"Merendahkan seseorang sama saja merendahkan dirinya sendiri."
- Rafika -
**********************
VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA YA, BIAR CEPAT UPDATE, XIXIXI.
**************
Yang mau join grup pembaca bisa cek bio aku ya, kita open di WhatsApp.
****************
Hari ketiga tanpa adanya Arjuna di sekolah, merupakan satu hal yang kurang bagi Inara. Rasa-rasanya Ia merasa ada yang hilang. Seseorang yang selalu muncul secara tiba-tiba, kini dia pun juga menghilang secara tiba-tiba. Ingin menanyakan perihal Arjuna kepada Fanya namun nyalinya tak cukup, Ia takut dengan gadis itu.
Terlebih lagi pesan yang Ia kirimkan tiga hari lalu, sama sekali tidak ada tanda-tanda dibaca ataupun dibalas. Arjuna seperti menghilang begitu saja, saat Inara bertanya pada Nolan lelaki itu juga tidak tahu kabar Arjuna.
Lantas, ke mana Arjuna?
Mengapa lelaki itu tiba-tiba menghilang sejak di mana dia mengajaknya makan eskrim? Apa yang terjadi sebenarnya?
"Inaraaaaaa!"
Suara teriakan yang memanggil namanya membuat Inara menoleh ke belakang, dan ternyata itu Rafika. Inara menggelengkan kepala dengan heran, masih pagi tetapi Rafika sudah heboh sendiri di koridor sekolah.
"Pagi Inaraaa," sapa Rafika cengar-cengir.
"Hadeh, iya pagi juga," balas Inara. "Kamu ya masih pagi tapi udah teriak-teriak aja, untung belum banyak orang coba kalau lagi rame. Bisa-bisa gendang telinga mereka pecah kali ya."
Rafika tertawa terbahak-bahak, lalu menggandeng lengan Inara dan mereka berjalan bersama menuju kelas.
"Lo enggak liat wajah gue hari ini menampakkan kalau gue lagi bahagia," ujar Rafika. "Mau tahu enggak kenapa?"
"Kenapa tuh?"
"Uang hasil ngegame gue selama ini, gue pakai buat beli peralatan konten. Dan alhasil selama seminggu ini Yoatube gue naik followersnya, dan yang lebih bikin gue seneng lagi itu jam tayang video-video gue udah masuk persyaratan monetisasi."
"Maksudnya?"
"Artinya gue bisa aja dapat pemasukkan dari konten-konten gue, Inara. Kyaaa ... gue seneng banget!"
Inara langsung melebarkan senyumannya bahagia karena ikut senang mendengar kabar itu. Ah, Rafika ini memang orang yang gigih akan keinginanannya menjadi gamers perempuan, mencoba membuat konten dan menghasilkan sesuatu yang berguna baginya juga Mamanya. Sungguh hal yang membanggakan.
"Selamat ya Fika, kamu hebat banget! Aku salut sama kamu tapi ingat ya ngegame boleh jangan sampai lupa waktu. Tubuh kamu juga perlu istirahat," ucap Inara.
"Siap, Inara. Ah, perhatian banget sih."
"Kan aku teman kamu."
Rafika tersenyum dan mencubit pipi Inara gemas.
"Oh iya Ra, beberapa bulan lagi bakalan ada ajang lomba fashion show. Lo udah nyiapin diri untuk ikut?"
Ceplas!
Inara menepuk jidatnya. Dengan helaan napas yang panjang, Inara mengedikkan bahunya.
"Aku tiba-tiba jadi enggak yakin buat ikutan," ucap Inara.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days with Arjuna
Roman pour AdolescentsSEGERA DIFILMKAN🎬🤍 ❝Jika tujuanku adalah kamu, maka aku akan mencapainya.❞