29. GELAP YANG MENYAKITKAN

20.1K 686 32
                                    

Follow ig:
@_katafuka

@arjunaarnendra
@inaramaureinsya

JANGAN LUPA VOTE + KOMEN
SELAMAT MENABUNG UNTUK VERSI NOVEL.

**********

Fanya menatap Arjuna yang terbaring di atas brankar dengan mata sayu setengah mengantuk. Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Semalaman perempuan itu menjaga Arjuna di rumah sakit, hingga tidak bisa tidur di ruang rawatnya. Bagaimana Fanya bisa tidur saat Arjuna tengah kambuh, lalu Fanya mengelus pelan rambut Arjuna.

"Kamu beneran kuat ya Arjuna, bahkan sampai detik ini kamu masih semangat untuk sembuh.  Semoga kamu diberikan umur yang panjang ya Arjuna, aku bakalan selalu ada di sisi kamu ya meski sebenarnya kamu sama sekali enggak ada rasa sama aku. Enggak masalah kok, lagian cara mencintaiku ke kamu enggak harus memiliki bukan? Aku tinggal jagain, dan berusaha untuk terus ada."

Arjuna tidak menjawab, keheningan yang menemani Fanya yang berbicara. Kemarin seusai melakukan check-up rutinan mengenai penyakit Alzheimer Arjuna, mendadak lelaki itu pingsan dan mengalami gangguan pernapasan, sehingga hari ini Arjuna harus mendapatkan perawatan lebih lanjut dan izin tidak masuk sekolah.

"Juna," lirih Fanya. "Apa kamu enggak mau cerita ke Inara? Dari semalam dia chat kamu terus, kayak orang bingung. Pasti dia kaget sama perubahan sikap kamu kemarin di sekolah. Yang biasanya kamu sering nyamperin dan anterin dia pulang sekolah, kemarin kamu sama sekali enggak nyamperin dia bahkan kamu bilang enggak kenal sama dia. Juna... aku tahu dia orang yang kamu cintai dan kamu enggak mau dia kepikiran soal penyakit kamu, tapi apa enggak sebaiknya berterus terang? Dia harus tahu soal ini."

"Kalau kelamaan nutupin dan malah dia tahu sendiri, pasti dia kecewa berat sama kamu."

Kemudian pergerakan jemari tangan Arjuna membuat Fanya membulatkan matanya. Secara perlahan juga kedua kelopak mata Arjuna bergerak-gerak, dan Arjuna bisa melihat Fanya di depannya.

"Puji syukur banget, akhirnya kamu sadar juga Arjuna." Rasa terharu membuat Fanya menitihkan air mata, dan dengan gerakan perlahan menyeka ujung mata Fanya.

"J-Jangan pernah nangis di depan g-gue," ucap Arjuna serak.

"Kamu bikin khawatir tahu enggak!"

"Semalaman aku selalu nungguin kamu, dan akhirnya kamu bangun juga."

"Maaf ngerepotin lo," kata Arjuna pelan. "Lo sekolah kan hari ini?"

"Iya dong, habis ini aku mau pulang tapi aku udah kabarin Om Rendra buat gantian jagain kamu."

"Sekali lagi makasih Fanya."

"Sama-sama Arjuna."

Kemudian Arjuna bergerak bangun, dan menyenderkan dirinya di bantal. Matanya menatap ke arah jendela luar, ternyata masih gelap.

"Jam berapa sekarang?"

"Jam setengah lima. Kenapa?"

"Gue pengen keluar."

Fanya melotot dan menggeleng. "Enggak! Kamu harus di sini! Kamu baru siuman, jangan aneh-aneh deh."

365 Days with ArjunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang