Berkali-kali ia merapikan rambutnya melalui kaca spion, memastikan rambutnya baik-baik saja. Ia ingin penampilannya terlihat istimewa di mata gadis itu. Begitu sosok yang ia tunggu tengah berjalan ke arahnya, dengan sigap ia berdiri tegap dan tersenyum, menyambut gadis itu.
Ada yang berbeda dari gaya berpakaian Gita.
Gadis itu mengenakan dress selutut dan sneakers putih. Menggemaskan, membuat Erigo tidak bisa menyembunyikan senyumnya.
"Cantik." puji Erigo sembari membuka pintu mobil untuk Gita.
Gadis itu tersipu malu. "Makasih."
Erigo mengendarai mobilnya begitu semuanya telah siap. Hari ini, mereka memiliki rencana yang sudah lama ingin dilakukan. Sepanjang perjalanan, Erigo terus-menerus memuji kecantikan Gita dan gadis itu mengatakan Erigo untuk berhenti karena ia sangat malu.
"Cantiknya pacarku." goda Erigo lagi.
Gita yang sudah mulai jengah, menatap Erigo dengan memelas. "Udah, dong. Aku nggak mau pukul-pukulan."
Erigo tertawa pelan. Entah kenapa, ia senang melihat Gita berusaha mati-matian untuk menjadi pacar yang seharusnya. Seperti perempuan lain, yang selalu berlaku lembut kepada pacarnya. Ia tahu, sedaritadi Gita ingin memukul bahunya dan mengeluarkan kata-kata baku hantam agar Erigo benar-benar berhenti. Tetapi, gadis itu berusaha menahan semua itu dan menurut Erigo, ia sangat lucu. Benar-benar.
"Sebenarnya, aku kangen dipukul kamu, loh?" ujar Erigo, lalu melirik Gita. "Kamu tahu, kan, cuman kamu yang bisa pukul aku."
Tidak bisa menahannya lagi, Gita melayangkan pukulan bertubi-tubi, membuat Erigo berteriak meminta ampun. Pria itu meminta maaf ke Gita, tetapi gadis itu mendengus kesal.
"Bodo, ah!" seru gadis itu murka.
"Iya, iya. Maaf." ucap Erigo sembari meringis.
Gita melipat kedua tangannya dan melemparkan pandangannya ke luar. Kapan, sih Erigo bisa dewasa? Kapan Erigo bisa mengerti? Gita berusaha memperbaiki sifatnya. Ia ingin menjadi pacar yang baik, seperti hal-hal yang dilakukan wanita lain di luar sana, yang membuat kekasihnya semakin jatuh hati padanya. Tetapi, kenapa Erigo selalu menanggapi usahanya dengan kekanak-kanakkan?
Gita kesal dibuatnya.
"Jangan melakukan hal-hal yang bukan kamu," ucap Erigo tiba-tiba. "Aku mencintai Brigitta Novera, bukan wanita lain. Jadi, jangan mencoba menjadi wanita lain karena spesies Brigitta Novera diciptakan Tuhan khusus untukku."
Akhirnya, Gita menemukan jawabannya. Ia menatap Erigo yang seringkali mencuri pandang ke arahnya dan tersenyum hangat. Gita meraih tangan kiri Erigo yang nganggur dan menggenggamnya erat. Ia ingin memastikan bahwa Erigo kembali kepadanya. Gita ingin selalu memastikan kenyataan yang indah ini. Kenyataan yang selalu ia impikan akhir-akhir ini. Bersama Erigo kembali.
Gita tidak akan berusaha mengubah dirinya lagi. Menjadi Brigitta Novera yang dicintai oleh Erigo Pratama adalah suatu kelebihan yang hanya dimiliki oleh dirinya.
Erigo membalas genggamannya dengan erat.
"Kita udah sampai."
Gita menatap bangunan yang terlihat baru itu. Ada beberapa perubahan karena renovasi. Intinya, bangunan tersebut lebih megah dibanding dulu. Tidak seperti bangunan tua yang catnya mulai mengelupas. Terlihat baru.
SMA Taruna Bangsa.
Mereka bergandengan tangan dan memasuki gedung itu. Karena hari ini hari minggu, sekolah menjadi sepi. Hanya ada beberapa murid yang latihan drumband di lapangan. Mungkin untuk lomba atau hari peringatan lainnya. Menyusuri lorong sekolah ini membuat Gita mengenang kembali ketika ia bersekolah di sini. Awal masuk SMA terasa berat untuknya. Semua orang terasa membencinya karena sifatnya yang keras. Hal itu membuat Gita ingin menjadi seseorang yang menonjol dan memilih untuk mendaftar menjadi ketua OSIS. Saat tes ketua OSIS, ia bertemu dengan pria menyebalkan, yang meminta jawaban darinya, namun diacuhkan. Tanpa Gita sadari, pria menyebalkan itu perlahan mengubah neraka ini menjadi taman bunga. Pria menyebalkan itu, kini menggenggam tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EnG's-02: Stairway [COMPLETE]
Teen Fiction[SEQUEL OF ELEVATOR] Erigo dan Gita, dua orang yang dulunya tidak pernah mau akur. Tapi itu 'dulu', sebelum ada jembatan yang menghubungi hati mereka masing-masing. Ya, sebelum ada cinta. Mereka dipertemukan di Paris, setelah delapan tahun...