“Jangan mikirin soal orang lain yang memedulikan seberapa cantik dan sesempurna apa diri lo. Tapi lo harus menunjukkan bahwa lo itu punya potensi yang enggak terbatas dan bisa menutupi segala kekurangan itu dengan kelebihan yang lo miliki.”
— Nadiva Rafika —
******
“Dari mana kamu?"
Baru saja Arjuna mau masuk ke kelas, tapi ada seorang cewek berambut panjang dan hitam legam menarik lengannya dan membawa Arjuna ke dekat kelas yang kosong. Dia adalah Fanya Ilvana, cewek yang telah menyandang status sebagai tunangan Arjuna. Klise saja hubungan Fanya dan Arjuna adalah mereka telah dijodohkan sejak kecil. Tetapi Arjuna sama sekali tidak menerima pertunangannya dengan Fanya, dan hanya menganggap Fanya sebagai teman kecilnya tidak lebih.
“Belakang sekolah," jawab Arjuna, cuek.
“Ngapain kamu?”
“Ngapain aja.”
Fanya berdecak pelan dan menghela napas kasar. “Arjuna, aku tahu di sekolah kita enggak boleh ekspose hubungan ini. Tapi bukan berarti aku enggak boleh tahu apa yang kamu bicarakan sama Inara, pacarnya Nolan itu.”
“Ralat, udah jadi mantan sekarang," ujar Arjuna.
“Mantan?”
“Mereka putus.”
Fanya nampak sedikit terkejut. “Kok bisa?”
“Karena Nolan, sepupu lo itu mandang seseorang dari fisiknya aja.”
Yaps, benar sekali. Selain tunangan Arjuna, Fanya sendiri adalah sepupu Nolan. Jadi, otomatis mereka memang saling kenal satu sama lain. Dan dilihat dari raut wajah Fanya, cewek itu nampak tidak percaya. Ia merasa bahwa ucapan Arjuna hanyalah candaan, atau pengalihan pembicaraan saja.
“Jangan bohong kamu, Nolan itu sayang banget sama Inara. Jadi, mana mungkin dia mutusin Inara,” ujar Fanya.
Arjuna berdecak. “Serah lah, gue bodo amat. Yang penting Inara bebas dari cowok modelan kayak Nolan.”
Arjuna melangkahkan kakinya pergi dari sana meninggalkan Fanya. Arjuna merasa cukup malas jika menghabiskan waktu lebih lama bersama Fanya, jadi lebih baik dia kembali saja ke kelas. Fanya hanya bisa pasrah menatap kepergian Arjuna.
Di dalam hati dia masih tidak percaya kalau Nolan benar-benar putus dari Inara.
********
“Lo kenapa putusin Inara?”
“Bukannya lo sayang sama dia?"
Ketika berada di dalam kelas dua belas IPS-3, Arjuna sudah duduk di depan meja Nolan dan menanyakan perihal tersebut. Nolan mengangkat alisnya ke arah Arjuna, mungkin Nolan merasa bingung kenapa temannya itu bertanya hal tersebut.
“Kenapa lo tiba-tiba nanya itu?" Nolan berbalik bertanya. “Apa lo tahu?”
Arjuna tersenyum tipis dan mengangguk singkat. “Lo berengsek, Lan.”
Nolan menutup bukunya, menyenderkan diri di bangku sambil memejamkan mata. “Gue enggak berengsek. Ada alasan lain yang enggak bisa gue kasih tahu ke dia dan putus adalah jalan satu-satunya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days with Arjuna
Dla nastolatkówSEGERA DIFILMKAN🎬🤍 ❝Jika tujuanku adalah kamu, maka aku akan mencapainya.❞