Raaa?"

Seketika suara Arjuna yang memanggil itu membuat Inara tersentak dan tergagap. Menatap Arjuna dengan tatapan cengo.

"Apa kak?"

"Kok diem?" Arjuna menyipit heran. "Lo diemin gue karena hal ini?"

Inara menggeleng cepat. "Enggak kok! Aku cuma mikirin kenapa Kak Arjuna sepeduli itu sama aku? Padahal kakak sendiri punya cewek."

365 Days with ArjunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang